No |
Judul |
Penulis |
Peneliti |
Unit Kerja |
Tahun |
Abstrak |
Dokumen |
61 |
PENGARUH TEKNIK PEMANGKASAN TANAMAN INDUK DAN KONSENTRASI IBA TERHADAP KEMAMPUAN PERAKARAN STEK PUCUK DAHU (Dracontomelon dao) |
Kurniawati P. Putri |
- Nama :
- Bidang Keahlian :
- Unit Kerja :
- Email :
|
Pusprohut |
2009 |
Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh tinggi pemangkasan tanaman induk dan penggunaan konsentrasi IBA terhadap kualitas perakaran stek pucuk dahu (Dracontomelon dao). Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap Faktorial dengan dua faktor, yaitu tinggi pemangkasan tanaman induk dari atas permukaan tanah (20 cm, 30 cm dan 40 cm) dan faktor konsentrasi IBA (kontrol, 50 ppm, 100 ppm). Pengamatan dilakukan terhadap persentase hidup, persentase berakar, jumlah akar dan panjang akar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampai umur 2,5 bulan tinggi pangkasan 40 cm pada tanaman induk dahu menghasilkan persentase hidup (64,44 %) dan berakar (61,11 %) yang terbaik. Penambahan hormon tumbuh IBA menghasilkan persentase hidup, persentase berakar dan jumlah akar yang lebih baik dibandingkan kontrol (tanpa hormon tumbuh). Hormon tumbuh IBA 100 ppm menghasilkan persentase hidup sebesar 57,78 %, persentase berakar 60,00 % dengan 11,42 buah akar. Interaksi antara tinggi pemangkasan 40 cm dengan hormon tumbuh IBA 50 ppm menghasilkan persentase berakar tertinggi yaitu sebesar 90 %.
Detail |
|
62 |
PERTUMBUHAN TANAMAN JATI (Tectona grandis L.f) DARI BERBAGAI RAS LAHAN DI PULAU MUNA |
Bintarto Wahyu Wardani dan/and Budi Santoso |
- Nama :
- Bidang Keahlian :
- Unit Kerja :
- Email :
|
Pusprohut |
2009 |
Uji ras lahan tanaman jati dilakukan di Tampo, Pulau Muna, Propinsi Sulawesi Tenggara. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap Berblok, dengan 7 ras lahan, 6 blok dan 25 tree plot pada setiap blok, tanaman berumur 18 bulan. Lokasi penelitian berada pada ketinggian 5 - 10 m dpl, suhu rata-rata 25 - 27° C dengan curah hujan tahunan 1.800 mm. Hasil penelitian ini menunjukkan rata-rata persen hidup berbeda sangat nyata, rata-rata persen hidup mencapai 49,33 - 82,67 %, persen hidup tertinggi ditunjukkan oleh ras lahan Tampo (82,67 %). Pertumbuhan tinggi dan diameter tanaman umur 18 bulan tidak berbeda nyata. Pertumbuhan tertinggi (118,23 cm) dan diameter terbesar (20,08 mm) dicapai ras lahan Bonea.
Detail |
|
63 |
METODE PENGUJIAN MUTU FISIK DAN FISIOLOGIS BENIH PULAI (Alstonia scholaris) |
Eliya Suita dan/and Nurhasybi |
- Nama :
- Bidang Keahlian :
- Unit Kerja :
- Email :
|
Pusprohut |
2009 |
Metode pengujian mutu benih di laboratorium dilakukan untuk mengetahui mutu benih, baik mutu fisik maupun fisiologis. Metode pengujian yang digunakan untuk kegiatan sertifikasi mengacu pada metode pengujian yang tercantum dalam ISTA (1999). Mutu fisik yang diteliti adalah berat 1000 butir dan kadar air benih, sedangkan mutu fisiologis dilihat dari hasil uji perkecambahan. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan metode pengujian mutu fisik dan fisiologis benih tanaman hutan yang dapat diaplikasikan. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis benih tanaman pulai (Alstonia scholaris). Media perkecambahan di laboratorium berupa kertas merang dan media di rumah kaca berupa pasir dan tanah (v/v) 1:1. Rata-rata kadar air pulai adalah 9,94%. Berat 1000 butir adalah 1,98 g dan jumlah benih/kg adalah sekitar 535.308 butir. Pengujian perkecambahan benih pulai yang terbaik adalah di rumah kaca.
