No |
Judul |
Penulis |
Peneliti |
Unit Kerja |
Tahun |
Abstrak |
Dokumen |
magnific-popuq |
Pengembangan Kaliandra (Calliandra calothyrsus) sebagai Kayu Energi |
|
- Nama : Ujang Wawan Darmawan, S.Hut
- Bidang Keahlian :
- Unit Kerja : Pusat Litbang Hutan
- Email :
|
Pusat Litbang Konservasi dan Rehabilitasi |
2012 |
Detail |
|
magnific-popur |
Kajian Potensi Dan Pemanfaatan Jenis Ganitri (Elaeocarpus Spp.) |
|
- Nama : Ir. Encep Rachman, M.Sc
- Bidang Keahlian :
- Unit Kerja : Balai Penelitian Teknologi Agroforestry
- Email :
|
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry |
2012 |
Detail |
|
magnific-popus |
Potensi Pangi (Pangium edule Reinw) Sebagai Bahan Pengawet Alami Dan Prospek Pengembangannya Di Sulawesi Utara |
|
- Nama : Diah Irawati Arini, S.Hut, M.Sc
- Bidang Keahlian :
- Unit Kerja : Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Manado
- Email :
|
Balai Penelitian Kehutanan Manado |
2012 |
Pangi atau kluwek (Pangium eduleReinw) merupakan jenis tumbuhan yang memiliki banyak potensi. Beberapa manfaat dari pohon pangi yang sudah dikenal oleh masyarakat umum adalah sebagai bahan obat-obatan, racun ikan, dan fermentasi dari daging yang terdapat dalam biji pangi digunakan sebagai bumbu masakan khas Indonesia yang sangat terkenal yaitu rawon. Seluruh bagian tumbuhan pangi mulai daun hingga akar mengandung racun yaitu asam sianida, namun dalam kadar yang berbeda-beda. Kandungan asam sianida tertinggi terdapat dalam daging biji yang ternyata dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengawet ikan dan daging. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk mengangkat potensi pangi sebagai bahan pengawet alami pengganti formalin dan menginformasikannya kepada masyarakat khususnya untuk masyarakat di Sulawesi Utara. Potensi perairan laut Sulawesi Utara sangat tinggi dan membawa impilkasi terhadap hasil perikanan lautnya, dan menjadikan Sulawesi Utara menjadi sentra pengekspor terbesar hasil laut seperti ikan tongkol (cakalang), ikan kerapu dan udang serta beberapa jenis lainnya ke negara-negara tetangga. Proses pengawetan ikan menjadi satu hal yang cukup penting untuk menunjang suksesnya usaha perikanan laut di Sulawesi Utara. Selama ini, untuk pengawetan ikan, masyarakat di Sulawesi Utara menggunakan metode cold storage dan pengasapan. Pangi menjadi salah satu solusinya sebagai bahan pengawet ikan yang cukup ampuh. Diharapkan kegiatan ini dapat diaplikasikan dan semakin memajukan sektor perikanan laut di wilayah Sulawesi Utara.
