- Strategi Media Sosial BP2TSTH dalam Penyebaran Informasi Litbang – Baca Selanjutnya
- FORDA Survey – Baca Selanjutnya
- Laporan Kinerja BLI Tahun 2017 (informasi pelaksanaan kegiatan di BLI) – Baca Selanjutnya
- Berbagai Potensi dan Peluang Penelitian bagi Mahasiswa di BP2LHK Aek Nauli – Baca Selanjutnya
- Mengubah Limbah Kayu Hutan Rawa Gambut Bekas Kebakaran Menjadi Arang Kompos dan Cuka Kayu – Baca Selanjutnya
- PUI 2018, Balitek DAS akan Bersinergi dengan B2P2BPTH Yogyakarta – Baca Selanjutnya
Dientry oleh
Risda Hutagalung -
03 August, 2021 -
1337 klik
Mitigasi Konflik Satwa Buaya dengan Pemancing Sungai Indragiri
Tim Rescue Resort Kerumutan Selatan Balai Besar KSDA Riau melakukan mitigasi konflik satwa buaya di Desa Sungai Beringin, Kecamatan Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu, Jumat (30/7/21). Tim melakukan pengecekan lapangan terkait laporan dari masyarakat Desa Sungai Beringin, bahwa ada satwa Buaya mengancam masyarakat yang sedang mencari ikan di sekitar sungai Indragiri.
Salah satu warga mengaku pernah diserang Buaya dengan kronologis kejadian pada saat korban bersama saudaranya (berdua) sedang memancing ikan belut di pinggir sungai, mereka dikagetkan oleh kemunculan seekor buaya ke permukaan sungai dan bergerak ingin menerkam korban. Saudara korban kemudian menariknya sambil lari merangkak mundur, tetapi buaya terus mengejar dan menyerang korban. Namun, korban berhasil menghindar dari serangan Buaya tersebut.
Berdasarkan info yang diperoleh dari warga lainnya, buaya muara sudah mencakar 4 orang penjaring ikan, merusak alat tangkap ikan nelayan dan hampir menerkam 2 orang warga Desa Sungai Beringin.
Tim menghimbau kepada para nelayan Desa Sungai Beringin yang sedang melakukan penangkapan ikan untuk selalu waspada dan tidak sendirian jika beraktivitas di sekitar sungai, dan meminta warga tidak beraktivitas di sungai pada saat kondisi sudah gelap (sekitar jam 18.00 - 06.30 WIB), karena disaat saat tersebut sang buaya sedang mencari mangsa.
Sosialisasi juga diberikan kepada warga, bahwa sungai Indragiri adalah habitat satwa buaya muara dan merupakan satwa yang dilindungi, sehingga warga diminta untuk tidak anarkis terhadap satwa liar tersebut.