No |
Judul |
Penulis |
Peneliti |
Unit Kerja |
Tahun |
Abstrak |
Dokumen |
11 |
Penggunaan Peralatan Pemanenan Kayu yang Efisien pada Perusahaan Hutan Tanaman di Kalimantan Selatan |
Sona Suhartana & Yuniawati |
- Nama :
- Bidang Keahlian :
- Unit Kerja :
- Email :
|
Pusat Litbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan |
2008 |
Permintaan kayu yang semakin meningkat, tenaga kerja yang kurang serta kemajuan teknologi yang pesat, merupakan faktor yang mempercepat penggunaan peralatan mekanis dalam pemanenan kayu. Dengan banyaknya jenis dan tipe peralatan pemanenan kayu, perlu adanya perencanaan yang matang dalam penggunaannya. Penelitian dilaksanakan di satu perusahaan hutan tanaman industri (HTI) di Kalimantan Selatan pada tahun 2007. Tulisan ini mengetengahkan penggunaan peralatan pemanenan kayu yang efisien yang dianalisis berdasarkan batasan tebang tahunan maksimum yang dibolehkan (AAC), rencana produksi, dan realisasi produksi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Penggunaan peralatan pemanenan kayu yang efisien sebaiknya berdasarkan rencana produksi yang baik, yaitu untuk penebangan sebanyak 10 unit chainsaw, penyaradan 20 unit forwarder, muat bongkar 19 unit excavator, dan pengangkutan 61 unit truk; dan (2) Jumlah peralatan yang digunakan di lapangan untuk penebangan berlebih, sedangkan untuk penyaradan, muat bongkar, dan pengangkutan kurang. Kondisi ini mengindikasikan bahwa penggunaan peralatan pemanenan kayu di perusahaan tak teroganisir dengan baik terutama dalam hal jumlah untuk tipe operasi tertentu, sehingga tidak efisien.
Detail |
|
12 |
Uji Pengaruh Kadar Air Awal dan Kerapatan Kayu terhadap Penyerapan Rubinate oleh Sitka Spruce yang Dikeringkan dengan Energi Mikrowave |
Karnita Yuniarti, Jeff Hann, and Ismail Budiman |
- Nama :
- Bidang Keahlian :
- Unit Kerja :
- Email :
|
Pusat Litbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan |
2008 |
Penggunaan gelombang mikro direkomendasikan untuk meningkatkan permeabilitas kayu Sitka spruce. Akan tetapi, kayu yang diproses dengan gelombang mikro yang dipancarkan melalui aplikator terowong cenderung mengalami kerusakan struktur, terutama patahnya sel-sel jari-jari. Proses impregnasi kayu dengan resin, seperti rubinate, diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. Beberapa faktor perlu diperhatikan dalam proses impregnasi kayu dengan bahan kimia. Beberapa faktor internal kayu yang berperan adalah tipe noktah antar sel, kadar air kayu awal dan kerapatan. Penelitian dilakukan untuk menguji pengaruh kadar air awal dan kerapatan kayu Sitka spruce yang dikeringkan dengan gelombang mikroterhadap penyerapan rubinate. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa penyerapan rubinate lebih dipengaruhi oleh kadar air awal kayu dan tidak dipengaruhi oleh kerapatan kayu
Detail |
|
13 |
Kajian Pemanenan Jenis Ramin di PT Diamon Raya Timber |
Wesman Endom |
- Nama :
- Bidang Keahlian :
- Unit Kerja :
- Email :
|
Pusat Litbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan |
2008 |
