Dientry oleh Risda Hutagalung - 02 March, 2021 - 535 klik
Keikutsertaan BLI KLHK dalam Sidang UNEA-5

" Dalam ministerial declaration Indonesia, Wamen menyampaikan 3 prioritas area yang menjadi fokus Indonesia, yaitu green recovery; healthy ecosystems dan healthy people; serta sustainable food systems. "

[FORDA] _Seperti yang ditetapkan oleh United Nation for Environment Programme (UNEP), United Nation Environment Asembly (UNEA) fase pertama telah dilaksanakan pada 22-23 Februari 2021 secara virtual. Memimpin delegasi RI dalam perhelatan global tersebut, Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Dr. Alue Dohong didampingi oleh Kepala Badan Litbang dan Inovasi (BLI), Dr. Agus Justianto dan Peneliti pada Pusat Litbang Hasil Hutan sekaligus Plt. Kepala Bagian Program dan Kerja Sama – Sekretariat BLI, Dr. Krisdianto serta sejumlah pejabat tinggi Kementerian LHK lainnya.

Dalam ministerial declaration Indonesia, Wamen menyampaikan 3 prioritas area yang menjadi fokus Indonesia, yaitu green recovery; healthy ecosystems dan healthy people; serta sustainable food systems.

“Sebagai bagian dari program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), Pemerintah Indonesia meluncurkan program pemulihan yang ramah lingkungan, termasuk rehabilitasi mangrove, melalui kegiatan padat karya, dan pembangunan food estate berkelanjutan,” ujar Wamen Alue.

Di samping menyampaikan peran penting terkait keberhasilan penanganan lahan gambut dalam mengatasi masalah lingkungan termasuk perubahan iklim, melindungi keanekaragaman hayati, dan berkontribusi pada kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat lokal, Indonesia juga mengusulkan isu-isu yang selama ini telah menjadi kepentingan nasional diantaranya pencegahan perdagangan ilegal bahan kimia, limbah plastik, dan merkuri, serta potensi sustainable blue economy.

Dalam kesempatan tersebut disampaikan juga tentang konvensi minamata terkait merkuri. Hal ini terkait peran Indonesia sebagai tuan rumah pada pertemuan COP-4 Minamata Convention on Mercury mendatang. Konvensi minamata akan diselenggarakan di Bali, November 2021 ini. Seluruh negara anggota UNEA diharapkan dapat berpartisipasi dalam agenda penting ini, demi penguatan jejaring kerja sama, khususnya dalam perkembangan penanganan limbah merkuri untuk kesehatan ekosistem dan lingkungan yang lebih baik.

Sebagaimana diketahui, UNEA adalah sebuah badan Perserikatan Bangsa Bangsa yang bertugas membuat keputusan tingkat tinggi dunia di bidang lingkungan dan memiliki 193 negara anggota. Sidang UNEA ke-5 Fase 1 yang berlangsung faktual di Nairobi, Kenya ini bertema "Strengthening Actions for Nature to Achieve the Sustainable Development Goals”.

Pertemuan UNEA dilakukan untuk menetapkan prioritas kebijakan lingkungan global dan mengembangkan hukum lingkungan internasional. Hal ini dilakukan melalui deklarasi dan resolusi tingkat menteri, mendorong kepemimpinan di dunia, mengkatalisasi tindakan antar pemerintah terhadap lingkungan, dan berkontribusi pada implementasi agenda PBB untuk Pembangunan Berkelanjutan sampai dengan 2030. UNEA juga merupakan badan pengatur Program Lingkungan Perserikatan Bangsa Bangsa.***

Penulis : Yudi F. Hudaya
Editor : Risda Hutagalung