No |
Judul |
Penulis |
Peneliti |
Unit Kerja |
Tahun |
Abstrak |
Dokumen |
11 |
Pertumbuhan dan Nilai Gizi ganoderma lucidum pada Media Limbah Mangium |
Djarwanto & Sihati Suprapti |
- Nama :
- Bidang Keahlian :
- Unit Kerja :
- Email :
|
Pusat Litbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan |
2010 |
Media pertumbuhan Ganoderma lucidum masing-masing dibuat dari serbuk kayu atau kulit kayu mangium. Kedalam serbuk kayu atau kulit kayu dan campuran keduanya, ditambahkan dedak, menir jagung, kapur, gips masing-masing 10%, 5%, 2%, 0,5% dan air suling secukupnya Efisiensi konversi biologi (EB) dihitung berdasarkan berat jamur yang dihasilkan dibagi bobot media kering, dinyatakan dalam persen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan miselium jamur pada media bibit serbuk gergaji kayu lebih lambat dibandingkan dengan pada media bibit serbuk kulit kayu mangium, namun kualitas bibit yang dihasilkan dalam media serbuk gergaji lebih baik. Pertumbuhan miselium pada media bibit dan pada media kultivasi telah merata pada umur 4 minggu setelah inokulasi. Tubuh buah jamur sudah dapat dipanen pada umur 64 hari setelah inokulasi. Produksi jamur G. lucidum HHBI-322, HHBI-328 dan HHBI-337 umumnya rendah yaitu 18,68 g – 40,86 g dengan nilai EB 9,77%–17,09%. Nilai gizi jamur terutama kadar protein dan lemak masing-masing berkisar antara 9,71%-13,65% dan 1,82%-4,50%. Polisakarida yang terdapat pada G. lucidum terutama glukan berkisar antara 6,95%-9,29%.
Detail |
|
12 |
ASPEK EKOLOGI NYAMPLUNG (Calophyllum inophyllum L.) DI HUTAN PANTAI TANAH MERAH, TAMAN HUTAN RAYA BUKIT SOEHARTO |
Mukhlisi & Kade Sidiyasa |
- Nama :
- Bidang Keahlian :
- Unit Kerja :
- Email :
|
Balai Penelitian Teknologi Konservasi Sumberdaya Alam |
2011 |
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang beberapa aspek ekologi pohon nyamplung (Calophyllum inophyllum L.). Penelitian dilakukan di hutan pantai Tanah Merah, Taman Hutan Rakyat Bukit Soeharto, Kalimantan Timur pada bulan Juni 2009. Pembuatan petak-petak cuplikan ditetapkan secara sengaja (purposive sampling) yang masing-masing berukuran 20 x 20 m, dengan luas keseluruhan 0,44 ha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tegakan ini, selain pada tingkat pohon (INP= 90,11% ), nyamplung juga mendominasi pada tingkat tiang (INP= 140,06%) dan semai (INP= 85,85%). Sedangkan pada tingkat pancang didominasi oleh Dillenia suffruticosa (Griff.) Martelli (INP= 135,98%). Pohon nyamplung memiliki asosiasi terkuat dengan Pouteria obovata (R. Brown) Baehni, hal ini ditunjukkan dengan nilai indeks Ochiai, Dice, dan Jaccard yang mendekati satu. Berkaitan dengan kondisi lingkungan fisik, suhu udara pada tegakan nyamplung berkisar 25,4-31,70C, kelembaban udara 75-97% dan curah hujan rata-rata 2.000-2.500 mm/tahun, sedangkan komposisi tanahnya sebagian besar didominasi oleh tekstur pasir dengan pH 6,1-7,3.
