No |
Judul |
Penulis |
Peneliti |
Unit Kerja |
Tahun |
Abstrak |
Dokumen |
1 |
Ujicoba Pengecambahan Vegetasi Pantai (Terminallia cattapa, Calopyllum inophylum L., dan Baringtonia asiatica) di Persemaian Permanen Kima Atas |
|
- Nama : Ady Suryawan, S.Hut
- Bidang Keahlian :
- Unit Kerja : Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Manado
- Email :
|
Balai Penelitian Kehutanan Manado |
2014 |
Diperkirakan Sulawesi Utara membutuhkan 9.870.093,33 bibit vegetasi pantai guna merehabilitasi kerusakan yang terjadi di ekosistem sempadan pantai mencapai 14.805,14 ha dan terluas pada kawasan berstatus APL 13.884 ha. Tujuan penelitian ini memberikan informasi tentang teknik pengecambahan vegetasi pantai di Persemaian Permanen Kima Atas, Manado. Rancangan Acak Lengkap disusun secara faktorial dengan ulangan sebanyak 3. Ketapang (T.cattapa) akan didapat viabilitas tinggi ketika terjadi fluktuasi suhu dan kelembaban yang tinggi yaitu dengan menggunakan media pasir, tanpa disungkup dan diletakan dibawah naungan 25 % dan terkena hujan. Keben (B. asiatica) melalui penyayatan dan pembusukan didalam karung yang ditempatkan dilokasi terbuka akan didapat viabilitas hingga 90 % dalam waktu 2 bulan. Nyamplung (C. inophyllum) membutuhkan pemecahan cangkang guna meningkatkan viabilitas dapat dilakukan dengan cara peretakan dan pengupasan merupakan cara terbaik.
Detail |
|
2 |
KEMAMPUAN Avicennia marina (Forsk.) Vierh. DAN Rhizophora apiculata Bl. DALAM PENYERAPAN POLUTAN LOGAM BERAT (Absorption Ability of Avicennia marina (Forsk.) Vierh. and Rhizophora apiculata Bl. in Heavy Metal Pollutants) |
|
- Nama : Ir. Endro Subiandono
- Bidang Keahlian :
- Unit Kerja : Pusat Litbang Hutan
- Email : endros57@yahoo.com
|
Pusat Litbang Konservasi dan Rehabilitasi |
2013 |
Heavy metal absorption by mangrove stands, species of Avicennia marina (Forsk.) Vierh. and Rhizophora apiculata Bl., has been conducted in two sites, namely fish pond area of Demak, Central Java and sea-shore area of Suwung, Bali. Some samples of polluted water, soils, mangrove plants, and aquatic-fauna were taken in a plotes tablished in different distance from source of pollutants, e.g. 0-500m, 500-1,000m, and >1,000m. Concentration of Mn, Zn, Cr, and Cd were analyzed from the samples. The results showed that water of ponds in Demak and outfall in Suwung contained low concentration of heavy metal and thus below threshold levels.However, these heavy metal saccumulated in the soil sediment substrates where A.marina and R.apiculata occurred. Concentrations comparison of Mn, Zn, Cr, and Cd in soil of embankmentwas 78: 13: 0.2: 1,while in the sea shore was 127 : 52: 2.2: 1. Decrease in the average concentration of heavy metals at a distance of 1,000 m from the source of pollutants in the fish pond was relatively small (12 %) and on the beach for an average of 55%. Most Mn and Zn were accumulated in the leaves and roots of A.marina, while Cr and Cd were distributed evenly In the plants . In R. apiculata, more Mn accumulated in the stems and leaves, while Zn was distributed evenly in the roots, stems, and leaves. R. apiculata was shown better capability in absorbing the four heavy metals compare with A. Marina. This research indicated that leaves could be best parameter of heavy metals absorption. The parameter determining the ability of better absorption of heavy metals based on the existing levels in the leaves. Heavy metals accumulation in a quatic fauna, namely milkfish (Chanos chanos), shrimp (Penaeus monodon), and crab (Uca pugnax), was low; and it was below threshold level.
