No |
Judul |
Penulis |
Peneliti |
Unit Kerja |
Tahun |
Abstrak |
Dokumen |
1 |
test judul |
aji |
- Nama : Ezrom Bato Rinding, S.Hut
- Bidang Keahlian :
- Unit Kerja : Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Manokwari
- Email :
|
FORDA |
2012 |
Detail |
|
2 |
sadssdsa |
asdsads |
- Nama : Abdullah Tuharea, S.Hut,
- Bidang Keahlian :
- Unit Kerja : Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Manokwari
- Email :
|
asdasd |
2323 |
Detail |
|
3 |
Konservasi Kepel (Stelechocarpus burahol (Blume) Hook.F & Thomson): Jenis Yang Telah Langka |
|
- Nama : Liliek Haryjanto, S.Hut, M.Sc
- Bidang Keahlian :
- Unit Kerja : Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan
- Email : like_ht@yahoo.com
|
Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan |
2012 |
Detail |
|
4 |
Struktur dan Sebaran Jenis-Jenis Suku Euphorbiaceae Di Cagar Alam Tangkoko, Bitung, Sulawesi Utara |
|
- Nama : Ady Suryawan, S.Hut
- Bidang Keahlian :
- Unit Kerja : Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Manado
- Email :
|
Balai Penelitian Kehutanan Manado |
2013 |
Euphorbiaceae merupakan suku dengan jumlah jenis terbanyak keempat dari lima suku tumbuhan berpembuluh di kawasan Malesia yaitu 1.354 jenis dari 91 marga. Beberapa referensi mengatakan sedikitnya 148 jenis memiliki potensi sebagai bahan obat alami. Cagar Alam Tangkoko merupakan kawasan konservasi dengan bentangan dari hutan pantai hingga hutan lumut di ketinggian 1.109 mdpl dan memiliki keragaman hayati yang cukup tinggi. Penelitian ini berhasil menemukan sedikitnya 11 jenis dari 7 marga suku Euphorbiaceae yang terdiri atas Acalypha caturus Bl., Antidesma celebicum Miq., Drypethes longifolia (Blume.) Pax.et.Hoffm.,Drypethes neglecta (Koord.) Pax.et.Hoffm., Glochidion philipicum, Glochidion celebicum, Macaranga mapa, Macaranga tanarius, Mallotus columnaris, Mallotus richinoides Muell.Arg., dan Melanolepis multiglandulosa
Detail |
|
5 |
Potensi Terumbu Karang Indonesia“Tantangan dan Upaya Konservasinya” |
|
- Nama : Diah Irawati Arini, S.Hut, M.Sc
- Bidang Keahlian :
- Unit Kerja : Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Manado
- Email :
|
Balai Penelitian Kehutanan Manado |
2013 |
Indonesia adalah negara kepulauan dimana dua per tiga wilayahnya merupakan lautan. Terumbu karang merupakan salah satu potensi sumberdaya perairan yang melimpah di Indonesia, karena secara ekologi terumbu karang hanya dapat tumbuh di wilayah beriklim tropis. Indonesia menempati peringkat teratas untuk luas dan kekayaan jenis terumbu karang. Lebih dari 75.000 km2 atau sebesar 14% dari luas total terumbu karang dunia. Terumbu karang berfungsi sebagai tempat hidup berbagai jenis biota laut, keberadaannya pun sangat peka terhadap perubahan. Kerusakan pada terumbu karang akan menimbulkan dampak pada kehidupan bawah laut karena adanya saling ketergantungan satu dengan yang lainnya. Kerusakan terumbu karang terdeteksi di 93 negara dari 109 negera yang memiliki kekayaan terumbu karang termasuk di Indonesia. Kerusakan yang terjadi sebagian besar diakibatkan oleh aktivitas manusia seperti kegiatan wisata yang melebihi daya dukung kawasan, adanya penggunaan racun ikan, polusi dan sedimentasi bahkan pemanenan terumbu karang secara besar-besaran. Untuk mencegah semakin berlanjutnya kerusakan yang terjadi, diperlukan sebuah kegiatan pengelolaan terumbu karang. Pengelolaan pada hakekatnya dilakukan dalam bentuk pengontrolan terhadap tindakan manusia untuk memanfaatkan terumbu karang secara bijaksana. Konsep Kawasan Konservasi Laut (KKL) merupakan salah satu usaha untuk melindungi terumbu karang dalam konteks struktur, fungsi dan integritas ekosistem serta mempertahankan keanekaragaman hayati pada semua tingkatan trofik dalam ekosistem
Detail |
|
6 |
Keragaman Jenis Tumbuhan Paku (Pteridophyta) di Cagar Alam Gunung Ambang Sulawesi Utara |
|
- Nama : Diah Irawati Arini, S.Hut, M.Sc
- Bidang Keahlian :
- Unit Kerja : Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Manado
- Email :
|
