Dientry oleh admin - 01 March, 2012 - 2273 klik
Stakeholder Coordination: Comprehensive Mitigation Action for REDD+

Pentingnya koordinasi stakeholder dalam rangka mempersiapkan implementasi REDD+ pada tahun 2013 telah mendorong Pusat Litbang Perubahan Iklim dan Kebijakan bekerjasama dengan World Bank dalam kegiatan Forest Carbon Partnership Facility (FCPF) REDD+ Readiness Prepareness memfasilitasi pertemuan dalam seminar Stakeholder Coordination: Comphrehensive Mitigation Action for REDD+ pada tanggal 3 Februari 2012 di Botani Square IPB  centre Bogor. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui kesenjangan yang ada pada kedua fase REDD dan mengisi kesenjangan yang ada tersebut dengan memfokuskan kegiatan-kegiatan FCPF.

Acara dibuka oleh Kepala Badan Litbang Kehutanan, Dr. Tachrir Fathoni. Dalam arahannya beliau, menyampaikan bahwa upaya yang telah dibangun oleh Indonesia dalam phase persiapan dan kesiapan perlu ditidaklanjuti dengan memperhatikan  3 hal yaitu  (1) Diperlukannya penyiapan perangkat teknis dan kelembagaan untuk kesiapan implementasi REDD+ secara terencana dan terintegrasi untuk full implementation of result based actions; (2) Efektifitas pelaksanaan tahap I-II akan sangat menentukan kesiapan Indonesia dalam memasuki fase full implementation;dan (3) Diperlukan kebijakan baru untuk mengakomodir berbagai perkembangan dan dinamikanya termasuk financing REDD+, safeguard, MRV systems dll.

9 nara sumber dari berbagai instansi turut berbagi pandangan dan pengalaman dalam kegiatan ini, yaitu Kirsfianti L. Ginoga (Badan Litbang Kehutanan), Heru Prasetyo (UKP4); Yuyu Rahayu (UNREDD); Basah Hernowo (Bappenas); Irfan Ampri (kemenkeu); Yetty Rusli (SAM bidang Lingkungan dan PI); Doddy Sukadri dan Dicky Erwin (DNPI) dan DKN.

Dalam diskusi, muncul mengenai perlunya ketersediaan SDM dan juga pembiayaan dalam mendukung implementasi REDD+, selain mengenai perlunya pemahaman yang sama tentang REDD+ antara stakeholder pusat dan local dan pentingnya menjelaskan hal tersebut kepada masyarakat. Hal ini  bisa dilakukan dengan melibatkan Pokja REDD+ Propinsi/Kabupaten disamping sosialisasi di tingkat propinsi. Selain itu diperlukan sinkronisasikan data-data di daerah unutk mendukung implementasi RAN (Rencana Aksi Nasional) dan  RAD (Rencana Aksi Daerah) GRK. Disamping itu juga dibutuhkan kerjasama dan komitmen di berbagai level (level kebijakan, level pelaksana) termasuk intervensi kebijakan.

Dalam penutupannya, Dr. Kirsfianti L. Ginoga, Kepala Pusat Litbang Perubahan Iklim dan Kebijakan menyampaikan bahwa FCPF akan memfokuskan pada analytical works dan management of readiness, REL dan  MRV sistem yang in line  dengan  RAD/RAN and Rencana Aksi Strategi nasional REDD+ (5 pillar) dan integrasi data di  sub nasional and nasional level. 

Materi Seminar:

1. Penilaian Strategis untuk Pengaman Lingkungan dan Sosial

2. Linking DA to National Registry

3. Financing and Benefit Sharing Regulation Framework

4. DNA to REDD+?

5. Progress Sistem MRV

6. Operationalizing The REDD+ National Strategy

7. National Action Plan GHG Emission Reduction in Forestry Sector