Dientry oleh Rizda - 02 February, 2012 - 2828 klik
Kemenhut Dukung Heart of Borneo Menjadi Kawasan Strategis Nasional (KSN)

Kementerian Kehutanan mendukung upaya pengelolaan kawasan penting di Kalimantan yaitu Heart of Borneo (HoB), yang baru saja ditetapkan sebagai paru-paru dunia dalam Peraturan Presiden No 3 tahun 2012 mengenai Rencana Tata Ruang Pulau Kalimantan. Beberapa pejabat Kementerian Kehutanan yaitu Dirjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA) Kementerian Kehutanan, Ir, Darori,MM, Sekditjen PHKA, Ir. Hartono, M.Sc,  Direktur Konservasi Kawasan dan Bina Hutan Lindung PHKA, Ir. Sonny Partono,MM, Direktur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati, Dr. Ir. Novianto Bambang Wawandono, M.Sc dan Direktur Bina Perhutanan Sosial, Ditjen BPDAS-PS Kementerian Kehutanan Dr. Ir. Haryadi Himawan, MM hadir pada penandatanganan kesepakatan kerjasama pengelolaan kawasan Jantung Kalimantan atau Heart of Borneo (HoB) Kamis, 26 Januari 2012 di Auditorium Fakultas Kehutanan UGM. Penandatanganan kerjasama ini dilakukan langsung oleh Dr. Efransjah Direktur Eksekutif WWF-Indonesia dan Prof. Dr. Ir. Mohammad Na’iem, M. Agr. Sc Dekan Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada. Nota Kesepahaman yang ditandatangani oleh WWF-Indonesia dan Fakultas Kehutanan UGM merupakan salah satu upaya untuk mendorong kerjasama yang lebih strategis untuk konservasi alam dan pembangunan berkelanjutan di Jantung Kalimantan.

Tujuan kesepakatan kerjasama ini adalah untuk saling memberikan kontribusi nyata dalam upaya mewujudkan kelestarian kawasan Heart of Borneo. Heart of Borneo merupakan kawasan di jantung Kalimantan seluas kurang lebih 23 juta hektar yang secara ekologi saling berhubungan dan merupakan inisiatif yang didukung tiga negara yaitu Brunei Darussalam, Indonesia dan Malaysia. “Pengelolaan kawasan Heart of Borneo sebagai salah satu Kawasan Strategis Nasional (KSN) memerlukan pendekatan multidisipliner. Oleh karena itu kerjasama dengan berbagai pemangku kepentingan, diantaranya dengan lembaga pendidikan atau akademisi, menjadi sangat penting”, kata Dr. Efransjah.

Sementara Dekan Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. Muhammad Naiem M.Agr.Sc menanggapi kerjasama ini sebagai dukungan pihak akademisi dalam upaya pengelolaan kawasan Heart of Borneo yang berasaskan pada keutuhan landskap, kelestarian ekosistem dan kesejahteraan masyarakat. Lebih lanjut menurut Prof. Dr. Muhammad Naiem M.Agr. Sc Fakultas Kehutanan UGM bersama beberapa fakultas di Universitas Gadjah Mada menawarkan 7 pilar pengelolaan lanskap Hearth of Borneo yang berkelanjutan, yang meliputi (1) perancangan dan permodelan pembangunan rendah karbon,(2) kesetaraan akses d an stakeholder, (3) pemantauan atau MRV (measurement, reporting and verification), (4) ketersediaan dan kerentanan jasa lingkungan, (5) kebijakan dan tatakelola, (6) pengembangan energi alternatif, dan (7) penguatan kapasitas SDM.

Ir. Hartono, M,Sc yang juga adalah Wakil Ketua Kelompok Kerja Nasional HoB menanggapi positif kerjasama UGM dan WWF-Indonesia dalam pengelolaan kawasan HoB. “Diharapkan melalui kerjasama ini dapat menciptakan terobosan-terobosan baru dalam upaya implementasi lima program HoB yaitu pengelolaan kawasan lintas batas negara, pengelolaan kawasan lindung, pengelolaan sumberdaya alam secara berkelanjutan, pengembangan ekowisata dan peningkatan kapasitas sumberdaya manusia”, ujar Hartono. Pada penutupan acara penandatanganan kesepakatan kerjasama ini, Dirjen PHKA, Ir. Darori, MM, menyampaikan bahwa kerjasama antara UGM dan WWF-Indonesia ini menjadi penting untuk memperkuat implementasi ekonomi hijau yang merupakan salah satu tujuan Kawasan Strategi Nasional (KSN) Heart of Borneo.

Pada hari yang sama sebelum penandatanganan kerjasama tersebut, juga diselenggarakan Lokakarya Pendekatan Multi-Disiplin dalam Mengembangkan Paradigma Pembangunan yang Berkeperpihakan di Kawasan Heart of Borneo yang digagas oleh Fakultas Kehutanan UGM, Kelompok Kerja Nasional (Pokjanas) HoB, PHKA Kementerian Kehutanan dan WWF-Indonesia.

Dalam lokakarya tersebut, Dr. Efransjah menyampaikan makalah utama mengenai ekonomi hijau dalam upaya percepatan pertumbuhan  pembangunan  di kawasan Heart of Borneo yang di Indonesia dikenal sebagai Jantung  Kalimantan. Sementara pemakalah utama yang lain yaitu       Dr. Satyawan M.Sc. memaparkan strategi pengelolaan lanskap HOB berkelanjutan yang sedang digodog oleh tim Fakultas Kehutanan UGM. Lebih lanjut lokakarya ini juga mengulas pengembangan ekonomi hijau di kawasan Heart of Borneo yang dikaji dari berbagai perspektif seperti ekonomi, teknik, sosial politik dan hukum. Ulasan dari berbagai perspektif ini disampaikan oleh beberapa pakar dari Universitas Gadjah Mada.

 

Sumber: www.dephut.go.id