Detail |
|
magnific-poput |
Keragaman Jenis Bambu dan Pemanfaatannya Di Taman Nasional Alas Purwo |
|
- Nama : Anita Mayasari, S.Hut
- Bidang Keahlian :
- Unit Kerja : Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Manado
- Email :
|
Balai Penelitian Kehutanan Manado |
2012 |
Bambu merupakan salah satu tumbuhan monokotil yang memiliki keragaman mencapai 1.000 jenis dan telah banyak dimanfaatkan sejak ribuan tahun lalu. Taman Nasional Alas Purwo (TNAP) merupakan kawasan konservasi dengan ekosistem bambu yang cukup tinggi dan telah mengalami perambahan. Penelitian ini bertujuan untuk inventarisasi jenis-jenis bambu dan yang telah dimanfaatkan oleh masyarakat hutan. Pengambilan data dilakukan secara eksplorasi, wawancara dan studi pustaka. Hasil penelusuran literatur sedikitnya ada 13 jenis bambu di TNAP dan 4 diantaranya yaitu Bambusa spinosa, Schizostachyum blumei, Gigantochloa nigrocillata Kurz dan Gigantochloa apus Kurz telah dimanfaatkan masyarakat untuk kehidupan. Ada sembilan macam pola pemanfaatan yang dilakukan masyarakat yaitu untuk pembuatan bethek, congkok, lanjaran, bagang, usuk, reng, gedhek, tampah, dan rebung. Pola pemanfaatan bambu oleh masyarakat secara nyata menimbulkan dampak/gangguan ekologi pada bambu sehingga perlu dilakukan pengelolaan bentuk-bentuk pemanfaatan bambu oleh masyarakat demi menjaga keberlanjutan kelestarian Taman Nasional Alas Purwo sebagai salah satu kawasan konservasi di Indonesia
Detail |
|
magnific-popuu |
Strategi Pengembangan Iles-iles (Amorphophallus spp.) sebagai Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat |
|
- Nama : Eva Fauziah, S.Hut, M.Sc
- Bidang Keahlian :
- Unit Kerja : Balai Penelitian Teknologi Agroforestry
- Email :
|
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry |
2013 |
Iles-iles (Amorphophallus spp.) termasuk dalam jenis HHBK berupa umbi-umbian penghasil pati yang memiliki banyak kegunaan. Iles-iles di Provinsi Jawa Timur bahkan sudah menjadi salah satu jenis HHBK unggulan provinsi. Iles-iles di Kabupaten Kuningan banyak ditemukan di lahan hutan rakyat maupun hutan negara, namun sejauh ini belum dikembangkan dengan baik. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh informasi mengenai faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi perkembangan iles-iles dan memperoleh strategi pengembangan iles-iles. Penelitian ini dilakukan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat pada bulan Agustus sampai dengan bulan Desember 2009. Responden diambil secara sengaja yakni para pakar yang memahami tentang perkembangan iles-iles di Kabupaten Kuningan. Data dikumpulkan melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner dan wawancara mendalam. Data yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisis dengan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang termasuk faktor internal utama (kekuatan dan kelemahan) adalah dapat tumbuh di bawah naungan (0,661) dan pertumbuhan awal lama (0,700). Yang termasuk faktor eksternal utama (peluang dan ancaman) adalah kebutuhan ekspor masih sangat tinggi (0,792) dan jumlah bandar masih terbatas (0,803). Strategi yang terbaik untuk mengembangkan iles-iles di Kabupaten Kuningan adalah dengan memanfaatkan kekuatan dan peluang yang ada (strategi SO), melalui kemitraan dan kegiatan penyuluhan.
Detail |
|
magnific-popuv |
Ecology of A Medicinal Tree Bl Strychnos ligustrina, in Dompu District, West Nusa Tenggara Province |
|
- Nama : Ogi Setiawan, S.Hut, M.Sc
- Bidang Keahlian :
- Unit Kerja : Balai Penelitian Teknologi Hasil Hutan Bukan Kayu
- Email : o_setiawan@yahoo.com
|
Balai Penelitian Teknologi Hasil Hutan Bukan Kayu |
2012 |