Balai Penelitian Kehutanan Manado |
2012 |
Cagar Alam Gunung Ambang merupakan salah satu kawasan konservasi di Sulawesi Utara yang tidak diragukan lagi menyimpan kekayaan flora dan fauna yang sangat beragam. Kelompok tumbuhan paku atau Pteridophyta merupakan salah satu potensi flora yang belum banyak diminati karena kurangnya data dan informasi mengenai keragaman jenis dan manfaatnya. Jenis tumbuhan ini memiliki penyebaran yang sangat luas di wilayah Indonesia. Tumbuhan paku memiliki keragaman jenis yang unik dan potensi pemanfaatan yang luar biasa misalnya untuk bahan pakan, pengobatan dan tanaman hias. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data dan informasi tentang keragaman jenis tumbuhan paku di kawasan CA. Gunung Ambang, serta potensi pemanfaatannya terutama oleh masyarakat sekitar kawasan. Penelitian ini dilakukan melalui kegiatan eksplorasi dengan mengumpulkan sebanyak mungkin jenis yang dijumpai dan tumbuh di dalam kawasan CA. Gunung Ambang. Identifikasi jenis tumbuhan paku dilakukan di Herbarium Bogoriensis LIPI. Hasil identifikasi selanjutnya dianalisis secara deskriptif dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan gambar. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat 41 jenis tumbuhan paku yang terdiri dari 19 famili. Jenis yang paling banyak dijumpai berasal dari famili Polypodiaceae sebanyak 8 jenis. Berdasarkan potensi pemanfaatannya, yang dapat dimanfaatkan sebagai tumbuhan hias sebanyak 9 jenis diantaranya Asplenium pellucidum Lam., dan Dipteris conjugata Reinw. Sebagai tumbuhan obat sebanyak 11 jenis diantaranya Lecanopteris carnosa (Reinw.) Blume. dan Selaginella plana (Desv.ex Poir) Hieron., sebagai bahan kerajinan sebanyak 1 jenis yaitu Gleichenia hispida Mett.ex Kuhn. dan sebagai bahan pangan sebanyak 5 jenis diantaranya Pteris mertensioides Willd dan Diplazium accendens Blume
Detail |
|
7 |
Asosiasi Eboni (Diospyros spp.) dengan Jenis-jenis Pohon Dominan di Cagar Alam Tangkoko Sulawesi Utara Bogani Nani Wartabone Sulawesi Utara |
|
- Nama : Anita Mayasari, S.Hut
- Bidang Keahlian :
- Unit Kerja : Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Manado
- Email :
|
Balai Penelitian Kehutanan Manado |
2012 |
Kayu hitam atau kayu eboni adalah jenis kayu yang bernilai ekonomi tinggi dan semakin langka pada habitat alaminya. Tingginya harga jenis kayu ini menyebabkan terjadinya exploitasi yang berlebihan di alam, padahal jenis pohon dari genus Diospyros ini termasuk kelompok jenis kayu dengan tingkat pertumbuhan yang lambat (slow growing species). Budidaya di luar habitat alami harus mempertimbangkan persyaratan tumbuh, termasuk interaksinya dengan jenis lainnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari asosiasi antara eboni (Diospyros spp.) dengan pohon-pohon dominan di kawasan Cagar Alam Tangkoko. Pengambilan contoh dilakukan pada dua lokasi yang berbeda berdasarkan ketinggian tempat tumbuh yaitu pada ketinggian < 500 m dpl dan ketinggian > 500 m dpl. Metode yang digunakan adalah metode kombinasi antara metode jalur dan metode garis berpetak. Pengamatan dilakukan pada vegetasi tingkat pohon (Ø ≥ 20 cm) dan tiang (Ø ≤ 10 cm). Analisis data menggunakan Analisis vegetasi untuk menghitung Indeks Nilai Penting (INP). Asosiasi dianalisis dengan metode Tabel Kontingensi 2 x 2, Uji Chi Square, dan Uji Indeks Ochiai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pasangan asosiasi (termasuk yang berasosiasi positif, asosiasi negatif maupun yang tidak berasosiasi) mempunyai derajat asosiasi yang sangat rendah. Artinya bahwa ada kecenderungan eboni (Diospyros spp.) yang terdapat di kawasan CA.Tangkoko tidak memiliki ketergantungan atau hubungan timbal balik secara sparsial dengan jenis pohon dominan yang menunjukan adanya toleransi untuk hidup bersama pada area yang sama, khususnya dalam pembagian ruang hidup sehingga jenis pohon dominan yang terdapat dikawasan ini tidak dapat digunakan sebagai pohon indikator tentang kehadiran atau keberadaan eboni (Diospyros spp.).
