Dientry oleh priyo - 30 August, 2016 - 6483 klik
Gerunggang, Jenis Potensial untuk Restorasi Lahan Gambut

BP2LHK Banjarbaru (Banjarbaru, 30/08/2016)_Anda tahu pohon Gerunggang? Bagi yang belum tahu pohon Gerunggang (Cratoxylum arborescens (Vahl.) Blume.) merupakan salah satu jenis asli rawa gambut yang memiliki potensi sebagai tanaman rehabilitasi. Sebagai jenis asli, daya adaptasi gerunggang akan lebih baik dibandingkan jenis introduksi.

Jenis ini dapat tumbuh pada kondisi rawa gambut tergenang sampai cenderung kering dan berpasir kuarsa. Kemampuan gerunggang yang mampu tumbuh pada lingkungan tergenang sangat menguntungkan, karena untuk merehabilitasi lahan gambut tergenang tidak membutuhkan upaya silvikultur terlalu banyak, jelas Reni Setyo Wahyuningtyas peneliti silvikultur di Balai Litbang LHK Banjarbaru.

Gerunggang termasuk dalam famili Guttiferae, namun beberapa literatur menyebut termasuk famili Clusiaceae. Merupakan jenis asli rawa gambut dengan penyebaran meliputi Malaysia, Brunei dan Indonesia. Menurut masyarakat Kalimantan Tengah, ada 2 sebutan gerunggang yaitu gerunggang dan mitah. Jenis yang disebut gerunggang  cenderung lebih lambat pertumbuhannya,  memiliki diameter batang rata-rata hanya 30 cm, sebaliknya mitah dapat tumbuh lebih besar dan berbatang lurus sehingga cocok untuk kayu pertukangan. Karena eksploitasinya yang berlebihan, mitah saat ini sudah sangat jarang ditemukan. Sebaliknya populasi gerunggang masih cukup banyak.

Gerunggang tergolong jenis pioner, selalu menghijau sepanjang tahun dan memiliki kemampuan tumbuh baik pada areal terbuka.Pada kondisi terbuka, gerunggang berbuah hampir sepanjang tahun. Tetapi pada kondisi tertutup, musim berbuahnya tidak teratur. Biji gerunggang berukuran kecil dan ringan. Panjang biji 6-7 mm, tebal 0,3-0,5 mm, berat 1000 butir biji gerunggang sekitar 20,9-22,3 gram.

Bijinya terbungkus di dalam buah gerunggang yang berbentuk cawan berwarna merah tua atau merah kecoklatan ketika tua. Buah akan pecah ketika buah masak dan tersebar dengan bantuan angin. Karena cadangan makanan untuk embrio dalam biji sangat sedikit, maka biji gerunggang akan menurun viabilitasnya setelah 3 bulan. Biji gerunggang diduga termasuk golongan biji intermediate yang memiliki karakter antara biji ortodoks dan rekalsitran. Biji gerunggang termasuk memiliki perkecambahan epigeal yaitu keping lembaganya terangkat ke atas tanah, papar Reni.

Upaya pengembangan gerunggang menjadi penting mengingat kondisi hutan rawa gambut yang semakin rusak. Tentu perlu didukung oleh teknik budidayanya, mulai dari teknik produksi bibit, penanaman, pemeliharaan, pemanenan serta upaya pemuliaan.

Gerunggang mudah dikembangbiakkan dari biji dan stek batang. Biji gerunggang mudah berkecambah pada media pasir, gambut dan top soil. Pada media tersebut, umumnya biji akan berkecambah pada hari ke-13 sampai  hari ke-49.

Penggunaan media yang terlalu remah dan kurang mengikat air tidak disarankan karena biji gerunggang lembat berkecambah dengan ketersediaan air dalam media yang kurang mencukupi.

Gerunggang juga mudah dikembangbiakkan dengan stek batang. Bahan stek dari anakan alam lebih mudah berakar dibanding jika berasal dari pohon dewasa. Bahan stek dipilih dari batang yang sudah berkayu, diameter batang 2 mm dan juvenil (muda). Hasil percobaan menunjukkan stek gerunggang pada media pasir sungai, campuran gambut+sekam padi (3:1), campuran top soil+sekam padi (3:1), campuran sabut kelapa+sekam (2:1) memberikan persen berakar stek hampir seragam dengan persen hidup stek  56,25-80%. Stek gerunggang yang diberi hormon perangsang akar (Rootone F) mulai berakar setelah 4 minggu. Bibit dapat disapih dengan media top soil+sekam (3:1) atau gambut + sekam (3:1). Pertumbuhan tinggi bibit dengan kedua media tersebut berkisar 1 cm/minggu dan pertambahan daun 2 lembar per 3 minggu. Bibit gerunggang umumnya siap tanam setelah umur 6 bulan di persemaian.

Pada kondisi yang umum gerunggang tidak memerlukan persiapan lahan khusus. Akan tetapi pada kondisi lahan tergenang air seperti pada cekungan-cekungan gambut sisa kebakaran, perlu dibuat gundukan.

Fungsi gundukan adalah memberikan posisi yang lebih tinggi dari genangan sehingga tanaman tidak tenggelam pada musim banjir. Ukuran yang umum digunakan adalah 30x30x30 cm atau 30x30x50 cm(panjang x lebar x tinggi). Gundukan dibuat pada musim kemarau atau 2-3 bulan sebelum penanaman dengan maksud agar gundukan lebih kuat dan kompak. Waktu 3 bulan juga memberikan kesempatan gambut dalam gundukan terurai lebih lanjut sehingga menjadi lebih subur, pungkas Reny.

Rehabilitasi rawa gambut mutlak harus dilakukan, dengan mengembalikan rawa gambut sesuai dengan fungsinya. Informasi ini penting sebagai bahan rujukan untuk menentukan jenis tanaman yang tepat merehabilitasi rawa gambut. **FZH

Penulis : Fauziah