Strychnos ligustrina Blume is one of the important non timber forest products (NTFPs) for medicinal purposes in Dompu District. Its existence in the natural habitat has been threatened by exploitation of local people. Local people are interested in domesticating the plant, but cultivation technology has not been developed yet. Ecological information is needed to support and guide the development and management of the plant. This study aims to investigate the site characteristics, distribution pattern, stand density, dominance and its association with other species. Nine sample locations had been set up in forest area of the Dompu District. The transect survey was used to determine spatial distribution of S. ligustrina. The environmental variables were measured in each sample location. The line plot sampling method was used for inventory of vegetation. The result shows that the species was distributed in forest area with the altitude of up to 300 m above sea level. The whole range of S. ligustrina in Dompu District broadly experienced a dry climate with 5-6 of dry months and 1,032 mm of mean annual rainfall. S. ligustrina was able to grow on land that is physically strenuous and very varied soil properties. Stand density of S. ligustrina seedling and sapling were higher than that of pole and tree. Spatial distribution of the plant was clumped, and had a high positive association with Schoutenia ovata and Grewia koordersiana S. ligustrina. was not the most dominant species in its habitat, but conservation effort is needed because of its rarity
Detail |
|
magnific-popuw |
KERAGAMAN JENIS DAN PEMANFAATAN TUMBUHAN BERKHASIAT OBAT OLEH MASYARAKAT SEKITAR HUTAN LINDUNG GUNUNG BERATUS, KALIMANTAN TIMUR (Diversity and Utilization of Medicinal Plants by Local Community around Gunung Beratus Protection Forest, East Kalimantan ) |
|
- Nama : Faiqotul Falah, S.Hut, M.Si
- Bidang Keahlian :
- Unit Kerja : Balai Penelitian Teknologi Kehutanan Pengelolaan DAS
- Email :
|
Balai Penelitian Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam |
2013 |
This research was aimed to obtain information and documentation about the usage of medicinal plants species by the tribe of Dayak around the Gunung Beratus Protection Forest area in Kutai Barat Regency, East Kalimantan. This research was conducted by a qualitative method. Purposive sampling was used to collect respondents. Data was collected by interviewing 12 key informers such us the elder of the tribe, traditional healer and midwives, and other people from Tanjung Soke, Gerunggung, Deraya, and Lemper village. The medicine plant specimens then collected in their habitat. Botanical identification was done in Herbarium Wanariset Samboja. This research collected data of 36 species medicinal plants belonging to 30 families used by local peopleto cure various diseases. Parts of the plants using as medicines were the leaves, roots, trunks or barks, fruits, seeds, and gums. The medicinal plants were processed by simple methods, such as pounding, dabbing, boiling, or soaking. Most medicinal plants were used by Dayak Benuaq tribe around Gunung Beratus Protection Forest also used by other communities in other parts of the world, and 18 species have medicinal chemical content scientifically.
Detail |
|
magnific-popux |
Proses Transesterifikasi pada Pembuatan Biodiesel Menggunakan Minyak Nyamplung (calophyllum inophyllum l.) yang telah dilakukan Esterifikasi |
R. Sudradjat, Sahirman, A. Suryani & D. Setiawan |
- Nama :
- Bidang Keahlian :
- Unit Kerja :
- Email :
|
Pusat Litbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan |
2010 |
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi proses pembuatan biodiesel dari minyak nyamplung dengan kualifikasi produk sesuai persyaratan Standar Nasional Indonesia (Anonim, 2006). Penelitian ini terdiri dari degumming, esterifikasi dan transesterifikasi. Optimasi proses transesterifikasi dilakukan dengan mencari kondisi optimum penggunaan rasio molar metanol-minyak dan konsentrasi katalis NaOH. Peneltian pengaruh variabel proses terhadap hasil transesterifikasi meliputi pengaruh suhu, kecepatan pengadukan, rasio molar metanol-minyak dan waktu reaksi transesterifikasi.
Proses transesterifikasi minyak nyamplung yang optimum diperoleh pada rasio molar metanolminyak 6:1, katalis NaOH 1% yang dilakukan pada temperatur transesterifikasi 60 C, waktu 30 menit dan kecepatan pengadukan 400 rpm. Sifat-sifat biodiesel hasil penelitian sebagian besar telah memenuhi standar Indonesia (Anonim, 2006) meliputi massa jenis, angka setana, titik nyala mangkok tertutup, korosi kepingan tembaga, air dan sedimen, temperatur distilasi 90%, kandungan belerang, kandungan fosfor, kandungan gliserol total, kandungan gliserol bebas, kandungan alkil ester serta angka iodium, sedangkan viskositas kinematik 40 C, residu karbon, titik kabut, abu tersulfatkan dan bilangan asam belum memenuhi standar.
