No |
Judul |
Penulis |
Peneliti |
Unit Kerja |
Tahun |
Abstrak |
Dokumen |
1 |
Opini Masyarakat terhadap Fungsi Hutan Di Hulu DAS Kelara |
|
- Nama : Hasnawir, S.Hut, M.Sc, Ph.D
- Bidang Keahlian :
- Unit Kerja : Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar
- Email :
|
Balai Penelitian Kehutanan Makassar |
2012 |
Pertambahan jumlah penduduk dunia yang sangat pesat terutama yang terjadi di negara-negara berkembang seperti Indonesia membawa konsekuensi makin bertambahnya kebutuhan manusia yang harus dipenuhi. Kebutuhan sandang, pangan, dan perumahan (kayu) serta keanekaragaman fungsi hutan terus meningkat. Penelitian mengenai opini masyarakat tentang fungsi hutan dilaksanakan di hulu DAS Kelara Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan di Desa Paladingan, hulu DAS Kelara menunjukkan bahwa opini masyarakat terhadap harapan fungsi utama dari hutan adalah 40% responden menyatakan hutan diharapkan dapat berfungsi untuk pelindung tata air, sebanyak 32,5% responden menyatakan hutan diharapkan dapat berfungsi untuk mencegah bencana alam, 22,5% responden menyatakan hutan diharapkan berfungsi untuk produksi dan peningkatan kesejahteraan dan sebanyak 5,0% responden menyatakan hutan diharapkan memiliki fungsi lainnya seperti sumber kayu bakar. Opini masyarakat yang ada di hulu DAS tentang harapan fungsi hutan kemungkinan berbeda dengan masyarakat yang ada di bagian tengah dan hilir DAS. Namun demikian harapan terhadap fungsi hutan bagi masyarakat di hulu DAS dapat dijadikan sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam merumuskan suatu kebijakan pengelolaan hutan secara tepat di dalam suatu DAS.
Detail |
|
2 |
The Potential Of Forest Buffer To Prevent Stream From Water Pollutants:A Case Study In Grojokan Sewu Sub-Watershed, Karanganyar District, Central Java |
|
- Nama : Dr.Ir. Nining Wahyuningrum, M.Sc
- Bidang Keahlian :
- Unit Kerja : Balai Penelitian Teknologi Kehutanan Pengelolaan DAS
- Email : nining0709@yahoo.com
|
Balai Penelitian Teknologi Pengelolaan DAS |
2013 |
Population growth leads to water scarcity in terms of both quality and quantity. Agricultural and urban watersheds potentially produce more pollutantsthan forested area. It is considered that forested area has potential in storing and protecting water supply in such a way that water distribution and quality can be guaranteed. The objective of the study was to determine the relationship between the percentages of forested area in a watershed with the water quality. Thestudy was conducted in 2010 in GrojokanSewu Sub-watershed, Karanganyar District, Central Java. Using GIS (Geographic Information System), this sub-watershedwas divided into four sub-sub-watershedswith different percentages of forested areas. Water samples were collected in each sub-sub-watershedto find out the relationship between the forested area and the total dissolvedsolids, turbidity, sodium, nitrite, nitrate, sulfate and organic matters. The statistical analysis indicates relationships in quadratic form between sodium, nitrite, TDS, sulfate and organic matters with the percentage of forested area (R2 =0.99, R2=0.99, R2=0.98, R2=0.95 and R2=0.77, respectively). The relationships are different from those of turbidity and nitrate that have low (R2=0.28 and R2=0.36) values. It implies that the forested area is capable to reduce sodium, nitrite, TDS, sulfate and organic matters, and thus water pollutants can be reduced by forest formation as it can filter water through retention of sediments and nutrients.
