Dientry oleh Dyah Puspasari - 22 March, 2021 - 679 klik
Metode Efektif Penyimpanan Benih Binuang Bini

" Penanganan benih binuang bini yang efektif dan efisien dapat dilakukan di lemari es selama 3 bulan tanpa menggunakan fungisida, dan akan lebih baik lagi jika diberi fungisida benomil dan disimpan di ruang AC. Metode penyimpanan yang tepat akan mampu menjaga benih tetap dalam keadaan baik (viabilitas dan vigor tinggi), serta melindungi biji dari serangan hama dan jamur, "

[FORDA]_Penyimpanan benih memegang peranan sangat penting dalam proses pembangunan hutan tanaman. Metode penyimpanan yang tepat akan mampu menjaga benih tetap dalam keadaan baik (viabilitas dan vigor tinggi), melindungi biji dari serangan hama dan jamur, dan mencukupi persediaan biji selama musim berbuah tidak dapat mencukupi kebutuhan. 

Binuang bini (Octomeles sumatrana) adalah salah satu jenis alternatif yang dapat dikembangkan untuk hutan tanaman. Untuk pengembangannya dibutuhkan ketersediaan benih dan bibit yang bermutu baik. Nurhasybi dan Suharti merekomendasikan metode penyimpanan benih binuang bini yang efektif, sebagaimana dirilis dalam Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan Volume 8 Nomor 2, Tahun 2020

“Penanganan benih binuang bini yang efektif dan efisien dapat dilakukan di lemari es selama 3 bulan tanpa menggunakan fungisida, dan akan lebih baik lagi jika diberi fungisida benomil dan disimpan di ruang AC,”ungkap Nurhasybi dan Suharti, peneliti pada Balai Litbang Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan (BP2TPTH) Bogor.  Suhu ruang AC berkisar pada 18ᵒC-20ᵒC dengan kelembapan relatif 50%-60%. 

Baca jurnal: Pengendalian Penyakit Terbawa Benih Binuang Bini Selama Penyimpanan 

Menurut peneliti dari BP2TPTH Bogor ini, teknik penyimpanan benih di lemari es tanpa fungisida selama 3 bulan dapat mempertahankan viabilitas benih dan merupakan salah satu alternatif pengendalian penyakit benih yang efektif, efisien dan ramah lingkungan. Namun demikian, teknik ruang simpan lemari es tidak cocok bila diberi benomil karena benih tersebut tidak akan menghasilkan kecambah. 

Teknik penyimpanan di ruang AC selama 3 bulan dengan pemberian benomil menghasilkan viabilitas benih yang paling tinggi. Hal ini karena benomil disimpan dalam kondisi yang kondusif yaitu sejuk dan kering, serta benomil sudah aktif melindungi benih dari infeksi cendawan. 

Dari riset ini diketahui bahwa jumlah kecambah dipengaruhi oleh faktor tunggal fungisida dan ruang simpan; interaksi antara fungisida dengan ruang simpan; interaksi antara fungisida dengan periode simpan; serta interaksi antara fungisida dengan ruang simpan dan periode simpan. 

Pemilihan teknik pengendalian penyakit terbawa benih binuang bini dapat diaplikasikan menyesuaikan dengan kondisi ruang simpan yang tersedia seperti lemari es, AC dan DCS (Dry Cold Storage) dan juga lama penyimpanan. Aspek ekonomi, yakni teknik pengendalian yang lebih muran, dan juga aspek ekologi yang memperhatikan aspek kesehatan lingkungan, juga perlu menjadi pertimbangan. 

Riset penangan benih menjadi salah satu fokus Badan Litbang dan Inovasi (BLI). Dalam Rencana Penelitian dan Pengembangan Integratif (RPPI) BLI 2015-2019, khususnya RPPI Peningkatan Produktivitas Hutan. Riset teknik perbenihan dan pembibitan ini menjadi bagian untuk menyediakan paket iptek peningkatan produktivitas hutan tanaman (HTI, HTR, HR) penghasil kayu pertukangan dan kayu pulp. Selain binuang bini, riset teknologi perbenihan juga dilakukan pada jenis mahoni, gmelina, bambang lanang, cempaka wasian, jabon, dll.*(LW)

Photo credit: Pohon, bibit dan biji binuang bini oleh Agus Astho Pramono dalam Buku Atlas Benih Tanaman Hutan Indonesia

---

Informasi lebih lanjut:
Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan
Jl. Pakuan Ciheuleut PO BOX 105 Bogor Jawa Barat Indonesia. Telp 0251- 8327768
Email : sekrejpth@gmail.com 
Website http://benih-bogor.litbang.menlhk.go.id/ 

Informasi jurnal:
Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan
Website http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/BPTPTH/index 

Penulis : Rr. Lies Widyowati
Editor : Dyah Puspasari