Detail |
|
magnific-popuy |
Pembuatan Biodiesel Biji Kepuh dengan Proses Transesterifikasi |
R. Sudradjat, Yogie S., D. Hendra & D. Setiawan |
- Nama :
- Bidang Keahlian :
- Unit Kerja :
- Email :
|
Pusat Litbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan |
2010 |
Adanya tendensi peningkatan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia setiap tahunnya, sedang di pihak lain terjadi suplai yang semakin menurun. Hal ini menyebabkan kesenjangan yang semakin besar antara suplai dan permintaan BBM. Oleh karena itu, strategi nasional memfokuskan kepada produksi bahan bakar nabati (BBN) sebagai bahan bakar pengganti BBM. Kepuh (Sterculia foetida) adalah salah satu tanaman BBN yang berasal dari daerah hutan yang tersebar luas di Indonesia dan memiliki potensi untuk dibuat biodiesel sebagai pengganti BBM. Pada penelitian ini, optimalisasi reaksi transesterifikasi dilakukan pada minyak kepuh dengan variabel konsentrasi metanol dan KOH dengan evaluasi fokus kepada analisis bilangan asam, parameter kualitas lain seperti kadar air, viskositas kinematik dan densitas. Selain itu, dilakukan pengamatan terhadap perubahan keasaman minyak atau biodiesel selama penyimpanan, kemudian hasilnya akan dibandingkan dengan standar SNI. Biodiesel kepuh terbaik dihasilkan menggunakan metanol 20% dan KOH 1% dengan memberikan nilai bilangan asam 0,36 mg KOH/g, viskositas kinematik sebesar 4,28 cSt dan densitas 880,7 kg/m3 . Bilangan asam pada saat proses penyimpanan baik untuk minyak mentah, minyak hasil degumming maupun biodiesel, mengalami kenaikan yang signifikan.
Detail |
|
magnific-popuz |
Pengaruh Sumber Bibit terhadap Pertumbuhan Jamur Tiram |
Djarwanto & Sihati Suprapti |
- Nama :
- Bidang Keahlian :
- Unit Kerja :
- Email :
|
Pusat Litbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan |
2010 |
Budidaya jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) dengan media serbuk gergaji pada skala kecil dilakukan di Sukabumi, Jawa Barat. Media dibuat dari serbuk gergaji ditambah dedak 10%, kapur 1%, gips 0,4 % dan air bersih secukupnya. Media yang telah steril diinokulasi bibit dari tiga sumber, yaitu koleksi P3HH (A), petani Bogor (B) dan Sukabumi (C), yang diremuk dan sebagian dicolek. Media tersebut diletakkan pada posisi vertikal dan horizontal di ruang kultivasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan miselium pada media yang diinokulasi bibit B lebih lambat dibandingkan dengan bibit A dan C. Pertumbuhan miselium pada media yang diinokulasi bibit yang dicolek tidak berbeda dengan bibit yang diremuk. Pertumbuhan miselium pada media yang diletakkan pada posisi vertikal lebih cepat merata dibandingkan dengan yang diletakkan horizontal. Waktu awal panen dari media yang diinokulasi bibit C lebih cepat yaitu 34-35 harisetelah inokulasi dibandingkan dengan bibit A dan B 39-43 hari. Sampai umur 2 bulan setelah inokulasi, jumlah bobot tubuh buah terendah didapatkan pada media yang diinokulasi bibit C. Sedangkan hasil panen pada media yang diinokulasi bibit A dan B tidak berbeda nyata. Hasil panen dari media yang diinokulasi bibit yang diremuk hampir sama dengan yang dicolek. Sedangkan produksi jamur pada media yang diletakkan secara vertikal cenderung lebih tinggi dibandingkan pada media yang diletakkan secara horizontal.
Detail |
|