SEKILAS INFO
- Strategi Media Sosial BP2TSTH dalam Penyebaran Informasi Litbang – Baca Selanjutnya
- FORDA Survey – Baca Selanjutnya
- Laporan Kinerja BLI Tahun 2017 (informasi pelaksanaan kegiatan di BLI) – Baca Selanjutnya
- Berbagai Potensi dan Peluang Penelitian bagi Mahasiswa di BP2LHK Aek Nauli – Baca Selanjutnya
- Mengubah Limbah Kayu Hutan Rawa Gambut Bekas Kebakaran Menjadi Arang Kompos dan Cuka Kayu – Baca Selanjutnya
- PUI 2018, Balitek DAS akan Bersinergi dengan B2P2BPTH Yogyakarta – Baca Selanjutnya
Dientry oleh
priyo -
02 September, 2014 -
7036 klik
Pemuliaan Murbei dan Bibit Ulat Sutera Alam, Upaya Pemenuhan Kebutuhan Sutera Alam Nasional
FORDA (Bogor, 03/09/2014)_Usaha sutera alam di Indonesia merupakan usaha agrobisnis yang mempunyai prospek yang sangat bagus untuk dikembangkan. Namun demikian, kondisi saat ini produksi sutera alam di Indonesia belum bisa memenuhi kebutuhan nasional. Dimana kebutuhan kokon dan benang sutera pertahunnya mencapai 7.200 ton/tahun dan 900 ton/tahun.
“Untuk mencapai hasil tersebut, dibutuhkan bibit ulat sutera 240.000 boks/tahun dan 10.000 Ha tanaman murbei”, kata Dra. Lincah Andadari, M.Si peneliti HHBK Pusprohut. Untuk mendukung usaha tersebut, Peneliti Badan Litbang kehutanan telah berhasil melakukan pemuliaan tanaman murbei dan bibit ulat sutera.
Tanaman murbei hasil pemuliaan Badan Litbang kehutanan disebut dengan Hibrid Suli 01. Produk ini telah dilaunching dengan Keputusan Menteri Kehutanan No. SK. 793/Menhut-II/2013 pada tanggal 13 November 2013. Hidrid Suli 01 merupakan persilangan antara tanaman murbei jenis Morus cathayana dengan M. Amakusugawa IV.12.
Hibrid Suli 01 telah diujicobakan dan diaplikasikan oleh kelompok tani di Kabandungan, Sukabumi, Jawa Barat. Secara fisik, bibit ini mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan tanaman murbei konvensional (M.cathayana), antara lain: 1) pertumbuhannya lebih cepat; 2) jarak antar anak daun (internode) adalah pendek sekitar 4 cm; 3) daun yang dihasilkan lebih banyak dibandingkan ranting dengan perbandingan 60%:40%; c) produksi daunnya bisa mencapai 40-80 ton/ha/tahun.
“Produksi dan kualitas tanaman murbei, 38% sangat berpengaruh terhadap produksi dan kualitas kokon yang dihasilkan”, kata Lincah.
Selain tanaman murbei yang merupakan sumber pakan utama ulat sutera, faktor lain yang sangat berpengaruh adalah penyediaan bibit yang berkualitas. Kualitas bibit yang baik adalah bibit yang bebas penyakit, mempunyai persentase penetasan yang tinggi dan seragam serta menghasilkan kokon yang stabil.
“Kami juga menghasilkan ulat unggul dengan kandungan kokon dan seratnya lebih tinggi”, Kata Lincah. Produk bibit unggul ulat sutera (Bombyx mori L) dilaunching dengan nama Hibrid PS.01, berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No. SK. 794/Menhut-II/2013 pada tanggal 13 November 2013.
“Produk ini telah diterapkan oleh Perum Perhutani Unit II, Sulawesi selatan. Tiga-empat kali panen, hasilnya konsisten. Bahkan daya gulungnya pernah mencapai 100%”, kata Lincah.
Faktor keberhasilan pemeliharaan ulat sutera selain tanaman murbei serta bibit ulat sutera, kebersihan lingkungan merupakan faktor yang penting. “Meskipun bibit murbei unggul dan bibit ulatnya unggul, kalau kita tidak memperhatikan kebersihan ruangan, hasil kita selama sebulan akan sia-sia”, kata Lincah.
Selain menciptakan bibit unggul tanaman murbei dan ulat sutera, Badan Litbang juga melakukan pembinaan ke beberapa kelompok tani. Daerah binaanya antara lain: Cijedil. Cianjur; Kabandungan, Sukabumi; Regaloh, Pati; Candiroto, Temanggung; Banjarwangi, Garut; Tasikmalaya; Rumah Sutera, Bogor serta Enrekang, Sulawesi Selatan.
“Untuk usaha budidaya sutera alam, kita harus tenang, teliti dan telatin. Pasti akan berhasil”, kata Lincah.
Pada kesempatan lain, Dr. Bambang Tri Hartono, MF, Kepala Pusprohut menyatakan bahwa kualitas produk sutera alam di Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan produk Cina, tetapi sangat disayangkan bahwa 95% kebutuhan sutera di Indonesia diimpor dari Cina.
“Ke depan Kita akan membangun sutera di Jawa Barat sebagai langkah awal revitalisasi sutera di Indonesia. Petani tidak hanya memanen, tetapi menghasilkan sampai proses”, kata Bambang Tri. Untuk mendukung niat tersebut, ke depan Pusprohut akan membangun Volunteer sendiri secara kecil.*** (THS & LG)
Hubungi lebih lanjut :
1. Dra. Lincah Andadari, M.Si
Pusat Litbang Peningkatan Produktivitas Hutan
ttp://pusprohut.litbang.dephut.go.id atau http://www.forplan.or.id
Jl. Gunung Batu No. 5, Bogor 16610, Telp. 0251 - 8631238, Fax. 0251 – 7520005
2. Ir. Sugeng Pudjiono, MP
Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan
http://b2pth.litbang.dephut.go.id atau http://www.biotifor.or.id
Jl. Palagan Tentara Pelajar Km 15, Purwobinangun, Yogyakarta 55582, Telp.0274-895954, Fax.0274-896080
Sumber :
- Buku berjudul Budidaya murbei dan Ulat Sutera
- Ulat sutera unggulan litbang
- Murbei unggul hasil litbang
- Meningkatkan Harga Jual Kokon dengan Memelihara Hibrid Baru Ulat Sutera
- Peluang Agrobisnis Sutera Alam
- SK. 793/Menhut-II/20013 tentang Pelepasan Bibit Murbei Hibrid Suli 01
- SK. 794/Menhut-II/2013 tentang Pelepasan Bibit Ulat Sutera (Bombyx Mori L) Hibrid PS-01
Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan