No |
Judul |
Penulis |
Peneliti |
Unit Kerja |
Tahun |
Abstrak |
Dokumen |
11 |
Kinetika Reaksi Transesterifikasi Minyak Biji Nyamplung (calophyllum inophyllum) Pada Proses Produksi Biodiesel |
Sahirman, A. Suryani, D.Mangunwidjaja, Sukardi dan R. Sudradjat |
- Nama :
- Bidang Keahlian :
- Unit Kerja :
- Email :
|
Pusat Litbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan |
209 |
Biodiesel adalah bahan bakar alternatif untuk mesin diesel yang dibuat dari minyak sayur, lemak hewan, atau minyak bekas melalui proses transesterifikasi dengan alkohol seperti metanol yang dapat digunakan secara langsung maupun dicampur dengan minyak diesel. Tujuan penelitian ini adalah menentukan kinetika reaksi transesterifikasi minyak biji nyamplung (Calophyllum inophyllum) pada proses pembuatan biodiesel. Kinetika transesterifikasi digunakan untuk membuat rancangan proses khususnya berkaitan dengan kinerja reaktor. Kinetika reaksi ditentukan pada nisbah molar metanol terhadap minyak 6:1, konsentrasi katalisator NaOH terhadap berat minyak 1%, kecepatan pengadukan 400 rpm, waktu 30 menit dan suhu 302K, 318 K, 333 K dan 343 K. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tetapan laju reaksi transesterifikasi orde satu pada suhu 302K, 318K, 333K dan 343K masing-masing berturut-turut adalah 0,0546 menit-1, 0,0663 menit-1, 0,0883 menit-1dan 0,1174 menit-1. Energi aktivasi (Ea) adalah 3870,5 cal/ mol dan laju reaksi transesterifikasi (rt) = 32,23 e( 3870,5 /RT)[ME]. Pada kondisi isotermal suhu 333K dengan harga k = 0,0883 menit-1, untuk mendapatkan metil ester sebesar 2,82 mol /liter atau 95,17% dibutuhkan 15,27 menit.
Detail |
|
12 |
Kualitas Filamen dan Benang Sutera dari Kokon Hasil Uji Coba Pengeringan dan Penyimpanan Menggunakan Alat Desain P3HH Bogor |
Efrida Basri, Kaomini & K. Yuniarti |
- Nama :
- Bidang Keahlian :
- Unit Kerja :
- Email :
|
Pusat Litbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan |
2009 |
Kokon segar memiliki masa simpan yang singkat untuk dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan benang sutera. Pupa dalam kokon akan tumbuh menjadi ngengat dalam waktu + 5 hari. Proses pengeringan tidak hanya akan mematikan pupa, tapi juga menurunkan kadar airnya. Akan tetapi, karena kokon yang telah kering masih mudah menyerap air kembali dari lingkungannya, maka diperlukan alat penyimpanan kokon untuk mempertahankan mutunya. Permasalahan yang dihadapi di lapangan selama ini adalah pengamanan terhadap kokon kering masih belum dilakukan dengan tepat. Kokon dimasukkan ke dalam karung bawang kemudian ditumpuk di ruangan terbuka yang kondisi suhu dan kelembabannya tidak diatur, sehingga selama penyimpanan kokon yang sudah kering akan menarik air kembali atau diserang jamur maupun serangga. Tujuan penelitian adalah mengamati kualitas filamen dan benang sutera dari kokon hasil uji coba menggunakan alat pengeringan EB-2005D dan penyimpanan EB-2007S yang didesain P3HH Bogor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas filamen maupun benang sutera dari kokon yang dikeringkan dan disimpan pada alat yang didesain P3HH Bogor lebih baik dibandingkan dengan kualitas dari kokon yang disimpan pada ruang yang tidak dikondisikan.
Detail |
|
13 |
Pengaruh Penggunaan Katalis Zeolit dalam Esterifikasi Terhadap Rendemen dan Kualitas Biodiesel Minyak Jarak Pagar (jatropha curcas L. |
Sudradjat , Agung Marsubowo, & Karnita Yuniarti |
- Nama :
- Bidang Keahlian :
- Unit Kerja :
- Email :
|
Pusat Litbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan |
2009 |
Esterifikasi merupakan salah satu tahapan dalam pembuatan biodiesel yang bertujuan untuk menurunkan nilai bilangan asam lemak bebas pada minyak nabati yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan biodiesel. Pada umumnya proses esterifikasi dilakukan dengan menggunakan katalis asam cair seperti HCl dan H2SO4. Katalis padat, seperti zeolit, berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut dalam proses esterifikasi minyak jarak pagar. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan zeolit sebagai katalis pada proses esterifikasi minyak jarak pagar terhadap rendemen dan kualitas biodiesel yang dihasilkan. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa zeolit teraktivasi dengan kadar 3% (b/b) dari minyak yang diesterifikasi memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai katalis pada proses esterifikasi minyak jarak pagar karena menurunkan kadar asam lemak bebas dalam minyak secara signifikan. Penggunaan ulang zeolit untuk proses esterifikasi minyak jarak pagar pada prinsipnya dapat dilakukan setelah zeolit dicuci dengan air atau alkohol, akan tetapi berpotensi menurunkan kualitas biodiesel yang dihasilkan.