Detail |
|
8 |
Avifauna Penghuni Hutan Kobe Kawasan Taman Nasional Aketajawe Lolobata Provinsi Maluku Utara |
|
- Nama : Diah Irawati Arini, S.Hut, M.Sc
- Bidang Keahlian :
- Unit Kerja : Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Manado
- Email :
|
Balai Penelitian Kehutanan Manado |
2011 |
Halmahera merupakan pulau terbesar kedua di Kepulauan Maluku menyimpan potensi keanekaragaman satwa yang memiliki ciri lebih dekat dengan karakter fauna di kawasan Australia. Kehadiran Taman Nasional Aketajawe Lolobata merupakan sebuah konsep pelestarian ekosistem hutan yang dikhususkan pada konservasi terhadap jenis-jenis burung paruh bengkok di Provinsi Maluku Utara. Minimnya data dan informasi mengenai potensi hayati di wilayah ini membuat penelitian ini penting guna memperoleh validasi data terkait keanekaragaman fauna terutama jenis-jenis avifauna. Melalui pengamatan langsung dengan menggunakan metode jalur dan pemasangan jaring kabut (Mistnet), diperoleh hasil sebanyak 39 jenis burung, dimana 14 jenis diantaranya merupakan jenis endemik, 23 diantaranya adalah burung penetap dan dua lainnya merupakan jenis burung pengunjung. Habitat alami sebagai tempat hidup jenis-jenis burung di kawasan ini umumnya berada pada hutan sekunder serta pinggiran hutan dan hanya sebagian kecil saja yang dijumpai pada hutan-hutan primer.
Detail |
|
9 |
Keterkaitan Struktur dan Komposisi Vegetasi terhadap Keberadaan Anoa di Kompleks Gunung Poniki Taman Nasional Bogani Nani Wartabone Sulawesi Utara |
|
- Nama :
- Bidang Keahlian :
- Unit Kerja :
- Email :
|
Balai Penelitian Kehutanan Manado |
2011 |
Pulau Sulawesi merupakan wilayah yang memiliki keanekaragaman hayati yang sangat kaya yang sebagian besarnya adalah jenis endemik. Anoa (Bubalus spp.) merupakan salah satu mamalia yang saat ini sedang menjadi perhatian banyak pihak karena keberadaannya yang semakin terancam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur dan komposisi vegetasi di Kompleks Gunung Poniki, Taman Nasional Bogani Nani Wartabone serta kaitannya dengan keberadaan anoa pada kawasan ini. Pencatatan vegetasi menggunakan metode circular plot dengan data yang dikumpulkan meliputi semua jenis vegetasi yang terdapat di dalam plot lingkaran yang memiliki jari-jari 17,8 meter. Analisis data menggunakan uji korelasi antara variabel kerapatan, dominasi, dan keragaman pohon dengan jumlah jejak anoa yang ditemukan. Struktur sebaran kurva pohon di Kompleks Gunung Poniki menyerupai huruf “J” terbalik dan tingkat stratifikasi vegetasi tersusun atas stratum yang lengkap yaitu stratum A, B, C, D, dan E, Komposisi jenis di kawasan ini didominasi jenis Orophea sp. pada tingkat anakan pohon dan pohon muda dengan nilai INP sebesar 57.8% dan 51.7% , sedangkan pada tingkat pohon didominasi oleh jenis Calophyllum soulattri Burm.f (INP=32.1%). Selanjutnya dari hasil uji korelasi dapat diketahui bahwa ketiga variabel struktur dan komposisi vegetasi memiliki nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa variabel kerapatan, dominasi, dan keragaman pohon tidak mempengaruhi keberadaan anoa di kawasan ini.
Detail |
|
10 |
SEBARAN DAN KEPADATAN POPULASI SIAMANG (Symphalangus syndactylus Raffles, 1821) DI CAGAR ALAM DOLOK SIPIROK DAN SEKITARNYA , SUMATERA UTARA (Distribution and Density of Siamang Population (Symphalangus syndactylus Raffles, 1821) at Dolok Sipirok Natural Reserve and Surround Area, North Sumatra) |
|
- Nama : Rozza Tri Kwatrina, S.Si, M.Si
- Bidang Keahlian :
- Unit Kerja : Pusat Litbang Hutan
- Email : rozza_165@yahoo.co.id
|
Pusat Litbang Konservasi dan Rehabilitasi |
2013 |
Siamang (Symphalangus syndactylus Raffles, 1821) is a primate of Sumatra that currently threatened by high rate of habitat degradation. Most of the population distribution in the wild remains in the conservation and protection areas. Information of distribution and density of siamang at natural habit at is important in ex-situ conservation effort. This research was aimed to determine their distribution and estimating the density population at Dolok Sipirok Natural Reserve and surrounding area. Line transect method was adopted to estimate siamang population while group composition was predicted based on age phases. Results from this study revealed that siamang was recorded in and surround Dolok Sipirok Nature Reserve. They were mostly distributed in an altitude of 900-1,200 asl. About 81.8% group or individual were found in primary dry land forest and 9.1% were recorded in secondary dry land and along the river nearby the cultivation area. The estimated population density was 9.91±3.4 individual/km2, and CV value of 0.22.Size of the groups was 3.43 individu al/group with group density of 3.71group/km2. Age distribution indicates that infant and juvenile-1 were the lowest among other age classes.This research showed that siamang population at CADS and surrounding area potentially to decline in the future. Habitat restoration is urgently needed for in-situ conservation of this species
Detail |
|