Dientry oleh Puslitbang Kualitas dan Laboratorium Lingkungan - 24 March, 2021 - 602 klik
Tantangan Riset Digital pada Masa Pandemi: Studi Kasus Limbah Medis Covid-19 di Jakarta

" Metode riset digital dipandang dapat memudahkan peneliti mengumpulkan data primer dan sekunder tanpa tatap muka secara langsung. Namun demikian, sejumlah tantangan dihadapi. Puslitbang Kualitas dan Laboratorium Lingkungan (P3KLL) yang telah mencobanya, membagikan pengalaman dan rekomendasi "

[FORDA]_Pandemi Covid-19 menuntut semua orang untuk beradaptasi, termasuk para peneliti. Kegiatan penelitian harus terus berlanjut. Untuk itu, Puslitbang Kualitas dan Laboratorium Lingkungan (P3KLL), Serpong menerapkan metode riset digital dalam penelitian terkait sosial humaniora. Salah satunya tentang Studi Kasus Limbah Medis Covid-19 di Provinsi DKI Jakarta. 

Baca juga: Kepala BLI: Tetap Berikan Kontribusi Terbaik Meski di Tengah Pandemi Covid-19

Metode riset digital ini disosialisasikan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada awal pandemi. LIPI menilai metode ini sebagai strategi baru yang dikembangkan dalam upaya pengumpulan dan pengolahan data maupun visualisasi. Ada empat metode yang disampaikan LIPI: digital ethnography, digital focus group discussion (FGD), web survey, dan big data retrieval

Dalam penelitian limbah medis Covid-19 tersebut, P3KLL menerapkan dua metode yaitu web survey, dan big data retrievals. Langkah pertama adalah mengumpulkan data rumah sakit (RS) rujukan Covid-19 di Jakarta dan bobot limbah bahan berbahaya dan beracun (LB3) medis yang dihasilkan. Data khusus infeksius (kode A337-1), diperoleh dari aplikasi yang dimiliki Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta (big data retrieval).. 

Tantangan yang dihadapi adalah data bersifat sekunder dan berkembang fluktuatif dalam hitungan hari. Perolehan data sementara kurang representatif sehingga tim pelaksana melanjutkan riset menggunakan metode kuesioner dalam jaringan (web survey). 

Responden kuesioner online berasal dari 68 RS rujukan Covid-19 di Jakarta (data November 2020 dari Kemenkes dan Dinas Kesehatan DKI Jakarta). Tenggang waktu pengisian satu bulan. 

Pengumpulan data juga merupakan tantangan tersendiri. Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta sangat membatasi gerak. Kondisi ini membuat peneliti harus menghubungi para responden melalui surat (pos dan/atau elektronik) serta telepon. Respon yang diterima hanya sejumlah 16 kuesioner dengan berbagai tipe kapasitas RS, untuk data sebelum dan selama masa pandemi Covid-19 (Maret-September 2020). 

Kendala terakhir adalah pengolahan dan analisis data. Tim P3KLL bekerja sama dengan peneliti Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk transfer pengetahuan perangkat lunak (software) Spectrum V.5.89 untuk mengolah data lingkungan terkait kesehatan publik. Namun, karena data limbah medis yang bersifat harian, maka software tersebut tidak tepat digunakan. Pengolahan data dialihkan dengan statistik sederhana, yakni proyeksi linier menggunakan limit berdasarkan data kuesioner dan proyeksi penduduk Badan Pusat Statistik (BPS). 

Melalui kegiatan penelitian ini, output yang ditetapkan saat perencanaan riset dapat diperoleh. Bobot LB3 medis sebelum Covid-19 diperoleh sebesar 1,57 kg/tempat tidur/hari. Sementara bobot LB3 medis selama penelitian berlangsung sebesar 1,84 kg/tempat tidur/hari. Total bobot LB3 medis saat ini dapat diperoleh dengan mengalikan angka tersebut dengan jumlah tempat tidur/hari yang terpakai pasien Covid-19. 

Untuk output berupa proyeksi bobot LB3 medis dan jumlah insinerator yang diperlukan, disesuaikan dengan jumlah kasus aktif harian (covid19.go.id) serta kapasitas insinerator eksisting baik milik rumah sakit, pemerintah daerah, maupun perusahaan pengolah LB3. Perhitungan bisa dilakukan dalam skala nasional, maupun regional/daerah. 

Baca juga: Tangani Limbah Medis, KLHK Sosialisasikan Standardisasi Teknologi IPAL/Incinerator Ramah Lingkungan

Dengan segala keterbatasan kondisi, P3KLL bekerja sama dengan peneliti BKKBN telah melaksanakan penelitian terkait pengelolaan LB3 medis infeksius dari pasien Covid-19. Kendala-kendala yang dihadapi selama melakukan riset dengan metode digital tidak menjadikan hambatan, melainkan memacu para peneliti mencari alternatif metode lain yang adaptif dengan kondisi di lapangan. 

Berdasarkan pengalaman peneitian di atas, tim peneliti P3KLL memberikan rekomendasi sebagai syarat penerapan metode riset digital dalam penelitian sosial humaniora.   Pertama, diperlukan pengawalan ketat terhadap pengumpulan data melalui media digital. Kedua , dikombinasikan dengan pengumpulan data lapangan jika situasi memungkinkan. 

Metode riset digital dipandang LIPI dapat memudahkan peneliti mengumpulkan data primer dan sekunder tanpa tatap muka secara langsung. Namun demikian, bukan berarti tatap muka fisik ketika melakukan penelitian lapangan akan ditinggalkan. Kegiatan lapangan tatap muka masih diperlukan dan tidak tergantikan.*(MHA)

Informasi lebih lanjut:
Puslitbang Kualitas dan Laboratorium Lingkungan, BLI, KLHK
Jl. Raya Puspitek Serpong, Tangerang, Banten, Indonesia 15314 Telepon / Fax: +62-21-7563114 / 7563115
http://p3kll.litbang.menlhk.go.id/ 

Penulis : Melania Hanny Aryantie
Editor : Dyah Puspasari