Detail |
|
3 |
KANDUNGAN LOGAM BERAT DAN PLANKTON PADA EKOSISTEM TAMBAK BERMANGROVE DAN TAMBAK TANPA MANGROVE (Kasus di Tegal Tangkil, Cikiong, Poponcol, dan Kedung Peluk) (Content of Heavy Metals and Plankton in the Fish Pond of Mangrove and non - Mangrove Ecosystem (Case at Tegal Tangkil, Cikiong, Poponcol, and Kedung Peluk) |
|
- Nama : Nur M.Heriyanto, S.Hut
- Bidang Keahlian :
- Unit Kerja : Pusat Litbang Hutan
- Email : nurmheriyanto@yahoo.com
|
Pusat Litbang Konservasi dan Rehabilitasi |
2013 |
Research on the quality of fish pond in the mangrove and non-mangrove ecosystem has been conducted from July to December2011 at four research sites i.e: RPH Tegal Tangkil, RPH Cikiong, RPH Poponcol (under KPH Purwakarta-Karawang), and Kedung Peluk village Sidoarjo, East Java. The purpose of the study was to determine heavy metal content absorbed in mangrove, water, soil, and fish/shrimp speciment. Theresults indicated severe accumulation of Pb (lead), Cu (copper), and As (arsenic) that was found mostly on leaves (for Zn) and root (for Hg) of Avicenia marina (Forsk.) Vierh species. Accumulation of five contaminants (Cu, Hg, Pb, Zn, and As) was found on fish pond without mangrove vegetation. Highest content of Cu and Zn was found in RPH Tega Tangkil (650.33 ppm) and in Kedung Peluk, Sidoarjo (845.24ppm) respectively. In general, water quality of fish pond with mangrove vegetation was better than pond without mangrove vegetation. This was indicated by its water chemical and physical properties. Detergent content on fish pond without mangrove vegetation in Kedung Peluk and Poponcol was higher than standard quality allowed for fish cultivation. Content of Pb contaminant on fish was 6.60 ppm or three times higher than the maximum allowable level (two ppm). Pb content on shrim in the non-mangrove fish pond in RPH Tegal tangkil was 3.88 ppm. Zn accumulation on bandeng and mujair fish in Tegal Tangkil, Poponcol, and Kedung Peluk exceeded the maximum allowable level. Plankton diversity in the research site was considered under poor category as diversity index value (H ') is < 2. Uniformity index (E) of mangrove water in Tegal Tangkil and Kedung Peluk, Sidoarjo was relatively similar (0.175 and 0.172). Highest plankton dominance index was found in Tegal Tangkil 0.368.
Detail |
|
4 |
PERTUMBUHAN BAKAU (Rhizophora mucronata Lamk) DAN PRODUKTIVITAS SILVOFISHERY DI KABUPATEN KUPANG (Growth of Mangrove (Rhizophora mucronata Lamk) and Productivity of Silvofishery Units at Kupang Regency) |
|
- Nama : Muhammad Hidayatullah, S.Hut, M.Si
- Bidang Keahlian :
- Unit Kerja : Balai Penelitian Teknologi Hasil Hutan Bukan Kayu
- Email : dayat_kpg@yahoo.com
|
Balai Penelitian Kehutanan Kupang |
2013 |
Conversion of mangrove areas in Kupang Regency to fishpond, settlement, industry, tourism,and others has decreasedquality of mangrove ecosystem. Silvofisheryis an integrated model that considers both economically benefit and conservation. This research was aimed to determine the effect of silvofishery to fishpond productivity and environmental quality. This research sed descriptive quantitative methods. The observed parameter were salinity, pH, Chemical Oxygen Demand (COD), and Biological Oxygen Demand (BOD), lant growth and milkfish growth. Plots used in this research consisted of four demonstration plots (demplots) of silvofishery (e.g. A, B, C, D plots) with spacing variations of mangrove and three plotsfor measuring water quality, namely fishponds with mangroves, fishponds without mangroves, and ex-ponds with mangrove where fishwere no onger cultivated. Results showed that water of the three fishpond plots has low salinity (7-7.7%), pH neutral to slightly alkaline (7.8-8.8), polluted ater (COD= 98.2-172.9 mg/l, and BOD= 5.6-5.8 mg/l) but within the threshold. ilvofishery activities in Bipolo was feasible to develop and financially profitable, ccording to the value of BCR>1. Mean of plant growth and weight gain of milkfish in plots C higher than the plots A and B.
