Dientry oleh Rizda Hutagalung - 03 December, 2018 - 1428 klik
Terus Berlanjut, Tim PLTMH Dampingi dan Fasilitasi Pembangunan PLTMH di Sumba Timur

BP2LHK Makassar (Makassar, November 2018)_Ekspedisi membawa terang ke Tanah Sumba terus berlanjut. Pada 14 - 27 November 2018 lalu, Tim Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Balai Litbang Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Makassar melakukan pendampingan dan memfasilitasi pembangunan PLTMH di sana.

Pada dua lokasi di Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur yang telah ditetapkan sebelumnya, yaitu di Dusun Laironja, Desa Wanggameti, Kecamatan Matawai La Pau dan di Desa Mahaniwa, Kecamatan Pinu Pahar, dilakukan pembangunan fisik berupa bendungan, saluran terbuka, bak penenang dan rumah pembangkit.

Anggota tim PLTMH BP2LHK Makassar yang berangkat ke Tanah Sumba merupakan tim teknis PLTMH di bidang konstruksi bangunan air, yaitu Ade Suryaman, S.Hut, Usman Sumung dan Sainal. Dalam kegiatan ini, tim PLTMH bekerja sama dengan Taman Nasional Manupeu Tanah Daru dan Laiwangi Wanggameti (Matalawa).

Pembangunan PLTMH dimulai dengan ritual pembacaan doa di Sungai Waimuru tempat lokasi pembuatan bangunan fisik PLTMH (bendungan, saluran terbuka, bak penenang dan rumah turbin) oleh Tokoh Adat yaitu Jhon Kembi dan Domu Mara Hongu selaku Ketua Kelompok PLTMH Waimuru sekaligus Kepala Dusun Laironja dengan beberapa warga Dusun Laironja.

Sebelum melakukan kegiatan pembangunan, seluruh warga Dusun Laironja mengadakan ibadah yang dipimpin langsung oleh Pendeta Yantina Tamu Ina, S.Si Theologi sekaligus meminta izin kepada Tuhan agar kegiatan yang dilakukan ini berjalan dengan baik dan lancar hingga pada peresmian penyalaan listrik PLTMH. Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan pemotongan hewan berupa dua ekor babi merah, satu ekor anjing putih dan satu ekor kambing hitam. Hal ini merupakan bagian dari adat istiadat budaya merapu yang dianut oleh warga dan sebagai wujud rasa syukur dalam pembangunan pembangkit listrik tenaga mikrohidro di daerah mereka.

Menurut Domu Mara Hongu, seluruh warga Dusun Laironja berperan dalam kegiatan ini. “Seluruh warga di Dusun Laironja ini sangat bersemangat dalam pembangunan PLTMH ini. Seluruh warga saat ini adalah tukang, ada yang menjadi tukang angkat pasir, batu, semen, kayu balok dan material lainnya, tukang mencampur bahan, tukang membangun bendungan dan ada juga yang menjadi tukang memasak makanan di lokasi pembangunan PLTMH,” kata Domu yang berharap kegiatan ini dapat meningkatkan rasa saling memiliki dalam pengelolaan listrik PLTMH ke depannya.

“Rencana calon pengguna listrik PLTMH Waimuru di Dusun Laironja sebanyak 34 rumah dan 6 fasilitas umum berupa Gereja Kristen Sumba, Kantor Desa, Balai Pertemuan, Polindes Laironja dan PAUD Laironja,” tambah Domu Mara.

Nicodemus Marambanau selaku tokoh masyarakat di Dusun Laironja, sangat berterima kasih kepada Taman Nasional Matalawa dan Tim PLTMH BP2LHK Makassar karena telah diberikan kesempatan untuk mendapatkan penerangan dari pembangkit listrik tenaga mikrohidro. “Kami berharap agar pembangunan listrik PLTMH ini bisa berjalan dengan lancar sehingga bisa selesai dalam waktu yang telah ditentukan,” kata Nicodemus.

Sebagai informasi, pembangunan rumah pembangkit diletakkan di tempat yang lebih tinggi dari air Sungai Waimuru yang menjadi sumber air. Rumah pembangkit adalah bangunan rumah yang berfungsi melindungi peralatan elektrikal mekanikal seperti turbin, generator, panel kontrol dan lainnya dari segala gangguan. Ukuran rumah pembangkit adalah 2 x 3 meter, luasan ini dirancang untuk memberikan ruang yang cukup bagi penempatan 1 unit turbin, 1 unit generator 5000 KW, 1 unit panel kontrol dan untuk mempermudah pergerakan operator untuk menjalankan tugasnya.

Sementara itu, pembangunan PLTMH di Desa Mahaniwa diawali dengan pembuatan profil bendungan. Ukuran bendungan yang akan dibuat di Desa Mahaniwa lebih besar dibanding bendungan di Dusun Laironja, tetapi lebih mudah dilakukan karena air Sungai Minabuti bisa dialirkan ke tempat lain sehingga memudahkan dalam pengerjaannya.

Ukuran bendungan memiliki tinggi 90 cm dari dasar lantai bendung dengan lebar mercu total 200 cm hingga pilar bendung dengan ketebalan 60 cm di bagian atas dan 80 cm di bagian dasar. Lebar total bendungan ini yaitu 440 cm, panjang dinding bendung sebelah kiri yaitu 450 cm dan sebelah kanan yaitu 930 cm dengan lebar 30 cm dan tinggi 120 cm.

“Masyarakat Desa Mahaniwa sangat bersemangat dalam kegiatan pembangunan PLTMH ini, karena mereka berharap jika listrik PLTMH ini sudah berjalan, maka untuk penerangan mereka tidak perlu lagi mengeluarkan uang untuk membeli bahan bakar genset dan juga lampu dari tenaga surya lagi,” kata Harun Radda Anding, Ketua Kelompok PLTMH Minabuti.

“Rencana calon pengguna listrik PLTMH Minabuti di Desa Mahaniwa sebanyak 68 rumah dan 8 fasilitas umum berupa Gereja Kristen Sumba, Kantor Desa, PAUD, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan lainnya,” kata Harun.

Harun mengatakan, di awal pembangunan, seluruh warga ikut membantu kegiatan ini. Untuk selanjutnya, pengerjaan dibagi menjadi empat kelompok, sehingga seluruh warga bisa bekerja secara bergantian dalam pembangunan PLTMH ini. Dalam pengerjaannya, masyarakat Desa Mahaniwa dibagi dalam berbagai pekerjaan, yaitu laki-laki bertugas mengangkat batu, semen dan membuat bahan campuran, sedangkan ibu-ibu dan anak-anak membantu dalam mengumpulkan pasir dan menyiapkan makanan di lokasi.

Dalam perjalanannya, pembangunan ini menemui kendala yaitu saat hujan turun. Saat hujan, pengangkutan bahan material dari Kota Waingapu ke dua lokasi, terkendala jalan yang rusak dan berlubang di beberapa titik. Kendati demikian, tim yang telibat dalam pembangunan PLTMH ini berharap semua bahan dan material bisa terkirim ke lokasi sehingga pada pertengahan bulan Desember 2018 bisa diadakan peresmian penyalaan listrik PLTMH di dua lokasi tersebut.

“Dengan terbangunnya listrik PLTMH di Desa Mahaniwa ini, Melkianus Remi Djawa sebagai sekretaris kelompok berharap akan meningkatkan taraf hidup masyarakat. “Dan yang utama anak-anak bisa belajar di malam hari sehingga bisa meningkatkan kualitas pendidikan di Desa Mahaniwa ke depannya,” kata Melkianus.***ADE

Penulis : Tim website