Detail |
|
64 |
ANALISIS DAYA DUKUNG LAHAN DI KAWASAN PUNCAK KABUPATEN BOGOR |
Yunita Lisnawati dan/and Ari Wibowo |
- Nama :
- Bidang Keahlian :
- Unit Kerja :
- Email :
|
Pusprohut |
2009 |
Kawasan Puncak di Kabupaten Bogor telah ditetapkan sebagai kawasan andalan, kawasan konservasi tanah dan air, daerah wisata dan penyangga ibu kota Jakarta. Akan tetapi kawasan ini telah mengalami banyak perubahan penggunaan lahan yang mempersempit lahan pertanian dan dapat menurunkan daya dukung lahan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis besarnya daya dukung lahan di kawasan Puncak Kabupaten Bogor pada tahun 2005. Daya dukung lahan adalah jumlah penduduk yang dapat didukung atau disokong oleh suatu luas sumberdaya lahan pada lingkungan tertentu dalam keadaan makmur, sesuai dengan teknologi dan pengelolaan usahatani yang dilakukan petani. Analisis dilakukan dengan menggunakan rumus Bayliss-Smith yang diwakili oleh 3 desa contoh yaitu desa Gadog, Batulayang dan Sukakarya. Hasil perhitungan daya dukung menunjukkan daya dukung lahan di desa Sukakarya 84,48 jiwa/ha, desa Batulayang 40,90 jiwa/ha dan desa Gadog sebesar 35,65 jiwa/ha. Dengan angka kepadatan penduduk yang sesungguhnya yaitu desa Sukakarya 14,71 jiwa/ha, Batulayang 26,61 jiwa/ha dan Gadog 36,05 jiwa/ha, maka diketahui bahwa desa Gadog sudah melampaui daya dukung lahannya.
Detail |
|
65 |
UJI APLIKASI BEBERAPA BIOINSEKTISIDA DAN KOMBINASINYA TERHADAP SERANGAN HAMA ULAT KANTONG Pagodiella sp. PADA BIBIT Rhizophora apiculata DI PERSEMAIAN |
Asmaliyah dan/and Illa Anggraeni |
- Nama :
- Bidang Keahlian :
- Unit Kerja :
- Email :
|
Pusprohut |
2009 |
Penelitian efikasi beberapa bioinsektisida dan kombinasinya terhadap serangan hama ulat kantong Pagodiella sp. pada bibit mangrove dilakukan di persemaian Kebun Percobaan Kemampo, Sumatera Selatan dari bulan Desember 2001 sampai Maret 2002. Penelitian ini menggunakan rancangan tersarang (nested design) dalam pola acak lengkap dengan tiga ulangan. Perlakuan terdiri dari tiga tingkat interval penyemprotan tersarang dengan sebelas cara aplikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi insektisida mikroba B. thuringiensis var. kurstaki serotype 3a/3b dan B.t. var. kurstaki strain EG 2371 efektif dalam menekan serangan ulat kantong baik secara individual (pertambahan tingkat kerusakan masing-masing sebesar 8,98% dan 14,38%) maupun kombinasi (pertambahan tingkat kerusakan 11,36%). Aplikasi kombinasi insektisida mikroba B. t. var. kurstaki strain 3a/3b dengan ekstrak tanaman mimba juga efektif menekan serangan ulat kantong Pagodiella sp. (pertambahan tingkat kerusakan 14,92%). Kombinasi atau pencampuran kedua insektisida tersebut tidak menghasilkan efek sinergisme, sedangkan kombinasi antara insektisida botani mimba dan sirsak selain efektif menekan serangan ulat kantong Pagodiella sp., juga menghasilkan efek sinergisme.
