Dientry oleh Dyah Puspasari - 23 January, 2020 - 2079 klik
Potensi Geronggang Sebagai Tanaman Obat

BP2TSTH (Kuok,  Januari 2020)_Sejak lama masyarakat Indonesia sudah menggunakan tanaman obat tradisional secara turun temurun untuk mengobati berbagai macam penyakit. Geronggang (Cratoxylum arborescens) merupakan salah satu tanaman lokal yang berpotensi dimanfaatkan sebagai tanaman obat secara tradisional. 

“Namun pemanfatannya belum dikenal luas di Indonesia, hanya beberapa wilayah di Sumatera dan Kalimantan saja yang sudah memanfaatkan tanaman ini sesuai daerah penyebarannya,”kata Opik Taupik Akbar, peneliti pada Balai Litbang Teknologi Serat Tanaman Hutan (BP2TSTH) Kuok, baru-baru ini di ruang kerjanya. 

Potensi geronggang sebagai tanaman obat, dikupas oleh Opik dalam artikelnya pada buku “Bunga Rampai : Geronggang, Jenis Lokal Potensial Bumi Lancang Kuning”. Aspek fitokimia, pemanfaatannya sebagai biofarmaka serta efek sampingnya dari beberapa hasil penelitian dibahas dalam buku tersebut. 

Dalam bunga rampai tersebut, Opik menyampaikan bahwa dari hasil beberapa penelitian tentang geronggang. Bagian pohon yang dimanfaatkan sebagai tanaman biofarmaka adalah bagian daun, kulit kayu, dan akar. Secara tradisional tanaman ini digunakan untuk mengobati demam, batuk, diare, gatal, bisul, dan gangguan perut di Malaysia, Burma Selatan, Sumatera, dan Kalimantan. Getah kulit batang geronggang juga digunakan untuk perawatan luka. Di Malaysia, kulit batang geronggang yang biasanya mengeluarkan resin telah dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional oleh penduduk lokal.

“Selain sebagai obat, geronggang juga digunakan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Sistem kekebalan tubuh dapat ditingkatkan olehberbagai senyawa dari tanaman ini. Mekanisme tanaman untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh adalah dengan melawan penyebab penyakit  secara langsung sebagai efektor dan juga bekerja dengan mengatur imunitas,”lanjutnya.

Pemanfaatan geronggang sebagai obat tradisional umumnya dilakukan berdasarkan resep turun temurun. Namun berdasarkan beberapa manfaat yang tercatat, geronggang juga memiliki prospek untuk dikembangkan sebagai nanomedicine. “Beberapa penelitian mengenai pemanfaatan geronggang sebagai nanomedisin  sudah dilakukan dengan teknologi yang lebih maju dengan memanfaatkan beberapa senyawa fitokimia yang terkandung dalam geronggang,”ungkap Opik lebih lanjut. 

Baca juga: Geronggang, Jenis Lokal Potensial Bumi Lancang Kuning

Beberapa hasil penelitian menyebutkan bahwa kandungan geronggang kaya akan kandungan flavonoid (Jusoh et al., 2013), xanthone (Sia et al., 1995) dan triterpenoid (Bennett & Harrison, 1993; Nguyen & Harrison, 1998). Selain itu, geronggang juga mengandung  fitokimia yang memiliki sifat antibakteri (Boonsri et al., 2006), cytotocic (Pattanaprateeb et al., 2005; Ren et al., 2011; Syam et al., 2014; Yahayu et al., 2013) dan anti HIV (Reutrakul et al., 2006). 

“Hampir semua bagian pohon geronggang dapat dimanfaatkan sebagai obat. Batang, kulit batang kering, kulit batang basah, akar, dan daunnya bisa diambil untuk diekstrak. Setiap bagian pohon memiliki kandungan berbeda yang mempengaruhi perbedaan khasiat dan penggunaannya. Beberapa penelitian menganalisis perbedaan kandungan zat dalam geronggang,”ungkap Opik. 

Kulit kayu geronggang juga mengandung beberapa senyawa seperti tanin, saponin, flavonoid, dan quinon. Flavonoid memiliki sifat anti-virus, antimikroba, anti-inflamasi dan penyembuhan pendarahan kapiler. Sedangkan saponin memiliki fungsi sebagai imunostimulan yang merangsang sistem kekebalan dalam tubuh.  

“Beberapa pemanfaatan geronggang di bidang kesehatan dapat diketahui dari beberapa penelitian, diantaranya sebagai obat maag, obat kanker, anti HIV, obat tumor, obat leukimia  dan anti inflamasi. Geronggang juga mengandung antioksidan dengan efek chelating pada ion ferro, radikal hidroksil, dan scavenging hydrogen peroksida,”tutup Opik.*(PK)

Informasi lebih lanjut hubungi:
Balai Litbang Teknologi Serat Tanaman Hutan (BP2TSTH) Kuok
Jalan Raya Bangkinang Kuok Km. 9, Bangkinang, Riau 28294
http://www.balithut-kuok.org

Penulis : Priyo Kusumedi