Dientry oleh Dyah Puspasari - 16 December, 2019 - 1473 klik
Budidaya Lebah Madu, Upaya Mengangkat Ekonomi Masyarakat Kawasan Bukit Tigapuluh

BP2TSH Kuok (Rantau Langsat, Desember 2019)_Sejak 2017, Balai Litbang Teknologi Serat Tanaman Hutan (BP2TSTH) Kuok telah melakukan alih teknologi budidaya lebah madu di sekitar kawasan Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT). Ini merupakan salah satu upaya mendukung program Balai TNBT dalam mengangkat perekonomian masyarakat di sekitar kawasan tersebut. 

Kegiatan terbaru BP2TSTH di sana adalah mengevaluasi budidaya lebah madu Trigona itama (madu kelulut), baik di zona tradisional maupun penyangga TNBT. Kegiatan ini dibarengi dengan penyerahan bantuan peralatan budidaya lebah madu dari Balai TNBT kepada para kelompok tani di kawasan tersebut. Bantuan diserahkan secara simbolis di Kantor Kecamatan Batang Gansal, Kabupaten Indragiri Hulu dan Kantor Kecamatan Kemuning, Kabupaten Indragiri Hilir, Senin-Rabu (9-11/12). 

Lebah Madu, Menjanjikan! 

Usaha budidaya lebah madu di kawasan TNBT ternyata sangat menjanjikan. Dalam kurun waktu setahun sejak akhir Desember 2018 lalu, para kelompok tani hutan (KTH) di zona tradisional dan zona penyangga TNBT telah mampu meraih rupiah antara Rp 31,7 juta-Rp 39,6 juta dari penjualan madu yang dihasilkannya. 

Hal ini diketahui dari kegiatan monitoring dan evaluasi hasil alih teknologi budidaya lebah madu oleh tim Peneliti BP2TSTH Kuok. Dalam kurun waktu akhir Desesember 2018-awal Desember 2019, madu lebah yang dihasilkan kelompok tani hutan (KTH) di zona tradisional dan zona penyangga TNBT masing-masing sebanyak 50,8 kg dan 28,75 kg, atau total sebanyak 79,35 kg di kedua zona tersebut.  Dengan kisaran harga jual antara Rp400 ribu-Rp500 ribu per kg, KTH-KTH di kawasan tersebut telah mendapatkan penghasilan puluhan juta.  Jumlah ini dapat bertambah apabila petani mampu melakukan pengembangan koloni secara mandiri karena hasil yang diperoleh lebih banyak. 

Pada zona tradisional TNBT, Michael Daru Enggar Wiratmoko,S.Hut, peneliti BP2TSTH Kuok menyampaikan bahwa seluruh KTH telah mendapat pemasukan dari hasil jualan madu. “Bahkan, sudah ada kelompok yang mampu memasarkan sendiri tanpa bergantung pada Balai TNBT,”ujar Enggar. 

Baca juga: BP2TSTH-BTNBT Bersinergi di Zona Tradisional 

Kondisi serupa juga ditemui pada zona penyangga TNBT, sebagian besar masyarakatnya mampu mengembangkan budidaya lebah madu jenis trigona tersebut. Andhika Silva Yunianto, S.Hut., peneliti BP2TSTH Kuok yang mengevaluasi perkembangan di zona tersebut bahkan menemukan petani yang telah mampu memindahkan lebah dari alam ke penangkaran dan juga petani yang mampu melakukan pemecahan koloni karena perkembangan lebah yang cepat. “Produksi lumayan bagus, sampai kekurangan botol panen,”jelas Andhika. 

Baca juga: Membudayakan Stingless Bee di Kawasan Bukit Tigapuluh 

Namun demikian, belum semua anggota kelompok tani berhasil. Menurut Andhika, penyebabnya diduga karena kelembagaan kelompok belum solid. Sebagian masih bekerja sendiri-sendiri berdasarkan pembagian kotak lebah, belum dalam satu hamparan.  

Hasil evaluasi ini menjadi masukan berarti baik bagi tim BP2TSTH dan Balai TNBT dalam pengembangan program budidaya lebah madu ini.  Enggar berpesan kepada kelompok tani agar koloni ditempatkan di lokasi yang berdekatan dengan sumber pakan. Pemeriksaan koloni juga harus dilakukan secara rutin sehingga apabila ada indikasi serangan semut atau hama lain dapat cepat dicegah dan ditangani.   

“Selain itu, kegiatan pemanenan agar dilakukan dengan alat panen yang telah diberikan dengan selalu memperhatikan aspek higienitas sehingga kualitas madu dapat terjaga,”tegas Enggar. 

Bantuan Peralatan 

Untuk meningkatan budidaya lebah madu di kawasan TNBT, pihak Balai TNBT memberikan bantuan berupa koloni Trigona itama sebanyak 10 buah pada masing-masing kelompok tani. Selain itu juga diberikan kotak topping, alat panen madu dan botol kemasan panen. 

Kelompok tani yang mendapat bantuan yaitu 5 KTH di Zona Tradisional (KTH Batu Berdiri di Dusun Sadan, KTH Bomban Berduri di Dusun Air Bomban, KTH Kasih Alam di Dusun Nunusan, KTH Jelemu Bengayauan di Dusun Bengayauan dan KTH Tualang Sejahtera di Dusun Tualang), 3 KTH di Zona Penyangga (KTH Tunas Harapan di Rantau Langsat, KTH Tunggal Warga di Selensen dan KTH Bina Tani Sejahtera di Keritang). 

Hajjah, penyuluh Balai TNBT, menyampaikan bahwa tujuan dari penyerahan bantuan ini adalah untuk meningkatkan usaha ekonomi masyarakat melalui optimalisasi kegiatan usaha budidaya lebah madu jenis Trigona itama. Hajjah menambahkan, selain melakukan pendampingan, peneliti dari BP2TSTH Kuok juga melakukan evaluasi pada permasalahan dalam melakukan budidaya lebah penghasil madu ini, sehingga dapat diperoleh penyelesaian yang akurat. 

“Kami berharap agar usaha budidaya lebah madu ini berdampak nyata dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya kelompok tani dan mengurangi aktivitas-aktifvtas yang mampu menimbulkan dampak negatif terhadap kawasan,’ungkapnya. 

Kelompok Tani binaan Balai TNBT yang memperoleh bantuan menyambut positif dan sangat bersyukur atas apa yang telah diberikan oleh pihak BTNBT. Bantuan tersebut akan dikembangkan dan dimanfaatkan sebaik mungkin oleh masyaraka. 

Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari kerjasama yang sudah terjalin dalam kurun waktu 2 tahun belakangan ini. Sebelumnya, di tahun pertama kerjasama Balai TNBT menggandeng BP2TSTH Kuok untuk memberikan pendidikan dan pelatihan budidaya lebah madu jenis Trigona itama.* (SJ/ASY).

Penulis : SJ&ASY