Dientry oleh Puslitbang Hasil Hutan - 23 July, 2020 - 787 klik
Sukses di Cianjur, Teknologi Arang Terpadu akan Diaplikasikan di Sukabumi

" Arang Terpadu merupakan salah satu Iptek unggulan P3HH/FORPRO yang paling banyak diminati dan diadopsi oleh masyarakat. Arang Terpadu merupakan Iptek yang relatif sederhana dibanding yang lain sehingga sangat mudah diaplikasikan "

[FORDA] _Untuk meningkatkan produktivitas hasil pertanian di Kabupaten Sukabumi sekaligus tetap menjaga kualitas lingkungan, Dinas Pertanian setempat berencana mengaplikasikan teknologi Arang Terpadu yang dihasilkan Pusat Litbang Hasil Hutan (P3HH/FORPRO). Hal ini disampaikan Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi, Ir. Ina Sri Inayati Setiyawati, M.Si mewakili Kepala Dinas pada kegiatan Alih Teknologi Arang Terpadu yang digelar FORPRO di Aula Hotel Augusta Pelabuhanratu, Selasa (21/7/2020).

“Kami berharap kegiatan alih teknologi ini berlanjut menjadi sebuah kerja sama dalam mengaplikasikan teknologi arang terpadu sehingga mampu meningkatkan produktivitas hasil pertanian di Kabupaten Sukabumi dengan tetap menjaga kualitas lingkungan,” kata Ina.

Sebelumnya Ina mengungkapkan bahwa saat ini Kabupaten Sukabumi belum bisa mencapai target produksi pertanian. “Belum tercapainya target produksi ini, salah satunya penyebabnya adalah belum optimalnya produktivitas lahan perhektar,” ungkapnya.

Harapan tersebut sesuai dengan harapan P3HH/FORPRO yang disampaikan sebelumnya. FORPRO berharap bisa bersinergi dan mengembangkan jejaring pemanfaatan Iptek yang telah dihasilkannya dengan dinas pertanian dan dinas lingkungan hidup. FORPRO ingin Iptek hasil litbangnya bermanfaat dalam penyelesaian masalah, salah satunya dalam peningkatan produktivitas pertanian, sebagaimana yang sukses diterapkan di Cianjur.

Baca juga: Dukung Prinas, P3HH Kembangkan Aplikasi Arang Terpadu pada Demplot Tanaman Padi Organik di Cianjur

“Kami mencoba untuk bisa membumikan iptek yang sudah kami hasilkan ini kepada masyarakat agar bisa memberikan kemanfaatan yang tinggi dan juga bisa membantu untuk menyelesaikan berbagai permasalahan di lapangan sesuai dengan iptek yang kami miliki,” kata Pelaksana Teknis Kepala P3HH, Dr. Wening Sri Wulandari saat membuka acara.

Wening mengatakan, Iptek Arang Terpadu merupakan Iptek yang komprehensif, bisa menghasilkan asap cair, arang aktif dan arkoba (arang kompos bioktif). “Berbagai cerita sukses aplikasi arang terpadu telah banyak diukir. Kelompok Tani Wanita di Cianjur sukses mengembangkan asap cair secara komersial,” kata Wening.

Baca juga:P3HH Bangun Demplot Arkoba dan Cuka Kayu di Kab. Cianjur

Aplikasi arang terpadu juga dapat dimanfaatkan dalam bidang kesehatan. “Dalam rangka peduli pandemik COVID 19, FORPRO mengembangkan disinfektan dan handsanitizer berbasis asap cair yang diberi nama DISAIR,” ungkapnya.

 

Tentang Teknologi Arang Terpadu

Arang Terpadu merupakan salah satu Iptek unggulan yang paling banyak diminati dan diadopsi oleh masyarakat. Arang Terpadu merupakan Iptek yang relatif sederhana dibanding yang lain sehingga sangat mudah diaplikasikan.

Alat yang digunakan untuk membuat arang dan asap cair relatif sederhana, yaitu bahan yang banyak ditemui di sekitar kita seperti, drum dan bambu. FORPRO juga mengembangkan alat yang lebih modern dengan berbahan baku stainless steel, yang beberapa kali telah berhasil disempurnakan sehingga memberikan kinerja yang optimal.

Asap cair/wood vinegar adalah cairan yang dihasilkan dari proses kondensasi asap yang muncul saat pembuatan arang. Arkoba merupakan campuran arang dan kompos yang dihasilkan melalui proses pengomposan dengan bantuan mikroba lignoselulotik yang tetap hidup dan bertahan di dalam kompos.

Baca juga: Tungku Arang Terpadu, Teknologi Ramah Lingkungan Akan Diterapkan di KHDTK Parungpanjang

Ragam manfaat dari 3 produk arang terpadu tidak perlu diragukan lagi. Arang dapat digunakan sebagai penyaring air dan udara. Asap cair dapat dimanfaatkan antara lain sebagai biopestisida, hormon pertumbuhan tanaman, pengusir hama, dan bahan minuman kesehatan.

Menghadirkan dua peneliti utamanya yaitu Prof. (Ris) Gustan Pari dan Dra. Gusmailina, M.Si, alih teknologi ini dihadiri 56 peserta mewakili pemangku kepentingan, yaitu Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sukabumi, Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Sukabumi, Kepolisian Resort Sukabumi, Kodim 0622 Sukabumi, penyuluh, dan kelompok tani. Acara berlangsung mengikuti protokol pencegahan Covid-19.***

Penulis : TP
Editor : Risda Hutagalung