Kajian ini dilakukan untuk mengevaluasi target volume tebangan kayu ramin tahun 2003 di PT DRT. Evaluasi dilakukan menggunakan metode French (1883). Hasilnya memperlihatkan volume tebangan untuk seluas 2.000 ha sekitar 9.104,3 m3 berasal dari sebanyak 3.672 pohon. Dari hasil penelusuran pada lokasi bekas tebangan diketahui penebangan dilakukan antara 5,75-14,61 pohon atau rata-rata 10,18 batang; dengan sekitar 1,3 – 4,0 batang di antaranya dari jenis kayu ramin. Sumber informasi lain memperlihatkan pohon ramin yang ditebang antara 5,65 - 7,22 batang/ha atau rata-rata 6 batang/ha. Besaran ini memperlihatkan bahwa perusahaan telah berusaha menerapkan prinsip kelestarian pemanenan di hutan alam. Kendati demikian untuk menambah tingkat kelestariannya maka penebangan pohon berdiameter besar perlu dibatasi, utamanya diperlukan untuk penyediaan pohon induk yang sangat penting sebagai sumber benih dan anakan alam masa mendatang
Detail |
|
14 |
Efisiensi Pemanfaatan Kayu Mangium pada Berbagai Teknik Penebangan, Sikap Tubuh dan Kelerengan Lapangan - Studi Kasus di Satu Perusahaan Hutan di Kalimantan Selatan |
Sona Suhartana & Yuniawati |
- Nama :
- Bidang Keahlian :
- Unit Kerja :
- Email :
|
Pusat Litbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan |
2008 |
Teknik penebangan yang tepat guna dengan memperhatikan sikap tubuh penebang serta kondisi kelerengan dapat menghasilkan produktivitas dan efisiensi pemanfaatan kayu yang tinggi serta biaya produksi yang rendah. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2007 di satu perusahaan hutan di Propinsi Kalimantan Selatan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh dari kelerengan (≤ 15% dan > 15%), sikap tubuh (jongkok, membungkuk dan berdiri), dan teknik penebangan (konvensional dan serendah mungkin) terhadap peningkatan pemanfaatan kayu mangium. Untuk menetapkan teknik penebangan yang disarankan kedua teknik penebangan dibandingkan dengan menggunakan analisis rancangan acak lengkap faktorial petak terbagi (split plot) 2x2x3.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Dengan menerapkan teknik penebangan serendah mungkin pada kelerengan ≤ 15% dan > 15% dengan sikap tubuh jongkok dan membungkuk dapat meningkatkan efisiensi pemanfaatan kayu sebesar 14,5% yang setara dengan Rp 5.140.642.080/tahun dan menurunkan tinggi tunggak sebesar 2,6 cm di mana tinggi tunggak terendah yang dapat dicapai adalah 10,1 cm; dan (2) Dilihat dari aspek produktivitas dan biaya produksi, penerapan teknik penebangan konvensional dengan sikap tubuh membungkuk pada kelerengan ≤ 15% adalah lebih baik daripada teknik serendah mungkin. Dengan demikian terbuka peluang bagi perusahaan untuk menerapkan teknik penebangan serendah mungkin.
Detail |
|
15 |
Pengaruh Penggunaan Dua Distribusi Uap Air Panas dalam Pembuatan Arang Aktif dari Serbuk Gergaji Kayu Campuran |
Djeni Hendra |
- Nama :
- Bidang Keahlian :
- Unit Kerja :
- Email :
|
|
2008 |
Dalam tulisan ini dikemukakan hasil penelitian pembuatan arang aktif dari arang serbuk gergaji kayu campuran. Pembuatan arang dilakukan dengan menggunakan tungku semi kontinyu. Arang yang dihasilkan direndam dalam larutan H3PO4 teknis pada konsentrasi 5% selama 24 jam, ditiriskan sampai kering udara, kemudian dimasukan ke dalam retort kapasitas 0,6 m3, selanjutnya dipanaskan pada suhu 700-800 0C. Untuk mempercepat kenaikan suhu di dalam retort, kedalamnya sewaktu-waktu dialirkan udara dari kompresor. Apabila suhu telah tercapai, dialirkan uap air panas selama 180 menit, dengan laju alir 1,5 - 2,5 m/s pada tekanan 4 bar, yang sebelumnya melewati ruang pemanas (heater chamber) pada suhu 400oC.