Detail |
|
66 |
IDENTIFIKASI PENYAKIT PADA BIBIT JELUTUNG (Dyera costulata Hook. F) DI PERSEMAIAN |
Sri Utami, Asmaliyah dan/and Hengki Siahaan |
- Nama :
- Bidang Keahlian :
- Unit Kerja :
- Email :
|
Pusprohut |
2009 |
Penyakit merupakan salah satu permasalahan dalam pembibitan jelutung (Dyera costulata Hook.f). Penelitian ini dilakukan di persemaian Balai Penelitian Kehutanan Palembang, Sumatera Selatan yang bertujuan untuk menginventarisasi jenis penyakit, mengidentifikasi jenis patogen penyebab penyakit dan faktor yang mendukung timbul dan berkembangnya penyakit tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bibit jelutung terserang patogen Pyrenochaeta sp. Jenis penyakit yang menyerang bibit jelutung yaitu bercak daun. Faktor-faktor yang mempengaruhi timbul dan berkembangnya penyakit tersebut yaitu faktor lingkungan fisik.
Detail |
|
67 |
MODEL PERTUMBUHAN DIAMETER DAN TINGGI POHON LIMA JENIS DIPTEROCARPACEAE DI HUTAN PENELITIAN CARITA - BANTEN |
Sofwan Bustomi, Rinaldi Imanuddin dan/and Nina Mindawati |
- Nama :
- Bidang Keahlian :
- Unit Kerja :
- Email :
|
Pusprohut |
2009 |
Model pertumbuhan lima jenis Dipterocarpaceae dibuat dengan menggunakan model Alder (1980) yaitu Ln Y = a+b (1/A)k dan model-model lain yang tersedia dalam perangkat lunak Curve Expert versi 1.37 yaitu model Hoerl (Y = abXXc), Quadratic Fit (Y = a + bX + cX2 ), Gompertz ( Y = ae -eb-cX), Logistic (Y = a/(1+be-cX) , dan Exponential Association ( Y = a (1 – ebX), dan lain-lain; dimana, Y adalah peubah pertumbuhan diameter (cm) atau tinggi pohon (m); X adalah umur pohon (tahun); e adalah bilangan alam sebesar 2.718; a,b,c,d adalah koefisien regresi. Berdasarkan kriteria simpangan rata-rata relatif (SRR < 10%) dan simpangan agregatif relatif (SAR < 1%), dihasilkan model pertumbuhan diameter pohon dan tinggi pohon untuk masing-masing jenis yang diteliti.
Detail |
|
68 |
PEMUPUKAN NPK PADA TANAMAN Eucalyptus camaldulensis Dehnh DI LAHAN SAVANA, KABUPATEN SUMBA TIMUR, PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR |
I Komang Surata |
- Nama :
- Bidang Keahlian :
- Unit Kerja :
- Email :
|
Pusprohut |
2009 |
Tanah marginal di daerah savana pulau Sumba, Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) umumnya mempunyai kekurangan unsur hara makro seperti N, P, dan K. Untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman E. camaldulensis dalam rehabilitasi lahan kritis di daerah ini diperlukan pemupukan NPK. NPK adalah pupuk kompleks anorganik yang mengandung Nitrogen (N), Phosphor (P), dan Kalium (K) yang dikenal dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman pada tanah-tanah marginal. Penelitian bertujuan untuk mengetahui dosis optimum pemupukan NPK terhadap pertumbuhan tanaman E. camaldulensis di lapangan. Penelitian disusun dalam Rancangan Acak Kelompok dengan perlakuan 4 dosis pupuk NPK antara lain: 0, 50, 100, 150 g /pohon , yang terdiri 3 ulangan dengan 49 tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemupukan NPK nyata meningkatkan persen tumbuh dan tinggi serta tidak nyata meningkatkan diameter tanaman E. camaldulensis pada umur 15 bulan. Persen tumbuh dan tinggi tanaman yang terbaik dihasilkan dengan menggunakan konsentrasi pupuk NPK 50 g/pohon. Urutan persen tumbuh yang terbaik sampai terendah adalah pada perlakuan dosis : 50, 0, 100, 150 g/pohon, dengan nilai masing-masing persen tumbuh 67,35; 40,24; 18,36; 12,24 %. Pemupukan NPK lebih dari 50 g/pohon menyebabkan pertumbuhan tanaman lebih rendah dari pada kontrol.
