Dientry oleh Rizda - 31 October, 2017 - 4702 klik
Wariskan Semangat Konservasi, Peneliti KLHK dan Mitra Susun Buku “PLH Tematik Mangrove” yang Masuk Kurikulum SD di Indramayu

FORDA (Indramayu, 28/10/2017)_Dalam rangka mewariskan jiwa dan semangat konservasi, Dr. Hendra Gunawan, Peneliti Badan Litbang dan Inovasi (BLI) Kementerian LHK bersama para pihak menyusun Buku “Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove” dan memasukkannya dalam kurikulum muatan lokal Sekolah Dasar di Kabupaten Indramayu.

Dalam sambutannya saat Press Tour  BLI ke Mangrove Center Karangsong, Sabtu (28/10) Hendra menyampaikan apa yang menjadi latar belakang tersusunnya buku tersebut. Kata Hendra, Pemerintah Kabupaten Indramayu dan Ibu Menteri LHK menyadari betul bahwa kalau kita hanya mewariskan hutan mangrove saja tanpa mewariskan jiwa dan semangat konservasi, suatu saat itu akan hilang.

“Sudah berkali-kali kita lakukan reboisasi, tapi ganti generasi hilang lagi. Karena itu, yang ingin kita lestarikan adalah jiwa dan semangat konservasi, makanya itu kita tularkan kepada anak-anak. Satu-satunya jalan biar melekat masuk kurikulum sekolah dasar,” kata Hendra di hadapan para wartawan dari berbagai media nasional maupun kontributor berita di Indramayu.

Menurutnya, dipilihnya sekolah dasar karena pendidikan dasar akan menjadi landasan pondasi anak-anak ini ke depannya. “Kebetulan juga, pihak pertamina support dan pemda commit sehingga buku ini langsung di SK-kan menjadi kurikulum muatan lokal,” kata Hendra.

Terkait hal tersebut, Bu Menteri yang mengetahui hal ini juga sangat mendukung agar buku ini dapat ditularkan ke wilayah pesisir lainnya.

“Buku ini kita susun bersama-sama, saya hanya memfasilitasi guru-guru. Buku ini dibuat bersama guru-guru SD, Dinas Pendidikan Indramayu bagian kurikulum dan termasuk Kelompok Pantai Lestari dalam hal pemberian pembekalan dalam penyusunan buku ini. Jadi buku ini sifatnya bottom up, menjadi milik kita sebagai komitmen kita semua,” tutup Hendra.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu, Ali Hasan dalam sambutannya menyampaikan apresiasinya kepada semua pihak yang terlibat  dalam penyusunan buku tersebut.

“Terima kasih kepada para pakar lingkungan dan Pertamina RU VI Balongan, CSR yang peduli terhadap ekosistem. Kami jajaran Dinas Pendidikan Kab. Indramayu merasa terbantu dalam penguatan pendidikan karakter. Sebagaimana salah satu nilai yang dikembangkan adalah memiliki rasa tanggung jawab terhadap lingkungan,” kata Ali.

Ali menjelaskan, sebelumnya guru-guru dipanggil untuk mengikuti pelatihan Sekolah Berbudaya Lingkungan (SBL) yang menghasilkan silabus dan buku bahan ajar ini. Sampai saat ini 13 sekolah dari 3 kecamatan di Indramayu, yaitu Cantigi, Indramayu dan Pasekan telah terdaftar sebagai pilot project dalam penerapan pendidikan lingkungan mangrove ini.

“Buku silabus maupun bahan ajar telah kami sampaikan kepada anak-anak didik, diimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran dalam 3 hal intrakurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler untuk kelas 4, 5 dan 6,” kata Ali.

Dengan ikhtiar kita ini, Ali berharap akan lahir generasi yang paham, peduli dan menjadi penyelamat lingkungan.

“Pada akhirnya apapun yang kita lakukan semoga akan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya untuk membangun sosok sumber daya manusia, khususnya anak-anak didik menjadi manusia yang memiliki integritas, tanggung jawab yang tinggi, mandiri dalam pengelolaan lingkungan dan yang lebih penting dia bangga sebagai orang Indonesia yang lahir di Indramayu,” kata Ali menutup sambutannya.

Pada kesempatan ini, hadir juga para guru dan anak-anak didik yang sudah mulai menggunakan buku tersebut. Sebelumnya mereka turut melakukan penanaman bersama peserta press tour dan para pihak yang akan mendeklarasikan area tersebut menjadi Pusat Riset Mangrove sambil menampilkan yel-yelnya.

“Siapa kita: mangrove man; apa tugas kita: memelihara, menjaga, melestarikan mangrove...Yes,” kata mereka.

“Menurut saya buku ini menceritakan spesies flora dan fauna di hutan mangrove. Di sini ada jenis reptilia seperti biawak dan ular cincin emas,” kata Samil, siswa SD Unggulan Indramayu.

“Saya melihat anak-anak itu senang dengan adanya buku tersebut. Awalnya dia mambaca buku, kemudian dia lihat langsung ke area mangrove ini, mereka bilang: o iya betul bu, apa yang di buku itu sudah sesuai dengan yang ada di lapangan. Ini jadi mempermudah anak-anak saat kami memberikan tugas kepada mereka untuk mengidentifikasi mangrove, anak-anak sudah bisa membedakan jenis-jenisnya,” kata salah seorang guru SD Unggulan Indramayu yang terlibat dalam penyusunan buku.

“Untuk pelaksanaan pendidikan, supaya lebih semangat anak-anak belajar, kami selipkan yel-yel dan lagu-lagu terkait mangrove yang kami buat sendiri. Dalam rangka pembelajaran juga alhamdulillah di SD kami sudah ada tempat untuk pembibitan yang dilaksanakan secara swadaya dan kemarin sudah disurvei untuk CSR dan bibitnya kami minta ke Kelompok Pantai Lestari,” kata Yayan, guru Pasekan 1 Indramayu.

“Teknik dalam pembelajarannya dilakukan di dalam kelas dan di luar kelas. Supaya tidak jenuh kami sudah membuat literasi berkaitan dengan mangrove sesuai arahan pada workshop SBL,” tambah Yayan.***RH

 

Berita Terkait:

Press Tour, BLI dan Mitra Deklarasikan Mangrove Center Karangsong Indramayu Jadi Pusat Riset Mangrove Bagian Barat

Mangrove Center Karangsong, Cerita Sukses Perbaikan Ekosistem Inisiatif Masyarakat Lokal yang Patut Dicontoh

Penulis : Risda Hutagalung