Rendemen arang aktif yang dihasilkan sebesar 56 - 78%, dengan sifat dan kualitas : kadar air 1,27 - 4,68%, kadar abu 9,78 - 11,06%, kadar zat terbang 8,64 - 10,84%, kadar karbon terikat 79,41 - 81,10%, daya serap terhadap uap benzena 12,56 - 16,91%, daya serap terhadap uap kloroform 12,38 - 22,83%, daya serap terhadap uap formaldehida 9,66 - 19,28%, dan daya serap terhadap larutan yodium sebesar 784,59 - 821,66 mg/g
Detail |
|
16 |
Ketahanan Alami Kayu Jati (Tectona Grandis l.f.) Asal Sulawesi Tenggara terhadap Rayap Tanah |
Mody Lempang dan Muhammad Asdar |
- Nama :
- Bidang Keahlian :
- Unit Kerja :
- Email :
|
Balai Penelitian Kehutanan Makassar |
2007 |
Salah satu penyebab utama rusaknya bangunan adalah serangan serangga. Kerugian ekonomi yang disebabkan oleh serangan serangga pada bangunan di Indonesia diperkirakan Rp.300 miliar setiap tahun. Penyebaran kayu jati di Sulawesi terutama di daerah Sulawesi Tenggara antara lain di Kabupaten Muna dan Kendari Selatan. Penduduk di Sulawesi Tenggara memiliki kepercayaan bahwa kayu jati dari Kabupaten Muna memiliki mutu yang lebih baik dari pada kayu jati yang berasal dari Kabupaten Kendari Selatan, sehingga mereka tidak suka menggunakan kayu yang berasal dari kabupaten Kendari Selatan untuk berbagai keperluan antara lain furnitur, rangka pintu, rangka jendela, tiang dan komponen bangunan lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketahanan alami kayu jati dari kedua kabupaten tersebut terhadap rayap tanah melalui pengujian laboratorium dan lapangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kayu jati yang diserang oleh rayap tanah hanya pada kayu gubal, sedangkan kayu teras tidak diserang. Kayu jati dari Kabupaten Kendari Selatan mengalami kehilangan berat lebih besar dari yang berasal dari Kabupaten Muna pada setiap kelas umur. Kehilangan berat kayu jati dari Kendari Selatan adalah 0,806 % (KU II) dan 0,905 % (KU III) dan dari Muna adalah 0,304 % (KU II) dan 0,132 % (KU III).
Detail |
|
17 |
Pelengkungan Rotan dengan Gelombang Mikro |
Krisdianto, Jasni & Osly Rachman |
- Nama :
- Bidang Keahlian :
- Unit Kerja :
- Email :
|
Pusat Litbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan |
2007 |
Salah satu penyebab besarnya limbah dalam pelengkungan rotan adalah proses plastisasi yang kurang tepat. Salah satu proses plastisasi bahan lignoselulosa yang akhir-akhir ini telah dikembangkan adalah pemanasan dengan cara radiasi menggunakan gelombang mikro (microwave). Teknologi ini relatif aman, bersih dan hemat energi. Tulisan ini mempelajari proses plastisasi dengan gelombang mikro pada 10 jenis contoh rotan bebas cacat berdiameter 20 mm dan panjang 30 cm sebagai perlakuan dalam pelengkungan rotan. Mesin gelombang mikro yang digunakan dalam penelitian ini adalah microwave oven SHARP R-240F dengan kekuatan 800 W yang dirancang untuk memanaskan/menghangatkan masakan dengan volume bidang radiasi 23 liter. Hasil penelitian menunjukkan pemanasan dengan gelombang mikro dapat meningkatkan kemampuan dan mengurangi limbah pelengkungan rotan. Waktu pemanasan rotan dengan gelombang mikro sebaiknya kurang dari 2 menit, karena pemanasan selama 3 menit mengakibatkan beberapa contoh uji hangus dan terbakar. Waktu pemanasan berpengaruh nyata terhadap kehilangan berat akibat banyaknya komponen dalam batang rotan yang menguap. Waktu pemanasan tidak berpengaruh nyata terhadap radius lengkung yang dicapai oleh potongan rotan. Pemanasan dengan gelombang mikro untuk pelengkungan rotan sangat potensial untuk dikembangkan
Detail |
|
18 |
Pemanfaatan Limbah Padat Industri Pulp untuk Pupuk Organik |
Sri Komarayati & Gusmailina |
- Nama :
- Bidang Keahlian :
- Unit Kerja :
- Email :
|
|
2007 |
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas pupuk organik dari limbah padat industri pulp, dalam rangka meningkatkan nilai tambah limbah. Penelitian pembuatan pupuk organik dilakukan selama dua bulan. Untuk mempercepat proses pengomposan digunakan aktivator hayati dengan dosis 10%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pupuk organik limbah padat industri pulp masih rendah terutama unsur hara makro seperti P 0,47 – 0,65% ; Ca 0,34 – 0,45% ; K 0,09 – 0,22% ; Mg 0,07 – 0,31% dann N 0,38 – 0,85%.
Untuk meningkatkan kualitas pupuk organik tersebut telah dilakukan pencampuran dengan bahan organik seperti pupuk kandang merk KARYANA, pupuk organik merk SUKOIJO, pupuk semi organik ZEOSUPER dan pupuk semi organik ZEOREA. Dari hasil pencampuran dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan unsur hara NPK. Perbandingan 10 bagian pupuk organik sludge : 1 bagian ZEOREA, dapat meningkatkan kadar N, P dan K menjadi 4,72% ; 2,90% dan 4,09%.