Detail |
|
13 |
POTENSI DAN SEBARAN NIPAH (Nypa fruticans (Thunb.) Wurmb) SEBAGAI SUMBERDAYA PANGAN |
N.M. Heriyanto, Endro Subiandono & Endang Karlina |
- Nama :
- Bidang Keahlian :
- Unit Kerja :
- Email :
|
Pusat Litbang Konservasi dan Rehabilitasi |
2011 |
Penelitian potensi dan sebaran Nypa fruticans (Thunb.) Wurmb sebagai sumberdaya pangan dilakukan di Desa Bengalon, Kecamatan Bengalon, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur pada bulan Oktober 2010. Pengumpulan data menggunakan metode pendugaan jumlah pohon/ha, pohon berbuah/ha dan jumlah bonggol tua/ha pada 9 sub plot ukuran 10 m x 10 m. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah pohon nipah rata-rata per ha ada 1.972 dengan jumlah pohon yang berbuah 674 pohon/ha, jumlah bonggol tua per pohon 1,87 atau 1.267 bonggol/ha. Jumlah buah tua nipah di lokasi penelitian adalah 71.476 buah/ha, potensi daging buah tua nipah 2,55 ton/ha. Rata-rata berat 100 daging buah nipah adalah 3.489 g dan dari jumlah tersebut 1.622 g tepung nipah atau sebesar 46,39%. Potensi tepung nipah per hektar sebesar 1,19 ton/ha. Kandungan gizi gula nipah cukup baik, yaitu karbohidrat (89,61%), protein (5,95%), kadar Ca (44,58 mg/kg) dan kalori sebesar 3.172 cal/gr. Tepung nipah mengandung serat cukup tinggi dengan kandungan lemak dan kalori rendah yang berpotensi untuk dijadikan makanan bagi orang yang melakukan diet. Tepung buah nipah mengandung sembilan dari dua belas jenis asam amino esensial, yaitu Histidin, Arginin, Threonin, Valin, Methionin, Iso-leusin, Leusin, Phenil alanin dan Lysin yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia
Detail |
|
14 |
Pembuatan Arang Aktif Dari Tempurung Biji Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) |
R. Sudradjat, D. Tresnawati & D. Setiawan |
- Nama :
- Bidang Keahlian :
- Unit Kerja :
- Email :
|
|
2005 |
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara pembuatan dan sifat arang aktif yang dihasilkan dari tempurung biji jarak pagar. Proses penelitian dilakukan dengan pembuatan arang dari tempurung biji jarak pagar pada suhu 5000 C selama 5 jam. Kemudian arang tersebut direndam dalam larutan asam fosfat 1%, 2% dan 3% selama 24 jam. Selanjutnya arang diaktivasi pada suhu 6500 , 7500 dan 8500C dan disemprot uap panas selama 60 menit dengan suhu 1250C, laju alir uap panas 0,27 kg/jam dan tekanan 0,025 mb. Parameter yang diuji adalah rendemen, kadar air, kadar zat terbang, kadar abu, kadar karbon terikat, daya serap terhadap yodium dan benzena, peningkatan kejernihan warna minyak jarak pagar dan minyak goreng kelapa sawit yang dijernihkan menggunakan arang aktif dari tempurung biji jarak. Hasil optimum diperoleh pada kondisi aktivasi menggunakan suhu 850oC. Penggunaan bahan kimia H3PO4 tidak berpengaruh terhadap sifat fisiko-kimia arang aktif. Oleh karena itu, pembuatan arang aktif dari tempurung biji jarak pagar hanya memerlukan suhu tinggi dan aliran uap panas. Hasil optimum dari penelitian ini menunjukkan rendemen 80,8% ; kadar air 1,7% ; kadar zat terbang 3,2% ; kadar abu 3,5% ; kadar karbon terikat 91,6% ; daya serap terhadap iodium 1061,2 mg/g ; daya serap terhadap benzena 24,8% ; peningkatan kejernihan minyak jarak pagar 1,8 %, sedang untuk minyak kelapa sawit 6,2 %. Seluruh sifat fisiko-kimia memenuhi standar SNI untuk arang aktif serbuk (SNI 06-3730-95).
Detail |
|
15 |
Teknologi Pembuatan Biodisel dari Minyak Biji Tanaman Jarak Pagar |
R. Sudradjat, Hendra A., W. Iskandar & D. Setiawan |
- Nama :
- Bidang Keahlian :
- Unit Kerja :
- Email :
|
|
2005 |
Jarak pagar (Jatropha curcas L.) adalah tanaman cepat tumbuh dan sangat toleran terhadap iklim tropis dan jenis tanah, sehingga sesuai untuk dikembangkan sebagai tanaman konservasi. Selain itu, minyak dari bijinya dapat digunakan sebagai bahan energi. Bahkan bagian lain dari tanaman ini dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan khusus. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui cara pembuatan biodisel dari minyak biji jarak pagar. Biodisel adalah bahan bakar minyak (BBM) dari minyak nabati untuk otomotif (mobil) dan disel generator. Pembuatan biodisel dilakukan dengan proses 2 tahap, tahap pertama adalah proses esterifikasi yaitu untuk mengubah asam lemak bebas menjadi metil ester. Tahap kedua adalah proses transesterifikasi yaitu untuk mengubah trigliserida menjadi metil ester. Proses 2 tahap ini dapat menurunkan kadar asam lemak bebas dari minyak jarak pagar dengan proses esterifikasi yang mana asam lemak bebas tersebut dapat menghambat konversi trigliserida menjadi metil ester pada proses transesterifikasi. Proses esterifikasi menggunakan metanol sebanyak 20% (v/v) secara konstan untuk setiap perlakuan, sebagai katalis digunakan H2SO4 2%. Proses transesterifikasi menggunakan metanol dalam jumlah yang bervariasi yaitu : 10, 20, 30, 40, 50, 60% (v/v) dan katalis yang digunakan adalah KOH 0,3%. Kedua tahap reaksi tersebut dilakukan pada suhu 60°C dan lama reaksi 90 menit. Sifat fisika kimia minyak jarak pagar yang diuji adalah bilangan asam, bilangan penyabunan, bilangan ester, kerapatan dan kekentalan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses 2 tahap yang dinamakan proses “estrans”, dibandingkan dengan proses satu tahap, mampu mengkonversi trigliserida menjadi metil ester dalam jumlah yang lebih banyak. Hal tersebut ditunjukkan oleh rendahnya bilangan asam dan kekentalan, yaitu pada konsumsi metanol optimum sebesar 40% (v/v). Angka konsumsi metanol sebesar 40% (v/v) tergolong tinggi, oleh karena itu diperlukan penelitian lebih lanjut yang lebih fokus pada upaya untuk menurunkan konsumsi metanol pada pembuatan biodisel dengan menggunakan proses “estrans”.
