Dientry oleh Dyah Puspasari - 13 August, 2020 - 1121 klik
Pesona Eksotisme Burung Teluk Kupang

" Teluk Kupang di NTT menghadirkan pesona eksotisme keanekaragaman jenis burung air baik endemik dan migran serta hamparan ekosistem yang memukau. Tidak hanya itu, keberadaannya juga mempunyai nilai penting dalam menopang keanekaragaman hayati kawasan, serta penting secara internasional "

[FORDA]_Keindahan alam di bagian timur Indonesia selalu memesona. Kawasan Teluk Kupang salah satunya. Perpaduan panorama air laut biru gradasi dengan pulau-pulau kecil yang menyembul di atasnya, terumbu karang, padang lamun, serta hamparan pasir putih dan hijau mangrove di pesisirnya, sangat memukau. 

Terletak di ujung barat Pulau Timor, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Teluk Kupang menghadirkan beragam hamparan ekosistem lahan basah yang produktif. Mulai dari ekosistem pantai, hutan mangrove, hamparan lumpur (mudflat), rawa rumput musiman, estuaria, tambak, hingga persawahan. 

Hal tersebut menjadikan kawasan ini sebagai rumah bagi puluhan jenis burung air, baik endemik maupun migran, termasuk habitat bagi burung-burung terestrial. Karenanya, Teluk Kupang mempunyai nilai penting yang menopang keanekaragaman hayati kawasan, serta penting secara internasional. 

Datang langsung ke lokasi, tentu adalah cara terbaik menikmati semua pesona eksotisme burung Teluk Kupang dan ekosistemnya tersebut. Namun, bagi yang belum berkesempatan, sebuah buku berjudul “Habitat dan Keanekaragaman Burung Teluk Kupang” cukup mewakili informasi lapangan untuk memenuhi rasa ingin tahu dan mengenal lebih dekat burung dan ekosistem di sana. 

Ditulis oleh Oki Hidayat, S.Hut., M.Bio.Sc, peneliti pada Balai Litbang Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Kupang, Badan Litbang dan Inovasi (BLI) , buku tersebut menggambarkan kekayaan hayati yang sangat beragam di Teluk Kupang, khususnya satwa burung. Berawal dari hobi fotografi dan aktivitas risetnya, Oki jatuh cinta pada hidupan liar fauna di sana, sehingga menuangkannya dalam sebuah buku. 

Diterbitkan oleh IPB Press, ini adalah buku pertama yang membahas biodiversitas burung Teluk Kupang dan ekosistemnya. Buku ini dipersembahkan bagi para pengamat burung dan siapa saja yang ingin mengenal keanekaragaman jenis burung Teluk Kupang. Dengan diskripsi dan visualisasi yang menarik, buku ini dapat dinikmati oleh berbagai kalangan termasuk anak-anak. Buku ini, tentu saja juga menjadi pengisi kekosongan literatur tentang burung, khususnya di NTT. 

“Teluk Kupang memiliki potensi keanekaragaman burung yang cukup tinggi. Bisa dijumpai 71 jenis burung air dan 57 jenis burung terestrial,”papar peneliti bidang biologi konservasi tersebut, saat bedah bukunya dalam webinar FORDA Talks baru-baru ini (5/8/20).

“Salah satu jenis yang bisa ditemui di Teluk Kupang yaitu Cerek Topi Merah, ini jenis burung yang berasal dari Australia, lanjut Oki. Burung migran ini dapat ditemui pada ekosistem rawa rumput, tempat persinggahan sementara mereka untuk mencari minum dan makan serta beristirahat. 

Menurut Oki, burung-burung bermigrasi memiliki jalur tersendiri. Indonesia berada di jalur East Asian- Australasian Flyway (EAAF). Teluk kupang masuk di dalamnya, sebagai salah satu titik jalur yang dilewati burung-burung migran tersebut.

Burung air merupakan burung yang menggantungkan hidupnya di wilayah perairan. Jenis ini memanfaatkan ekosistem yang berasosiasi dengan air sebagai lokasi mencari makan, istirahat dan berkembang biak. Sebagian besar burung air adalah burung migran. 

“Tidak hanya burung air, saya juga menjumpai jenis burung lain, yaitu raptor, atau burung pemangsa,”lanjut Oki. Burung migran di Teluk Kupang tersebar di beberapa lokasi, dan sebagian besar berada di zona pasang surut (intertidal). 