Detail |
|
19 |
Pembuatan Arang Aktif dari Limbah Pembalakan Kayu Puspa dengan Teknologi Produksi Skala Semi Pilot |
Djeni Hendra |
- Nama :
- Bidang Keahlian :
- Unit Kerja :
- Email :
|
|
2007 |
Penelitian ini bertujuan untuk membuat arang aktif dari limbah pembalakan hutan tanaman produksi kayu puspa (Schima wallichii), mengidentifikasi karakteristik arang aktif yang dihasilkan, mendapatkan konsentrasi H3PO4 dan waktu aktivasi arang aktif. Proses pembuatan arang aktif dilakukan dengan menggunakan retort kapasitas 100 kg arang yang dilengkapi dengan pemanas listrik pada suhu 700 °C, dan mengaplikasikan arang aktif terbaik pada pemurnian minyak goreng curah dan minyak goreng bekas.
Analisis karakteristik kualitas arang aktif menunjukkan bahwa penggunaan konsentrasi H3PO4 dan waktu aktivasi hanya berpengaruh pada rendemen, daya serap terhadap larutan yodium, daya serap terhadap uap benzena dan daya serap terhadap uap kloroform. Taraf perlakuan yang dapat menghasilkan arang aktif dengan kualitas terbaik yaitu konsentrasi H3PO4 5% dan waktu aktifasi selama 120 menit. Kombinasi taraf perlakuan ini menghasilkan arang aktif dengan rendemen 74,21%, kadar air 4,17%, kadar zat terbang 9,40%, kadar abu 4,37%, kadar karbon terikat 86,23, daya serap terhadap larutan yodium 938,54 mg/g, daya serap terhadap uap benzena 18,81%, dan daya serap terhadap uap kloroform 33,53%.
Arang aktif hasil produksi mampu menurunkan kadar asam lemak bebas, menurunkan bilangan peroksida dan meningkatkan kejernihan minyak goreng curah dan minyak goreng bekas. Taraf perlakuan terbaik untuk menjernihkan minyak goreng curah dan minyak goreng bekas yaitu pada konsentrasi arang aktif 1% dan waktu kontak 1 jam, mampu meningkatkan kejernihan minyak goreng curah 90,95% dan minyak goreng bekas 71,25%, menurunkan kadar asam lemak bebas pada minyak goreng curah 0,12% dan minyak goreng bekas 0,37% serta menurunkan bilangan peroksida pada minyak goreng curah 10 mg O2/100g dan minyak goreng bekas 17,60 mg O2/100 g.
Detail |
|
20 |
Pembuatan dan Pemanfaatan Arang Aktif sebagai Reduktor Emisi Formaldehida Kayu Lapis |
Gustan Pari, Adi Santoso dan Djeni Hendra |
- Nama :
- Bidang Keahlian :
- Unit Kerja :
- Email :
|
|
2006 |
Telah dilakukan penelitian pembuatan arang aktif dari serbuk gergajian kayu Acacia mangium Willd. Arang aktif yang dihasilkan digunakan sebagai reduktor emisi formaldehida pada perekat kayu lapis. Tujuan penelitian ini adalah untuk memanfaatkan limbah serbuk gergajian kayu mangium untuk dibuat arang aktif dan digunakan sebagai reduktor emisi formaldehida dalam perekat kayu lapis. Sebelum dibuat arang aktif, serbuk gergaji diarangkan dalam pada suhu 500oC. Arang yang dihasilkan diaktivasi secara kimia, fisika dan kombinasinya di dalam tungku baja tahan karat yang dilengkapi dengan pemanas listrik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas arang aktif yang terbaik diperoleh dari serbuk gergajian kayu mangium yang diaktivasi dengan cara kombinasi oksidasi gas dan kimia dengan rendemen sebesar 53 %, kadar air 4,33 %, kadar abu 8,17 %, kadar zat terbang 5,88 %, kadar karbon terikat 83,77 %, daya serap terhadap yodium sebesar 960,2 mg/g, metilien biru 135,0 mg/g, benzena 14,59 %, kloroform 28,96 % dan daya serap terhadap formaldehida sebesar 26,21%. Pencampuran arang aktif pada perekat kayu lapis mampu menurunkan emisi formaldehida pada perekat kayu lapis. Terbukti hasil uji emisi kayu lapis yang tanpa penambahan arang aktif sebesar 16,48 ppm sedangkan emisi yang dihasilkan dengan penambahan arang aktif sebanyak 5 % menjadi 15,36 ppm dengan tanpa mempengaruhi ketehutan rekat kayu lapis.
Detail |
|