The biodiversity management of indigenous people in Borneo is carried out through customary law and social and cultural norms implementation. Tana Pera customary forest management is a community’s efforts to protect biodiversity in forest areas around Kampung Laham, Mahakam Hulu Regency, East Kalimantan Province. To support the management of Tana Pera customary forest, a study regarding flora, fauna and social aspects was carried out by Laham indigenous community in collaboration with research team from Research and Development Center for Natural Resource Conservation Technology (Balitek KSDA) and other supporting institutions. The results of the study were presented in the special edition of Swara Samboja Magazine with the title "Exploring Tana Pera Customary Forest".
This book presents various aspects about geronggang. Readers are directed to understand everything about geronggang trees, from the characteristic of the wood, cultivation techniques, various uses, and the value of local people's interest and wisdom.
Are Friends of Conservation familiar with Tarsius (Tarsius fuscus) and Dare Black Monkey (Macaca maura)? Both of these unique primates can be found in the Karaenta Forest of Bantimurung National Park. However, they have currently been threatened with extinction due to their fragmented habitat and conflicts with humans. Mira Kumala Ningsih and Suryanto comprehensively discuss the two primates in the paper entitled "Unique Primates in Pattunuang-Karaenta Forest of the Bantimurung-Bulusaraung National Park " in Swara Samboja Magazine Vol VIII/No 1/2019.
The Research, Development and Innovation Agency (FORDA) has a task of carrying out research, development and innovation related to environment and forestry issues. To carry out this task, support of data and information is very important, which can serve as a reference in planning, implementing and evaluating processes. The 2018 statistics book of FORDA encompasses a series of annual FORDA publications and is intended to present data and information that illustrate the objective facts of the FORDA up to 2018.
FORDA has various research programs by initiating the potential of medicinal plants from the forests in which many tree and understorey species have not been domesticated yet. Gradually, research on medicinal plants in the forests was carried out in 2015-2019 on several types of commodities, which were selected by working units under FORDA. Laboratory facilities and human resources are very limited, so each working unit only study 1-2 commodities. Several researchers at working units also collaborated with local universities in each province.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan terus menggalakkan berbagai program untuk mencegah semakin meluasnya degradasi hutan dan kehilangan keragaman hayati, termasuk satwa liar. Peranan Badan Litbang dan Inovasi juga terus ditingkatkan untuk memberikan berbagai informasi dan rekomendasi dalam mendukung program tersebut. Salah satunya adalah mengimplementasikan berbagai penelitian dan pengembangan konservasi gajah di KHDTK Aek Nauli, yang diberi nama “Aek Nauli Elephant Conservation Camp (ANECC)”.
Seperti diketahui bersama, gajah saat ini merupakan satwa liar yang sudah dilindungi dan statusnya sudah tergolong terancam punah. Berkurangnya habitat gajah di Pulau Sumatra tentunya akan semakin meningkatkan konflik gajah dengan manusia. Perburuan akan berdampak pula terhadap keterancaman populasinya sehingga membutuhkan dukungan upaya konservasi dari semua pihak. Pengembangan gajah jinak di KHDTK Aek Nauli dengan tujuan meningkatkan peluang perkembangbiakan gajah, pengawetan genetik, sebagai objek penelitian dan pemanfaatan untuk tujuan ekowisata diharapkan dapat menjadi model dalam mewujudkan pengelolaan sumber daya hutan yang berkelanjutan.
Untuk mewujudkan pengelolaan ANECC yang optimal, berbagai informasi ilmiah sangat dibutuhkan untuk menjadi acuan kebijakan pengelolaan yang tepat ke depannya. Kehadiran buku ini dengan judul Konservasi dan Ekowisata Gajah: Sebuah Model dari KHDTK Aek Nauli diharapkan mampu menjadi jawaban untuk mewujudkan pengelolaan ANECC ataupun ekowisata satwa liar pada kawasan hutan lainnya. Buku ini memberikan pengetahuan dan informasi yang lengkap terkait bioekologi gajah dan pemahaman terhadap ekowisata, serta telah dilengkapi dengan berbagai rekomendasi strategi pengembangan ekowisata untuk mendukung konservasi satwa liar, khususnya gajah yang cukup komprehensif.
Membagikan kehidupan dan kebahagiaan sebagai tempat hidup di berbagai tempat menjadi titik fokus tulisan Agung Wahu Nugroho, S.Hut, M.Sc. Sejalan dengan Hesse, pohon merupakan kehidupan dan memindahkan poon berarti memindahkan kehidupan. Secara gamblang dan runtut, Agung menuturkan Teknik Transplanting Tanaman Hutan pada Majalah CerDAS edisi ini.
Dipenghujung tahun 2018 Bekantan kembali menyapa sahabat semua. Dimulai pertama kali pada tahun 1993 berdasarkan Keppres Nomor 4 tahun 1993, tiap tanggal 5 November diperingati sebagai Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional (HCPSN) yang bertujuan untuk meningkatkan kepedulian, perlindungan, pelestarian puspa dan satwa nasional serta untuk menumbuhkan dan mengingatkan betapa pentingnya puspa dan satwa dalam rona kehidupan sekitar kita.
Dalam edisi kali ini, majalah CerDAS mengangkat Danau Habema di Papua sebagai fokus. Danau nan cantik menghampar di atas ketinggian 3.225 meter di atas permukaan laut, menjadi lansekap utama Taman Nasional Lorensts. Kita juga belajar banyak dari perjalanan seorang Prof. Suratman, dosen Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada di halaman Sosok, "Restorasi sungai harus segera dilakukan", kata beliau. Jangan lupa juga untuk mencermati halaman profil yang kali ini menampilkan "Pengelolaan DAS Mikro: Upaya Membangun Laboratorium Lapang". Ada juga tulisan yang mengajak: "Mengenal Irigasi: Kunci Distribusi Air Penunjang Ketahanan Pangan", "Mengenal Turi sebagai Sumber Obat, Makanan dan Penyubur Tanah", dan berbagi pengetahuan dengan tulisan "Skala Peta dalam Pengelolaan DAS".
Buku ini memilah beragam hasil penelitian dan pengembangan BLI beberapa dasawarsa terakhir, dan dianggap memenuhi keriteria sebagai bentuk inovasi untuk dipublikasikan kepada khalayak. Buku ini memilih 200 inovasi untuk disampaikan kepada para pemangku kepentingan. Kumpulan inovasi tersebut dibagi kedalam 4 kategori inovasi yaitu: (1)produk; (2) proses; (3) alat; dan (4) gagasan.
Ministry of Environment and Forestry