SEKILAS INFO
- Strategi Media Sosial BP2TSTH dalam Penyebaran Informasi Litbang – Baca Selanjutnya
- FORDA Survey – Baca Selanjutnya
- Laporan Kinerja BLI Tahun 2017 (informasi pelaksanaan kegiatan di BLI) – Baca Selanjutnya
- Berbagai Potensi dan Peluang Penelitian bagi Mahasiswa di BP2LHK Aek Nauli – Baca Selanjutnya
- Mengubah Limbah Kayu Hutan Rawa Gambut Bekas Kebakaran Menjadi Arang Kompos dan Cuka Kayu – Baca Selanjutnya
- PUI 2018, Balitek DAS akan Bersinergi dengan B2P2BPTH Yogyakarta – Baca Selanjutnya
Dientry oleh
Rizda Hutagalung -
08 March, 2018 -
785 klik
Urbanscape: Lanskap untuk Mitigasi Perubahan Iklim
P3SEKPI (Jakarta, Maret 2018)_Sejatinya, upaya pengendalian perubahan iklim bisa dimulai dari desain lanskap perkotaan yang berorientasi pada alam yang berkelanjutan yang disebut urbanscape. Ini ditekankan oleh Anggia Murni, arsitek lanskap dari Indonesia Landscape Industries Network (ILINET) pada acara Ngopi (Ngobrol Pintar) di Pojok Iklim, Rabu (07/03/2018).
Anggia menyampaikan bahwa salah satu penekanan lanskap yang berorientasi pada alam yang berkelanjutan dapat dilakukan dengan cara menambah banyak Ruang Terbuka Hijau (RTH). Menurut Anggia, jika diterapkan secara tepat, penerapan urbanscape akan menurunkan suhu sampai 3 derajat celcius.
“Lanskap dengan adanya isu climate change bisa berdiri di depan. Tanaman sebagai penyerap emisi yang sangat besar dapat berkontribusi langsung dalam perubahan iklim,” tutur Anggia di Kantor Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta.
Pertanyaan besarnya adalah jika sebuah kota ingin turut menerapkan urbanscape namun hanya memiliki sedikit ruang kosong bahkan tidak ada, harus bagaimana? Anggia memberikan sebuah ide, yakni pembangunan roof garden. Ide tersebut ia dapatkan dari penerapan urbanscape yang dilakukan oleh negara Singapura.
“Singapura kini menerapkan urbanscape. Namun kita ketahui bersama bahwa wilayah negaranya tidak luas. Lantas bagaimana? Ternyata mereka membangun RTH di atap, yakni dengan mandatory roof garden,” Jelasnya.
Anggia menambahkan bahwa penerapan urbanscape diawali dengan menggerakkan masyarakat untuk membuat roof garden di tempatnya. Perlu adanya transformasi pola pikir masyarakat: membuat roof garden itu sulit, agar dapat dirubah.
Dewan Pertimbangan Peninjauan Perubahan Iklim (DPPPI) bekerja sama dengan Biro Humas KLHK mengadakan Pojok Iklim edisi spesial, Ngopi (Ngobrol Pintar) dengan tema “Urbanscape dan Perubahan Iklim”.
Acara ini diikuti oleh komunitas-komunitas, rekan-rekan media dan manajemen internal KLHK. Untuk menjangkau peserta dari luar kota, acara ini juga ditayangkan secara langsung menggunakan video conference yang dioperasikan oleh tim data dan informasi badan Litbang dan Inovasi, salah satu eselon 1 KLHK.
Berita Terkait:
GBCI: Komunitas Hijau, Kunci Keberhasilan Program Pembangunan Hijau
Jangkau Peserta Luar Kota dengan Video Conference, Narasumber ‘Ngopi’ di Pojok Iklim Apresiasi KLHK