Detail |
|
16 |
Pengaruh Inokulasi Fungi Mikoriza Arbuskula Terhadap Pertumbuhan Bibit Jarak Pagar Di Pesemaian |
Ragil S. B. Irianto |
- Nama :
- Bidang Keahlian :
- Unit Kerja :
- Email :
|
Pusat Litbang Konservasi dan Rehabilitasi |
2009 |
Jarak pagar (Jatropha curcas L.) merupakan tanaman tahunan penghasil biofuel dengan rendemen 40-60%, sehingga tanaman ini berpotensi untuk dikembangkan di Indonesia dalam rangka menghadapi kelangkaan minyak akhir-akhir ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh inokulasi fungi mikoriza arbuskula (FMA) jenis Glomus sp1. dan Glomus sp2. pada pertumbuhan bibit jarak pagar umur tiga bulan di pesemaian. Penelitian ini didesain dengan rancangan acak lengkap dengan tiga perlakuan yaitu kontrol, Glomus sp1. dan Glomus sp2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa inokulasi Glomus sp1. dan Glomus sp2. pada bibit jarak pagar dapat meningkatkan pertumbuhan tinggi, diameter, dan berat kering bibit umur tiga bulan berturut-turut sebesar 19%, 27%; 31%, 18%; 153%, 173% dibandingkan dengan kontrol. Tingkat ketergantungan bibit jarak pagar terhadap Glomus sp1. dan Glomus sp2. antara 60% dan 63%.
Detail |
|
17 |
Silvikultur Tanaman Penghasil HHBK Potensial |
Tati Rostiwati, Sofwan Bustomi, Budi Leksono, Yeti Heryati, Encep Rahman, Asep Rohandi, Muchlisi, Cica Ali, Wahyu Catur Adinugroho, Sujarwo Sujatmoko, Abdurachman Syakur |
- Nama :
- Bidang Keahlian :
- Unit Kerja :
- Email :
|
Pusprohut |
2010 |
Kegiatan Penelitian Silvikultur Tanaman Penghasil Hasil Hutan Bukan Bukan Kayu (HHBK) ini dilakukan karena munculnya kekhawatiran terhadap semakin menurunnya keberadaan jenis-jenis pohon HHBK ( ) sebagai sumberdaya di hutan alam. Selama ini pemerintah belum menangani secara serius terhadap penelitian dan pengembangan HHBK ini, karena penelitian HHBK ini sifatnya hanya saja. Namun dengan melihat kondisi terkini, dimana semakin meningkatnya permintaan dan kebutuhan serta beragamnya manfaat produk-produk HHBK untuk bebagai jenis industri (seperti lak, kosmetik, farmasi, bioenergi), maka penyediaan bahan baku jenis-jenis HHBK perlu ditingkatkan melalui pembangunan Hutan Tanaman Jenis- Jenis HHBK. Namun kendala yang dihadapi untuk mewujudkan pembangunan hutan tanaman penghasil HHBK adalah kebutuhan IPTEK silvikultur dan teknologi pengolahan yang mudah diterapkan dan dikuasai oleh masyarakat sekitar hutan, disamping tata niaga produk HHBK yang belum jelas. Oleh karena itu kegiatan penelitian diprioritaskan pada tujuan mendapatkan paket informasi tempat tumbuh dan budidaya, paket informasi dan data IPTEK budidaya aplikatif dan analisis usaha budidaya HHBK potensial. Walaupun selama tahun 2007 – 2009 jenis HHBK yang diteliti masih terbatas, namun diharapkan dapat memberikan masukan ilmiah baru yang diperlukan untuk peningkatan upaya budidaya di wilayah sebaran jenis-jenisHHBKtersebut. Demikian Sintesis Silvikultur Tanaman Jenis HHBK Potensial ini dibuat untuk dapat dijadikan bahan masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
Detail |
|