Detail |
|
5 |
POTENSI DAN NILAI MANFAAT JASA LINGKUNGAN HUTAN MANGROVE DI KABUPATEN SINJAI SULAWESI SELATAN |
Saprudin & Halidah |
- Nama :
- Bidang Keahlian :
- Unit Kerja :
- Email :
|
Balai Penelitian Kehutanan Manado |
2012 |
Hutan mangrove merupakan ekosistem utama pendukung kehidupan yang penting di wilayah pesisir dan lautan. Mempunyai fungsi ekonomi yang penting seperti, penyedia kayu, daun-daunan sebagai bahan baku obat-obatan dan lain-lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi dan nilai manfaat langsung dari hutan tanaman mangrove. Pengamatan terhadap potensi tegakan dilakukan dengan metode observasi lapangan melalui pembuatan petak ukur berukuran 10 m x 10 m untuk setiap tipe strata tegakan. Pengamatan pada masyarakat dilakukan melalui wawancara terhadap 30 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat pesisir Sinjai Timur telah memanfaatkan hutan mangrove secara langsung berupa kayu, buah dan daun bakau masing-masing sebanyak 67%, 20% dan 13%. kuantifikasi dan penilaian ekonomi dari pemanfaatan fungsi sumberdayahutan mangrove berupa manfaat kayu senilai Rp 7,85 juta/ha/th, buah bakau senilai Rp 2,04 juta/ha/th dan daun bakau senilai Rp 1,72 juta/ha/th secara keseluruhan sejumlah Rp 11,61 juta/ha/th. Perkiraan perolehan total nilai ekonomi manfaat langsung sumberdayahutan mangrove paling besar didapat dari produk kayu untuk bahan bangunan yaitu senilai Rp 847,27 juta/th, selanjutnya produk buah bakau sebagai sumber benih senilai Rp 779,28 juta/th, produk kayu bakar senilai Rp 584,80 juta/th dan paling kecil diperoleh dari daun bakau sebagai produk pakan ternak senilai Rp 292,40 juta/th.
Detail |
|
6 |
KOMPOSISI DAN STRUKTUR TEGAKAN, BIOMASA, DAN POTENSI KANDUNGAN KARBON HUTAN MANGROVE DI TAMAN NASIONAL ALAS PURWO |
N.M. Heriyanto & Endro Subiandono |
- Nama :
- Bidang Keahlian :
- Unit Kerja :
- Email :
|
Pusat Litbang Konservasi dan Rehabilitasi |
2012 |
Penelitian dilakukan pada bulan April sampai bulan Mei 2011 bertujuan untuk memperoleh informasi tentang keragaman, jenis, struktur tegakan dan kandungan karbon pada hutan mangrove, di Resort Bedul Taman Nasional Alas Purwo, Jawa Timur. Plot dibuat di tiga tempat diulang tiga kali, ukuran sub plot 10m x 10m. Hasil penelitian menunjukkan pada sepanjang sembilan km riverine mangrove tercatat 13 jenis yaitu, Rhizophora apiculata Blume, Rhizophora mucronata Blume, Bruguiera gymnorhyza (L). Savigny, Bruguiera cylindrica W.et.A., Avicennia marina L., Avicennia officinalis L., Cordia bantamensis Blume, Xylocarpus molucensis L., Xylocarpus granatum Koen., Heritiera littoralis Dryand. Aiton., Sonneratia alba Griff., Sonneratia caseolaris (L) Engl., dan Luminitzera littorea Voigl. Empat jenis mendominasi tegakan yaitu: B. cylindrica, dengan kerapatan 1367 pohon/ha, R. mucronata dengan kerapatan 1.033 pohon/ha, A. officinalis, dengan kerapatan 167 pohon/ha dan X. moluccensis, kerapatannya 167 pohon/ha. Tingkat semai didominir oleh jenis R. mucronata dengan kerapatan sebesar 2.500 batang/ha, sedangkan untuk tingkat belta pada semua plot tidak dijumpai. Biomasa dan kandungan karbon di lokasi penelitian didominir oleh jenis R. mucronata sebesar 217,22 ton/ha (108,61 ton C/ha, serapan karbon dioksidanya sebesar 398,60 ton CO2/ha), dan jenis B. cylindrica sebesar 115,66 ton/ha (57,83 ton C/ha setara 212,24 CO2/ha). Jenis A. officinalis sebesar 18,99 ton/ha (9,49 ton C/ha setara 34,83 CO2/ha), dan jenis X. Moluccensis sebesar 6,92 ton/ha (3,46 ton C/ha setara 12,70 CO2/ha).
