Dientry oleh Dyah Puspasari - 21 December, 2019 - 928 klik
Penyuluh BTNBT Perkaya Ilmu Diversifikasi Produk Lebah Madu di BP2TSTH Kuok

BP2TSTH (Kuok, Desember 2019)_Tim penyuluh Balai Taman Nasional Bukit Tigapuluh (BTNBT) mengunjungi Balai Litbang Teknologi Tanaman Serat (BP2TSTH) Kuok, Kamis, 19 Desember 2019. Kunjungan dilakukan untuk meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia dalam pengelolaan kawasan TNBT, terutama memperkaya ilmu diversifikasi produk lebah madu. 

Lebah madu memiliki beragam produk turunan seperti madu, lilin, beepollen, propolis, royal jelly dan bee venom. Diversifikasi produk turunan yang bisa dihasilkan antara lain sabun madu, sabun propolis, pomade, madu formula, dll. Pada tahun 2019 ini, tim peneliti perlebahan dari BP2TSTH Kuok telah memberikan pelatihan diversifikasi produk turunan kepada masyarakat sekitar kawasan TNBT berupa cara pembuatan sabun madu, pomade dan madu formula. 

“Tujuan kedatangan kami adalah untuk melihat secara langsung proses budidaya lebah kelulut (baca: Trigona itama), cara pengelolaannya serta diversifikasi produk yang dihasilkan dari lebah penghasil madu, tentunya ada perbedaan antara diversifikasi produk yang mudah dilakukan oleh masyarakat dengan yang dilakukan untuk skala bisnis,”ujar Nur Hajjah, pimpinan tim penyuluh BTNBT yang berkunjung ke BP2TSTH Kuok.  

Peneliti BP2TSTH Kuok yang berkecimpung di bidang Perlebahan, Avry Pribadi, S.Si., M.Si., dalam menerima kunjungan tersebut, berkesempatan memaparkan hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan balainya, pengenalan jenis lebah Apis cerana, dan proses pengukuran kadar air yang terkandung dalam madu. 

“Dalam melakukan pengukuran kadar air, kami menggunakan alat refractometer yang cenderung lebih mudah digunakan. Standar kadar air madu hutan adalah 22% dan dari lebah jenis Trigona itama adalah 27%,”tutur Avry. Di hadapan 4 orang penyuluh TNBT yang selama ini terlibat dalam budidaya lebah madu kululut, Avry juga menjelaskan bahwa alat tersebut nantinya juga dapat digunakan untuk mengukur kadar air madu yang dihasilkan dari kegiatan budidaya. 

Perkembangan budidaya lebah madu di kawasan TNBT hasil kerjasama dengan BP2TSTH Kuok yang dibangun sejak setahun lalu, dinilai sangat menjanjikan. Para petani mulai dapat meraih pendapatan tambahan dari budidaya lebah madu tersebut, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sana. 

Baca juga: Budidaya Lebah Madu, Upaya Mengangkat Ekonomi Masyarakat Kawasan Bukit Tigapuluh 

Hal ini memotivasi para penyuluh BTNBT untuk meningkatkan pengelolaannya agar hasilnya semakin baik dan berkelanjutan. Mereka menyakini, apabila masyarakat mampu memperoleh manfaat non-kayu dari hutan, maka akan berdampak positif pada upaya konservasi kawasan taman nasional tersebut. 

Kepala BP2TSTH, Priyo Kusumedi, S.Hut., M.P., menyambut baik dan mengucapkan terima kasih atas kunjungan ini. Menurutnya, inovasi dalam diversifikasi produk lebah madu saat ini sangat dibutuhkan sehingga potensi hasil hutan bukan kayu (HHBK) dapat dimaksimalkan, sehingga tidak terfokus pada madu saja. Harapannya, kerjasama antara BP2TSTH Kuok dan BTNBT dapat terjalin secara berkesinambungan demi terciptanya masyarakat sekitar kawasan yang sejahtera dan kawasan hutan yang lestari.*(SJ/ASY)

Penulis : SJ&ASY