Pembaca yang budiman, mengakhiri tahun 2017 redaksi menyapa kembali pembaca Bekantan yang setia melalui edisi akhir tahun bertajuk “Bekerja bersama untuk Kemajuan Kehutanan Indonesia”. Terbitan Bekantan kali ini terinspirasi dari Bapak Presiden Jokowi pada tema peringatan HUT Republik Indonesia tahun 2017 yakni 72 tahun Indonesia ”Kerja Bersama”. Kemajuan kehutanan Indonesia juga akan terwujud bila pemerintah bekerja bersama semua unsur masyarakat dan bersinergi untuk pengelolaan hutan lestari.
Berbagai pemikiran dan informasi yang mendukung tema di atas, redaksi menghadirkan 3 rubrik fokus, yang mengutarakan tentang Hutan antara Isu, Potensi dan Realita, Revitalisasi Hutan Rawa Gambut dan Prakter-praktek Pemanfaatan Lahan Gambut yang akan membawa kita untuk mengetahui usaha yang telah dilakukan berbagai pihak dalam pengelolaan hutan. Selain itu hadir juga dalam rubrik lansekap informasi mengenai nama-nama daerah di Kalsel yang berasal dari nama pohon dan mempelajari bagaimana pengelolaan Ekowisata di Halinjuangan, Hulu Sungai Selatan yang menjual wisata berwawasan lingkungan, kebudayaan, sejarah, dan pesona alam.
Buku yang berjudul Silvikultur Rehabilitasi Pantai Berpasir Kebumen ini ditujukan kepada para pembaca yang budiman (praktisi, akademisi, birokrat, peneliti, swasta, masyarakat) sebagai panduan praktis untuk merehabilitasi lahan pantai berpasir dengan menggunakan prinsip silvikultur. Buku ini disusun berdasarkan pengalaman dalam merehabilitasi lahan pantai berpasir di Kebumen sejak tahun 2007-2015, hasil-hasil penelitian yang terkait, dan pembelajaran dari masyarakat sekitar pantai.
BP2TKSDA (Samboja)_Majalah Swara Samboja Vol VI/No. 3/Th. 2017 ini sengaja dikemas sebagai edisi khusus untuk mendokumentasikan keindahan KHDTK Samboja dan segala potensinya kepada para pembaca dengan tema “Menelisik Potensi KHDTK Samboja”. Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Hutan Penelitian Samboja dengan luas 3054 hektar menyimpan berbagai macam keanekaragaman hayati dan potensi wisata di dalamnya.
Saat ini, wisata kekinian tengah menjadi trend di beberapa daerah di Indonesia. Tak mau ketinggalan, KHDTK Samboja juga tengah berbenah menggali potensi wisata yang dapat dikembangkan tanpa menghilangkan kelestarian hutan dan segala isinya. Pembaca ingin tahu apa saja wisata kekinian yang ada di KHDTK Samboja?
Salam Konservasi,
“Lampu Kuning untuk Si Kuning?” menjadi tema utama Majalah Swara Samboja Vol VI/No. 2/Th 2017. Noorcahyati salah satu peneliti yang berkecimpung dalam penelitian tumbuhan berkhasiat obat mengajak kita mengenal akar kuning, mendalami potensi dan juga menelusuri keberadaannya di alam. Ketiga jenis akar kuning yang dibahas yakni Coscinium fenestratum (Gaertn.) Colebr., Fibraurea tinctoria Lour., dan Arcangelisia flava (L.) Merr.
“CEMARA LAUT MENGUBAH LAHAN MARGINAL MENJADI POTENSIAL” buku buah kerja penelitian sekaligus pengalaman lapang. Mulanya adalah hamparan pasir panas nan gersang di sepanjang pantai selatan Kebumen. Melalui perencanaan dan metoda yang baik, pantai itu perlahan berhias sabuk cemara hijau. Perubahan paras pantai ini tidak saja menjadikan cemara laut (Casuarina equisetifolia) yang ditanam berfungsi sebagai peredam gelombang angin, tapi lahan belakang tegakan cemara ke arah daratan juga menggeliat menjadi lahan yang perlahan bisa dimanfaatkan untuk tanaman pertanian. Kerasnya ekosistem pantai yang bersifat transboundary area daratan dan lautan, mulai ramah dengan hadirnya sabuk hijau cemara.
“Perlukah Membangun Koridor Orangutan?” menjadi tema utama Majalah Swara Samboja Volume VI Nomor 1 Tahun 2017. Mengatasi permasalahan fragmentasi hutan, koridor yang merupakan salah satu bentuk konektivitas antar habitat telah banyak digagas dan diimplementasikan di berbagai negara. Namun segolongan pihak masih memperdebatkan perlu tidaknya dibangun koridor. Tri Sayektiningsih, S.Hut, M.Sc akan membahas secara lengkap pro dan kontra pembangunan koridor orangutan dalam tajuk utama kali ini.
Generic names of plant species will serve as a valuable resource for taxonomists who are interested in knowing what specimens are stored in the Herbarium, as well as for field researchers who need to identify plant species for their research projects. It is also the starting point for the development of future publications, which will prove useful for field practitioners interested in conservation and restoration.
Prosiding ini memuat seluruh materi presentasi dan makalah poster yang relevan dan mendukung tema ekspose setelah melalui tahap penyuntingan dari tim penyunting sesuai kepakaran terkait di lingkup Badan Litbang dan Inovasi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Data dan informasi dalam prosiding ini bermanfaat menjadi landasan ilmiah bagi pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan, sebagai tambahan informasi untuk memahami status terkini pengelolaan hutan di Sumatera Selatan serta bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan mewujudkan pembangunan hijau di Sumatera Selatan.
Buku ini memaparkan hasil studi yang dilakukan oleh tim peneliti Balitek KSDA terhadap kondisi sosial budaya dan pemanfaatan berbagai jenis tumbuhan serta potensi hutan Lembonah. Dengan demikian, buku ini dapat menjadi sumber informasi bagi manajemen PT. BSMJ dan masyarakat sekitar hutan Lembonah, juga dapat menjadi referensi bagi siapa saja yang ingin mengoptimalkan pengelolaan areal HCVF. Pengunjung hutan Lembonah juga bisa memanfaatkan buku ini untuk menyelami lebih dalam tentang sejarah penggunaan lahan, bentuk pemanfaatan, sekaligus belajar mengenal jenis-jenis tumbuhan yang ada di dalamnya.
Buku berjudul “Satwa Liar di Hutan Lembonah” ini adalah seri kedua, setelah seri pertama yang berjudul “Budaya Masyarakat Dayak Benuaq dan Potensi Flora Hutan Lembonah”. Buku ini berusaha merekam keanekaragaman satwa liar yang ada di hutan Lembonah, mulai dari mamalia, burung, dan serangga. Hutan Lembonah dapat diibaratkan sebagai kantong habitat satwa liar yang tersisa dalam areal perkebunan kelapa sawit.
Ministry of Environment and Forestry