Detail |
|
3 |
KARAKTERISTIK HIDROLOGI BERDASARKAN PARAMETER MORFOMETRI DAS DI KAWASAN TAMAN NASIONAL MERU BETIRI |
Agung B. Supangat |
- Nama :
- Bidang Keahlian :
- Unit Kerja :
- Email :
|
Balai Penelitian Teknologi Pengelolaan DAS |
2012 |
Karakteristik hidrologi sungai dalam daerah aliran sungai (DAS) selain dipengaruhi penggunaan lahan yang ada, juga dipengaruhi sifat dasar alami DAS yang disebut morfometri. Karakter alami morfometri DAS bersama-sama dengan faktor yang dapat diintervensi manusia akan mempengaruhi perilaku hidrologi seperti evapotranspirasi, infiltrasi dan aliran sungai. Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi karakteristik hidrologi berdasarkan parameter morfometri DAS di kawasan Taman Nasional Meru Betiri (TNMB). Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan deliniasi peta topografi skala 1:200.000, kawasan TNMB terbagi menjadi 16 sub-sub DAS dengan ukuran luas mulai 5 - 130 km2, delapan sub DAS diantaranya mengalir ke laut selatan Jawa. Karakteristik morfometri DAS di kawasan TNMB memperlihatkan bahwa sebagian besar daerah tangkapan airnya berpola radial, dengan bentuk DAS memanjang, dan sifat alirannya sepanjang tahun untuk sungai-sungai besar (luas DAS di atas lima km2). Sifat kerapatan drainase yang sedang dan indeks percabangan sungai 3-5 menyebabkan air banjir pada sungai-sungai besar tidak terlalu fluktuatif. Upaya pengelolaan kawasan perlu ditingkatkan untuk menjaga dan meningkatkan kontinuitas dan kualitas sumber daya air sungai dari kawasan TNMB
Detail |
|
4 |
Penerapan Model Answers Untuk Pendugaan Limpasan Dan Hasil Sedimen Pada Sub Das Kawasan Hutan Pinus Di Gombong, Jawa Tengah: Studi Pendahuluan |
Agung B. Supangat dan Sukresno |
- Nama :
- Bidang Keahlian :
- Unit Kerja :
- Email :
|
Balai Penelitian Teknologi Serat Tanaman Hutan |
2008 |
Perencanaan pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) di Indonesia saat ini masih menggunakan pendekatan model USLE (Universal Soil Loss Equation) dalam penilaian kekritisan lahan. Kelemahan model ini adalah hanya mampu memperkirakan besaran erosi, dan kurang memperhitungkan kondisi hidrologis secara detail. Oleh karenanya, diperlukan jenis model hidrologi lain yang dapat diterapkan secara lebih tepat dan akurat untuk menutupi kelemahan model yang ada, seperti model ANSWERS (Areal Nonpoint Source Watershed Environment Response Simulation). Penelitian ini bertujuan untuk menguji model ANSWERS untuk menduga erosi dan limpasan permukaan di sub DAS kawasan hutan pinus. Penelitian dilakukan di sub DAS Watujali dan Silengkong, Kecamatan Sempor, Kabupaten Kebumen. Hasil t-test menunjukkan bahwa limpasan langsung aktual (Q-act) dan prediksi (Q-prd) tidak berbeda nyata, namun memiliki selisih yang cukup besar. Sub DAS Watujali menunjukkan besarnya nilai Q-prd 576,0 mm; Q-act 494,5 mm; Besarnya erosi tanah perkiraan (E-prd) 1,21 ton/ha; dan erosi tanah aktual (E-act) 2,95 ton/ha. Di sub DAS Silengkong menunjukkan besarnya Q-prd 938,4 mm; Q-act 845,4 mm; erosi tanah prediksi 10,12 ton/ha; erosi tanah aktual sebesar 6,09 ton/ha. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa model ANSWERS belum dapat memberikan informasi yang akurat dalam perencanaan pengelolaan DAS. Sebelum dilakukan simulasi, disarankan adanya penambahan pasangan data kejadian hujan dan aliran untuk menjalankan model, sehingga hasil kalibrasi dan verifikasi model lebih sempurna. Dalam rangka mengeliminasi pengaruh distribusi curah hujan, disarankan untuk menambah stasiun curah hujan sehingga dapat meningkatkan akurasi data. Sebagai penutup, studi ini baru merupakan studi awal dalam rangka implementasi model ANSWERS untuk simulasi perencanaan pengelolaan DAS.
Detail |
|