Dientry oleh BALITEK DAS Solo - 13 February, 2021 - 607 klik
4 Rekomendasi Balitek DAS untuk Mitigasi Longsor di Kalijering Kebumen

" Mempertimbangkan faktor jenis tanah, kemiringan lereng, dan penggunaan lahan di lokasi longsor Kebumen, rekomendasi Balitek DAS berupa konservasi tanah dan air baik secara sipil teknis dan vegetatif sangat penting ditindaklanjuti para pihak terkait. Pasalnya, lokasi bekas longsor seperti di Kebumen ini sangat rawan longsor susulan, terutama apabila terjadi hujan, sampai terjadi kesetimbangan akhir (sudah stabil). "

Balai Litbang Teknologi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (Balitek DAS) merumuskan 4 rekomendasi untuk mitigasi longsor yang terjadi di Dukuh Krajan RT/RW 01/02, Desa Kalijering, Kecamatan Padureso, Kabupaten Kebumen, Selasa (09/02/21). Pada lokasi dengan kemiringan curam, sangat disarankan membuat teras gulud/ bangku dan saluran pembuangan air (SPA). Jenis pohon yang ditanam untuk konservasi juga harus dari jenis yang tidak terlalu membebani lereng, serta perlu pemberian pupuk secara terus menerus untuk meningkatkan agregasi tanah.

Rekomendasi disusun dari hasil kajian Tim Peneliti Balitek DAS Solo. Dengan menggunakan Google Earth 2021, serta informasi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kebumen berupa foto dan video kejadian longsor, tim menganalisis dan mengidentifikasi penyebab longsor berdasarkan faktor-faktor jenis tanah, kemiringan lereng, dan penggunaan lahan.

Kondisi di lapangan menunjukkan lokasi kejadian mempunyai kemiringan lereng lebih dari 45% atau sangat curam dengan bentuk lahan perbukitan. “Kondisi kemiringan securam ini memang rentan longsor,"ungkap Ir. BenyHarjadi, M.Sc., Ketua Tim MItigasi Longsor Peneliti Balitek DAS, saat komunikasi lewat WA, Sabtu (13/02/2021).

Untuk mengatasi kerentanan tersebut, Tim Peneliti Balitek DAS merekomendasikan konservasi tanah dan air dengan metode sipil teknis yakni membuat teras gulud/ bangku untuk mengurangi kemiringan lereng.  Selanjutnya menerapkan konservasi tanah secara vegetatif dengan menanam pohon dari jenis yang tidak terlalu membebani lereng. Penanaman sebaiknya dengan metode generatif menggunakan biji, agar pohon memiliki sistem perakaran yang kuat dan kokoh.

Baca juga: Kendalikan Longsor, Balitek DAS Rekomendasikan Rekayasa Vegetatif

Lebih lanjut Beny menjelaskan bahwa kondisi tanah juga mendukung terjadinya longsor. Di lokasi longsor, diketahui tekstur tanahnya lempung liat berdebu atau SiCL (Silty Clay Loam), dengan struktur granuler dan perkembangan struktur tanah yang lemah.

Jenis tanah di lokasi adalah inceptisols, dengan jenis batuan beku yang melapuk lanjut, serta regolit tanah sangat dalam, mencapai lebih dari 3 m. Jenis tanah seperti ini mudah sekali longsor. Regolit dalam menunjukkan bahwa agregasi tanah kurang kuat. Selain itu, tekstur tanah lempung liat berdebu atau bertekstur agak halus, menyebabkan kandungan air tinggi di dalam tanah dan meningkatkan potensi longsor.

"Kondisi di atas, apabila dipicu dengan curah hujan yang terus menerus dengan intensitas sedang, dapat dipastikan akan terjadi longsor,"tegas Beny.

Berdasarkan hasil analisis tersebut, rekomendasi Balitek DAS berikutnya adalah mempercepat drainase dengan membuat saluran pembuangan air (SPA) diantara batas lahan kepemilikan. Agregasi tanah juga ditingkatkan dengan pemberian pupuk organik atau pupuk kandang secara terus menerus.

Longsor di Desa Kalijering Kebumen disebabkan oleh lereng yang sangat curam dan regolit yang sangat dalam. Selain itu, beban lereng karena tanaman pohon-pohonan, drainase dan permeabilitas yang lambat akibat kondisi tanah pada lereng yang sudah jenuh dan porositasnya kecil, serta agregasi tanah kurang kuat di lokasi tersebut juga menjadi penyebab terjadinya longsor. Sementara pemicu longsor adalah hujan yang terus menerus dengan intensitas sedang lebih dari 3 hari.

Baca juga: Kondisi Fisik dan Intensitas Hujan Picu Longsor di Karanganyar

Saat ini penggunaan lahan pada lokasi longsor sebagian besar adalah tegalan. Jenis tanaman yang diketahui diantaranya kelapa, sengon, dan beberapa jenis kayu kayuan lain.

Mempertimbangkan faktor jenis tanah, kemiringan lereng, dan penggunaan lahan di lokasi longsor Kebumen tersebut, rekomendasi Balitek DAS berupa konservasi tanah dan air baik secara sipil teknis dan vegetatif sangat penting ditindaklanjuti para pihak terkait. Pasalnya, lokasi bekas longsor seperti di Kebumen ini sangat rawan longsor susulan, terutama apabila terjadi hujan, sampai terjadi kesetimbangan akhir (sudah stabil).

Aspek konservasi tanah dan air, bersama dengan faktor-faktor lain seperti geologi, iklim, sosial, ekonomi, dapat menjadi pertimbangan bagi Pemerintah untuk merumuskan rekomendasi terbaik untuk mencegah terulangnya bencana serupa baik di Kebumen maupun lokasi lain dengan karakteristik lokasi yang sama.

Berdasarkan informasi BPBD Kabupaten Kebumen diketahui bencana ini telah berakibat meninggalnya 3 orang warga, serta kerugian material dengan rusaknya 7 rumah warga dari 6 Kepala keluarga.*(PDS,THS, EP)

 

Informasi Lebih Lanjut:
Balai Litbang Teknologi Pengelolaan DAS (Balitek DAS)
Website http://balitekdas.id
Jl. Jend. A. Yani Pabelan Kotak Pos 295, Surakarta 57012, Telp.  0271 - 716709, Fax.   0271 – 716959

Penulis : Pranatasari Dyah Susanti, Tri Hastuti Swandayani, Eko Priyanto
Editor : Dyah Puspasari