Teluk Kupang tidak hanya penting bagi burung migran, melainkan juga mempunyai nilai penting berupa burung-burung endemik yang unik dan bagi satwa lainnya. “Kita bisa menjumpai salah satunya penyu lekang,”ujarnya.  Jenis satwa lain yang juga dapat ditemukan antara lain buaya muara, dugong, ikan hiu, penyu sisik, penyu belimbing serta berbagai macam ular. 

Baca juga: Teluk Kupang, Surga Burung di NTT 

Mengenal untuk Menjaga Keberlanjutan Teluk Kupang 

Keberadaan Teluk Kupang dengan keanekaragaman hayati dan ekosistemnya merupakan potensi luar biasa. Tidak sebagai sistem pendukung kehidupan di Pulau Timor, melainkan juga menyangga keanekaragaman hayati dunia. 

Oleh karena itu, sejak 1993, kawasan seluas 50.000 ha ini telah ditetapkan oleh Menteri Kehutanan sebagai kawasan konservasi berupa Taman Wisata Alam Laut (TWAL).  Sekitar 8% atau 40 km2, merupakan zona intertidal atau pasang surut. 

Namun demikian, keberadaan ekosistem Teluk Kupang juga menghadapi ancaman kelestarian. Sebagai kawasan pesisir Kota Kupang yang terus berkembang pesat dengan berbagai aktivitas pembangunan dan wisata, ancaman pada penurunan kualitas lingkungan juga dirasakan. Meningkatnya deposit sampah di kawasan pesisir, penebangan hutan mangrove, dan perburuan satwa liar, adalah di antaranya. 

Menyadari ancaman tersebut, Oki mengharapkan kehadiran buku ini dapat menggugah hati dan pikiran berbagai pihak untuk lebih mengenal, mempelajari, serta meningkatkan kecintaan dan kepedulian akan arti penting ekosistem Teluk Kupang. Dengan demikian, berharap pula akan diikuti semangat untuk berupaya dan beraksi nyata untuk menjaga keberlanjutan keberadaan, fungsi dan peran ekosistem serta keanekaragaman hayati kawasan tersebut.  Termasuk membangun semangat konservasi lintas generasi yang akan berkontribusi pada kelestarian alam Indonesia di masa depan. 

Alam Lestari, Indonesia Maju 

Mengambil momentum Hari Ulang Tahun ke-75 Kemerdekaan Indonesia serta Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) yang diperingati setiap bulan Agustus, Badan Litbang dan Inovasi (BLI) mengangkat berbagai topik diseminasi iptek dan inovasi keanekaragaman hayati yang telah dihasilkan dalam FORDA Talks.  Ini merupakan salah satu upaya untuk menggaungkan konservasi alam Indonesia, khususnya di Indonesia bagian Timur. 

Baca juga: FORDA Talks Menyambut 75 Tahun Kemerdekaan Indonesia 

Sumber daya alam Indonesia merupakan potensi dan modal dasar pembangunan Indonesia yang luar biasa, yang memiliki keunggulan komparatif di dunia. Kegiatan diseminasi yang dilakukan tersebut diharapkan akan meningkatkan pemanfataan iptek dan inovasi BLI, sehingga mampu berkontribusi menjaga kelestarian serta mengubah keunggulan komparatif keanekaragaman hayati Indonesia tersebut menjadi keunggulan kompetitif.  Alam lestari, masyarakat sejahtera, Indonesia maju, dapat terwujud. 

Menutup paparan bukunya, Oki menyampaikan kearifan lokal Pulau Timor yang merupakan segitiga kehidupan. “Mansian muit nasi, na bua, artinya manusia, hewan dan hutan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dan saling memiliki ketergantungan,”pungkasnya. 

FORDA Talks bedah buku “Habitat dan Keanekaragaman Burung Teluk Kupang” menghadirkan pembahas Prof. Dr. Ani Mardiastuti dan moderator Dr. Yayuk Siswiyanti dari Sekretariat BLI.  Rangkaian FORDA Talks dan agenda webinar diseminasi iptek dan inovasi dari unit-unit kerja BLI lainnya dapat dikuti di www.forda-mof.org.*(DP)

Informasi lebih lanjut:
Balai Litbang LHK Kupang
Jl. Alfons Nisnoni No. 7 (Belakang), Airnona, Kota Raja, Kupang, NTT
Telp. (0380) 823357, Fax. (0380) 831068
E-mail: litbangkupang@gmail.com
Website: http://bpplhkkupang.or.id/

Photo: @oki.hidayat

Penulis : Dyah Puspasari
Editor : Yayuk Siswiyanti