Dientry oleh B2P2BPTH Yogyakarta - 17 February, 2021 - 806 klik
Menjanjikan, Kultur Jaringan Rotan Tohiti

" Riset menunjukkan bahwa kultur jaringan dengan teknologi embriogenesis somatik, merupakan metode yang menjanjikan untuk perbanyakan rotan tohiti. Aplikasi teknologi ini menjadi salah satu solusi untuk mengatasi kendala perbanyakan secara konvensional dari biji. "

[FORDA]_Riset menunjukkan bahwa kultur jaringan dengan teknologi embriogenesis somatik, merupakan metode yang menjanjikan untuk perbanyakan rotan tohiti. Aplikasi teknologi ini menjadi salah satu solusi untuk mengatasi kendala perbanyakan secara konvensional dari biji. Keuntungan penerapan teknologi ini adalah tingkat multiplikasi yang tinggi, bibit yang dihasilkan seragam dan mudah digunakan pada medium cair. 

“Ini cocok sebagai salah satu teknologi yang perlu dikembangkan dalam budidaya rotan,”ungkap Dra. Yelnititis, M.Si., peneliti pada Balai Besar Litbang Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan Yogyakarta. 

Metode perbanyakan rotan tohiti secara konvensial selama ini masih menghadapi kendala, terutama karena musim berbuah yang tidak menentu dan jumlah buah yang terbatas. Selain itu, pemanenan rotan tohiti juga banyak dilakukan sebelum masa reproduktif, sehingga akan memutus mata rantai regenerasinya, yang berakibat buahnya semakin jarang diperoleh. 

“Untuk itu diperlukan upaya perbanyakan tanaman melalui teknologi pembiakan vegetatif baik secara makro maupun mikro melalui budidaya jaringan,”lanjut Titis, panggilan akrab peneliti dengan kepakaran pemuliaan pohon ini.  

Menurut hasil risetnya yang dirilis dalam Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan Vol. 12 No. 1, 2018, budidaya jaringan melalui teknologi embriogenesis somatik pada rotan tohiti bisa dilakukan dengan baik. 

Baca jurnal: Embriogenesis Somatik Rotan Tohiti (Calamus inops Becc. Ex Heyne) 

Titis merekomendasikan penambahan zat pengatur tumbuh Benzyladenine (BA) 1.0 mg/l pada media dasar Murashige and Skoog (MS) sebagai perlakuan terbaik untuk induksi kalus embriogenik. Sementara jumlah embrio somatik terbanyak ditemukan pada perlakuan penambahan zat pengatur tumbuh kombinasi BA 1,0 mg/l + 2,4-D 1,0 mg/l pada media MS. 

“Embrio somatik yang diperoleh dari perlakuan ini mempunyai penampilan yang sama seperti embrio zigotik,”jelasnya. 

Menurut literatur, embriogenesis somatik adalah suatu metode perbanyakan vegetatif yang cepat dan efektif. Metode perbanyakan ini dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Embriogenesis somatik langsung adalah pembentukan embrio somatik yang langsung dari jaringan eksplan, sedangkan embriogenesis somatik tidak langsung adalah pembentukan embrio somatik melalui proliferasi kalus. 

Riset ini, menurut Titis, masih tahap awal. “Penelitian lanjutan sedang dilakukan, yakni konservasi rotan melalui perbanyakan in vitro. Ini untuk memperoleh perlakuan terbaik tunas rotan secara in vitro,”pungkas Titis. 

Saat ini 85% produksi rotan dunia berasal dari Indonesia. Namun demikian, 90% kebutuhan masih disuplai dari hutan alam dan hanya 10 % yang berasal dari budidaya rotan. Padahal dalam Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 19 Tahun 2009, rotan telah ditetapkan sebagai salah satu komoditas hasil hutan bukan kayu (HHBK) yang pengembangannya perlu dilaksanakan dengan sistem budidaya. 

Baca juga: Atlas Rotan Indonesia

Oleh karenanya, pengembangan teknik budidaya rotan secara vegetatif sangat strategis dilakukan di Indonesia. Apalagi rotan tohiti, adalah salah satu rotan yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Batang rotan tohiti agak keras dan tidak begitu mudah dibelah-belah sehingga sangat baik digunakan untuk pembuatan mebel, sandaran kapal, pengisi batang sepeda dan pengganti kerangka baja.  

Secara alami jenis ini tumbuh di daerah berbukit dan ditemukan hampir di seluruh daratan Sulawesi. Namun demikian terdapat beberapa kendala dalam budidaya rotan tohiti karena rotan tohiti tumbuh tunggal dan tidak berumpun sehingga hanya dapat dipanen satu kali. Solusi budidaya dengan teknologi embriogenesis somatik ini tentu menjadi peluang yang potensial untuk budidaya massal rotan rohiti ke depan.* (EDL)

 

Informasi lebih lanjut:

Balai Besar Litbang Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan (BIOTIFOR YOGYA):
Jl. Palagan Tentara Pelajar KM15 Purwobinangun, Kec. Pakem, Kab. Sleman, Yogyakarta (Indonesia)
Telp. (0274) 895954; 896080 Fax. (0274) 896080
Email: breeding@biotifor.or.id
Website: www.biotifor.or.id
Instagram: https://www.instagram.com/biotifor_jogja
Facebook : www.facebook.com/Balai-Besar-Litbang-BPTH-187407891327294
Youtube: http://youtube.com/c/BiotiforJogja
E-Journal: http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPTH/index

 

 

Penulis : Endang Dwi Lestariningsih
Editor : Dyah Puspasari