Detail |
|
69 |
PENGARUH UKURAN BENIH TERHADAP PERKECAMBAHAN DAN PERTUMBUHAN BIBIT MINDI (Melia azedarach L.) |
Eliya Suita dan/and Megawati |
- Nama :
- Bidang Keahlian :
- Unit Kerja :
- Email :
|
Pusprohut |
2009 |
Pengadaan benih untuk meningkatkan keberhasilan penanaman memerlukan benih dalam jumlah dan mutu yang baik. Permasalahan yang terkadang muncul dalam rangka pengadaan benih adalah menentukan cara seleksi benih yang memiliki mutu fisiologis yang tinggi, salah satunya berhubungan dengan ukuran benih. Benih mindi (Melia azedarach) mempunyai ukuran bervariasi. Penelitian seleksi benih mindi dilakukan karena adanya dugaan bahwa benih berukuran besar memberikan keuntungan dilihat dari mutu fisiologis kerena persediaan cadangan makanan yang lebih mencukupi untuk perkecambahan. Terkait dengan hal tersebut telah dilakukan penelitian dengan tujuan mengetahui pengaruh seleksi benih berdasarkan ukuran dan berat terhadap perkecambahan dan pertumbuhan bibit mindi. Rancangan percobaan untuk analisa data didekati dengan rancangan acak lengkap, dimana faktor ukuran benih meliputi : a0 = kontrol (benih campuran), a1 = ukuran benih kecil ( panjang < 11 mm dan diameter < 6,5 mm), a2 = ukuran benih sedang ( panjang 11- 14mm dan diameter 6,5-8,5 mm), a3 = ukuran benih besar ( panjang >14 mm dan diameter >8,5 mm). Parameter yang diamati adalah daya berkecambah, kecepatan berkecambah dan indeks mutu bibit. Hasil penelitian menunjukkan daya berkecambah benih tanpa perlakuan (kontrol) mempunyai daya berkecambah sebesar 70,33 % dan benih besar (73.00 %) lebih baik dan berbeda nyata dibandingkan dengan ukuran sedang (55,00%) dan kecil (32,67%), dengan demikian semakin besar ukuran benih maka semakin tinggi daya berkecambahnya. Kecepatan berkecambah tanpa perlakuan (kontrol) mempunyai kecepatan berkecambah sebesar 0,4023 % KN /et mal, ukuran besar (0,4147 % KN /et mal) dan sedang (0,3063 % KN /et mal) memiliki nilai yang hampir sama dan tidak berbeda nyata. Ukuran benih sedang memiliki pertunbuhan tinggi bibit terbesar (13,98 cm) dan berbeda nyata dengan lainnya, tetapi untuk pertumbuhan diameter, ukuran benih sedang dan besar memiliki nilai yang sama (1,84 mm) dan berbeda nyata dengan ukuran benih lainnya. Dari penelitian ini disarankan seleksi benih untuk mindi sebaiknya didasarkan pada ukuran benih sedang dan besar, dengan tetap memperhatikan benih hampa dan terkena serangan hama dan penyakit.
Detail |
|
70 |
ANALISIS KOMPONEN VARIAN UJI KETURUNAN Melaleuca cajuputi subsp. cajuputi DI PALIYAN, GUNUNGKIDUL Jurnal Peneltian Hutan Tanaman, vol.5 Suplemen no.1, September 2008 |
Mudji Susanto |
- Nama :
- Bidang Keahlian :
- Unit Kerja :
- Email :
|
Pusprohut |
2008 |
Kebun benih uji keturunan Melaleuca cajuput subsp cajuput di Paliyan Gunungkidul dibangun dengan rancangan baris kolom (blok tidak lengkap = incomplete block design). Pada umur 23 bulan dilakukan evaluasi dengan mengukur tinggi pohon, diameter batang, rendemen minyak dan kadar 1,8-cineole. Analisis dilakukan dengan menggunakan model campuran, yaitu ulangan, kolom dalam ulangan, dan baris dalam ulangan sebagai pengaruh pasti (fixed effect) sedangkan provenans (grup) dan famili dalam provenans sebagai pengaruh random (random effect). Hasil analisis menunjukkan bahwa varian famili untuk sifat pertumbuhan dan minyak cukup tinggi. Varian provenans untuk rendemen sangat kecil, hal ini menunjukkan bahwa sumber asal benih tidak mempengaruhi rendemen minyak kayu putih.
Detail |
|