Detail |
|
7 |
PENYERAPAN POLUTAN LOGAM BERAT (Hg, Pb dan Cu) OLEH JENIS-JENIS MANGROVE |
N.M. Heriyanto & Endro Subiandono |
- Nama :
- Bidang Keahlian :
- Unit Kerja :
- Email :
|
Pusat Litbang Konservasi dan Rehabilitasi |
2011 |
Penelitian penyerapan polutan di perairan oleh jenis-jenis mangrove dilakukan pada bulan Juli-Agustus 2010. Tujuan penelitian untuk memperoleh informasi mengenai jenis-jenis mangrove yang baik dalam menyerap polutan (merkuri/Hg, timbal/Pb dan tembaga/Cu). Penelitian dilakukan di tiga lokasi hutan mangrove, yaitu Blanakan Subang Jawa Barat, Cilacap Jawa Tengah dan Taman Nasional Alas Purwo Banyuwangi, Jawa Timur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya akumulasi terbesar Cu terdapat pada bagian akar dan batang. Pb terakumulasi pada bagian akar dan daun sedangkan Hg pada bagian batang dan daun mangrove yang dekat dengan sumber pencemar. Dalam menyerap zat pencemar, kemampuan jenis Avicennia marina (Forsk.) Vierh. lebih baik dari Rhizophora apiculata Bl. dan Ceriops tagal C.B. Rob. Hal ini ditunjukkan oleh akumulasi zat tersebut pada bagian pohon. Akumulasi Pb di Blanakan Subang pada jarak 0-500 m dalam udang (Penaeus monodon Fabricius, 1798) 16 kali lebih besar dibanding pada jarak > 1.000 m dari sumber pencemar, sedangkan pada ikan bandeng (Chanos chanos Forsskål, 1775) hanya tiga kali. Di Cilacap akumulasi Pb pada ikan blanak (Mugil cephalus Linnaeus, 1758) tiga kali; Cu 2,5 kali dan Hg delapan kali bila dibandingkan antara jarak 0-500 m dan > 1.000 m dari sumber pencemar. Kandungan Hg pada udang tiga kali lebih besar dibandingkan dengan ikan blanak di Taman Nasional Alas Purwo, yaitu sebesar 3,12 µg/kg.
Detail |
|
8 |
STATUS EKOLOGIS SILVOFISHERY POLA EMPANG PARIT DI BAGIAN PEMANGKUAN HUTAN CIASEM-PAMANUKAN, KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN PURWAKARTA |
Hendra Gunawan, Chairil Anwar, Reny Sawitri, dan Endang Karlina |
- Nama :
- Bidang Keahlian :
- Unit Kerja :
- Email :
|
Pusat Litbang Konservasi dan Rehabilitasi |
2007 |
Silvofishery diterapkan untuk meredam laju konversi illegal hutan mangrove menjadi tambak. Di satu sisi silvofishery diyakini mampu mengkombinasikan antara kepentingan konservasi mangrove dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitarnya. Di sisi lain dengan perubahan struktur, komposisi, dan luas vegetasi mangrove dikhawatirkan mengganggu fungsi ekologisnya. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi dari perubahan ekologis hutan mangrove yang telah dikonversi menjadi tambak dengan pola silvofishery (empang parit) dan tanpa silvofishery (tambak biasa). Analisis laboratorium dilakukan terhadap contoh substrat, air, plankton, dan benthos dari tiga lokasi penelitian (mangrove, empang parit, dan tambak biasa) untuk mengetahui sifat fisik, kimia, dan biologis. Pengamatan burung dilakukan dengan metode IPA (Indices Ponctuels d’Abundance). Hasil penelitian ini menemukan bahwa parameter kualitas air di tiga lokasi contoh (mangrove, empang parit, dan tambak biasa) relatif tidak berbeda mencolok, hanya air perairan mangrove lebih keruh. Substrat mangrove memiliki kandungan N, P, K yang lebih tinggi daripada empang parit ataupun tambak biasa. Sebaliknya tambak biasa mengandung bahan pencemar berbahaya merkuri (Hg) 16 kali lebih tinggi dari mangrove dan 14 kali lebih tinggi daripada empang parit. Pembukaan hutan mangrove menjadi empang parit telah mengubah struktur komunitas phytoplankton dan benthos. Sementara struktur komunitas zooplankton tidak banyak berubah. Struktur komunitas ikan liar di ketiga lokasi contoh sangat berbeda yang ditunjukkan oleh rendahnya nilai similarity index. Pada mangrove di empang parit dijumpai 13 jenis burung dengan nilai indeks keanekaragaman jenis Shannon (H’) 2,038, dan indeks keseragaman (e) 0,7944.
Detail |
|
9 |
Pengaruh Tinggi Genangan Dan Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan Anakan Rhizophora mucronata Lam. Di Pantai Barat Sulawesi Selatan |
Halidah |
- Nama :
- Bidang Keahlian :
- Unit Kerja :
- Email :
|
Balai Penelitian Kehutanan Manado |
2010 |
Rehabilitasi lahan mangrove telah banyak dilakukan dengan tingkat keberhasilan yang hanya sekitar 24,3%. Kegagalan ini banyak disebabkan karena besarnya ombak yang menerpa anakan mangrove yang baru ditanam, substrat dan tinggi genangan yang tidak sesuai. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jarak tanam dan ketinggian genangan terhadap pertumbuhan anakan Rhizophora mucronata Lam. Penelitian dilakukan secara acak kelompok dengan tinggi genangan dan jarak tanam masing-masing sebagai perlakuan terhadap jenis. Sebagai perlakuan tinggi genangan adalah 0-30 cm, 30-60 cm, dan 60-90 cm. Untuk jarak tanam yang digunakan adalah 0,5 x 0,5m2, 1 x 1 m2, 1 x 2 m2, dan 1,5 x 2 m2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengamatan selama enam bulan terhadap anakan R. mucronata Lam. menunjukkan adanya pengaruh yang nyata dari tinggi genangan terhadap persen tumbuh tetapi tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan tinggi dan pertumbuhan jumlah daun. Tinggi genangan yang memperlihatkan persen tumbuh yang paling tinggi adalah tinggi genangan 0-30 cm yakni sebesar 45% dan berbeda nyata dengan tinggi genangan 30-60 cm yang memperlihatkan persen tumbuh sebesar 32,26% dan tinggi genangan 60-90 cm sebesar 16,59%. Pengamatan selama enam bulan terhadap R. mucronata Lam. menunjukkan bahwa perlakuan jarak tanam 2 x 1,5 m2 berpengaruh nyata pada persen hidup dan sangat nyata pada pertumbuhan tinggi tetapi tidak berpengaruh pada pertumbuhan jumlah daun. Jarak tanam yang memberikan pengaruh yang nyata terhadap persen tumbuh adalah jarak tanam 2 x 1,5 m2 yaitu sebesar 98,88% dan berbeda nyata dengan jarak tanam 0,5 x 0,5 m2 sebesar 70,22%, 1 x 1 m2 sebesar 78,88%, dan 1 x 2 m2 sebesar 75,55 %. Jarak tanam yang memberikan pertumbuhan tinggi yang paling tinggi adalah jarak tanam 2 x 1,5 m2 yakni sebesar 5,4 cm dan berbeda sangat nyata dengan jarak tanam 0,5 x 0,5 m2 sebesar 1,56 cm, jarak tanam 1 x 1 m2 sebesar 2,22 cm, dan jarak tanam 1 x 2 m2 sebesar 1,77 cm
Detail |
|
10 |
Keragaman Dan Potensi Jenis Serta Kandungan Karbon Hutan Mangrove Di Sungai Subelen Siberut, Sumatera Barat |
M. Bismark, Endro Subiandono, dan N.M. Heriyanto |
- Nama :
- Bidang Keahlian :
- Unit Kerja :
- Email :
|
Pusat Litbang Konservasi dan Rehabilitasi |
2008 |
Penelitian yang dilakukan pada bulan Juni 2007 bertujuan untuk memperoleh informasi tentang besarnya potensi biofisik dan kandungan karbon pada hutan mangrove di Cagar Biosfer Pulau Siberut, Sumatera Barat. Analisis potensi biomasa, karbon, dan kesuburan tanah dalam tegakan mangrove dilakukan dalam dua plot seluas masing-masing 0,25 ha pada jarak 1.300 m dari garis pantai. Inventarisasi jenis mangrove dilakukan di tepi sungai sepanjang satu km dari sungai sepanjang dua km dengan vegetasi riverine mangrove. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 10 jenis pohon mangrove, yaitu Rhizophora apiculata Blume, R. mucronata Blume, Bruguiera cylindrica W.et.A., B. gymnorrhiza (L). Savigny, Xylocarpus granatum Koen, Barringtonia racemosa Blume, Ceriops tagal C.B Rob., Aegyceras corniculatum Blanco, Luminitzera littorea Voigl., dan Avicennia alba L. Hutan mangrove di lokasi penelitian mempunyai kadar C sebesar 23,22%, N sebesar 0,73%, Na dan K sebesar masing-masing 10,40 me/100 g dan 4,51 me/100 g yang termasuk kategori sangat tinggi, namun nilai P sebesar 3,94 ppm dan KTK sebesar 18,93 termasuk cukup rendah. Jenis yang mendominasi tegakan hutan mangrove adalah R. apiculata dengan kerapatan 80 pohon/ha,R. mucronata dengan kerapatan 28 pohon/ha, dan B. gymnorrhiza dengan kerapatan 12 pohon/ha. Biomasa tegakan di atas tanah dan kandungan karbon hutan mangrove yang terdiri dari jenis R. apiculata, R. mucronata, dan jenis B. gymnorrhiza cukup rendah, yaitu sebesar 49,13 ton/ha dan 24,56 ton C/ha, atau setara dengan 90,16 ton CO2/ha
Detail |
|