Detail |
|
14 |
Kandungan Resin pada Kayu Gaharu Kualitas Rendah |
Jamal Balfas |
- Nama :
- Bidang Keahlian :
- Unit Kerja :
- Email :
|
|
29 |
Upaya penyempurnaan kualitas gaharu dengan cara memasukkan resin ke dalam kayu gaharu kualitas rendah telah dilakukan industri kayu gaharu nasional dalam empat tahun terakhir. Dalam upaya ini industri gaharu melulu menggunakan bahan kayu asal Irian dan pelarut etanol untuk menghasilkan resin melalui proses ekstraksi. Dalam penelitian ini dilakukan pengujian hasil resin dari beberapa jenis gaharu dengan menggunakan beberapa jenis pelarut. Bahan gaharu kualitas rendah yang berasal dari Irian, Jambi (Sumatra) dan Banjarmasin (Kalimantan) masing-masing diekstraksi dengan pelarut akuades, metanol dan etanol. Masing-masing bahan gaharu tersebut diidentifikasi secara anatomis untuk mengetahui otentitas jenisnya. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa bahan kayu asal Irian merupakan jenis Gyrinops sp., sedangkan bahan asal Jambi dan Banjarmasin merupakan spesies yang sama, yaitu Aqularia malaccensis. Hasil ekstraksi secara nyata dipengaruhi oleh faktor sumber kayu dan faktor jenis pelarut. Kayu asal Irian memiliki kelarutan lebih rendah dalam akuades panas, namun memiliki kelarutan lebih tinggi dalam ekstraksi dengan alkohol panas dibandingkan dengan hasil ekstraksi serbuk kayu asal Jambi dan Banjarmasin. Penggunaan pelarut etanol menghasilkan resin lebih banyak daripada penggunaan pelarut metanol dan akuades. Hasil penelitian ini secara umum sesuai dengan praktek ekstraksi yang dilakukan oleh industri gaharu, namun penggunaan pelarut metanol lebih disarankan untuk pekerjaan ekstraksi di masa mendatang.
Detail |
|
15 |
Pembuatan Arang Kompos Bioaktif (Arkoba) dari Limbah Penyulingan Nilam |
Ahmad Junaedi, Ahmad Rojidin & Eko Sutrisno |
- Nama :
- Bidang Keahlian :
- Unit Kerja :
- Email :
|
Balai Penelitian Teknologi Serat Tanaman Hutan |
2009 |
Uji coba beberapa dosis orgadec dilakukan untuk mengetahui dosis terbaik pada pembuatan arang kompos bio aktif (arkoba) limbah penyulingan nilam. Berdasarkan kandungan unsur hara dan efesiensi bahan orgadec, hasil penelitian menunjukkan bahwa, dosis 2,5 kg orgadec/100 kg ampas penyulingan daun nilam merupakan dosis terbaik untuk diaplikasikan pada pembuatan arkoba dari limbah penyulingan nilam.
Detail |
|
16 |
Golongan Senyawa Insektisida dari Ekstrak Bungkil Biji Jarak Pagar dan Uji Efektivitasnya |
R. Sudradjat, Novia Heryani & D. Setiawan |
- Nama :
- Bidang Keahlian :
- Unit Kerja :
- Email :
|
|
2008 |
Jarak pagar dapat menghasilkan minyak bahan bakar nabati, misalnya biodiesel. Pada pembuatan biodiesel dari ekstrak minyak tanaman ini dihasilkan limbah atau bungkil yang masih mengandung kadar protein kasar sekitar 27%, sehingga bisa digunakan sebagai pakan ternak, tetapi penggunaannya masih terbatas karena mengandung senyawa toksik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis kandungan racun dalam bungkil JC dan seberapa besar efefectivitasnya sebagai biopestisida. Pada penelitian ini telah berhasil didapatkan ekstrak yang memiliki aktivitas yang paling tinggi terhadap larva Crocidolomia pavonana instar II yaitu ekstrak n-heksana dengan rendemen 50,64%. Hasil uji efektifitas ekstrak nheksana pada konsentrasi 3% menunjukkan hasil tertinggi pada aktivitas penghambatan makan larva dan tingkat kematiannya (100%). Pemisahan menggunakan kromatografi kolom menghasilkan 3 fraksi aktif. Dari hasil analisis kromatografi gas, fraksi aktif ini terdiri atas 10 senyawa dan pola spektrum inframerahnya menunjukkan adanya gugus -NH, -C-H dari CH2 dan CH3, dan C=O, bobot molekul setiap senyawa pada fraksi aktif ini berkisar dari 281 sampai 486. Fraksi aktif I yang mengandung senyawa alkoloid dan terpenoid memberikan nilai efektivitas tertinggi dalam penghambatan aktivitas makan dari larva (90,04%) dan menghasilkan tingkat kematian 98%. Ekstrak n-heksana memiliki LC50 dan LC95 terendah atau paling efektif terhadap penghambatan kehidupan larva dibanding ekstrak lainnya.
Detail |
|
17 |
Pengaruh Umur, Posisi Batang dan Tingkat Kekeringan Terhadap Sifat Fisik dan Kualitas Pengeringan Bambu Andong |
Saefudin, Efrida Basri & Nurwati Hadjib |
- Nama :
- Bidang Keahlian :
- Unit Kerja :
- Email :
|
Pusat Litbang Peningkatan Produktivitas Hutan |
2008 |
Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh umur, posisi batang dan tingkat kekeringan terhadap sifat fisisk dan kualitas pengeringan bambu andong. Sifat fisik yang diuji dalam penelitian adalah kadar air segar, kerapatan dan penyusutan pada arah tebal dan lebar bilah batang pada tingkat kekeringan bambu. Metoda pengeringan yang digunakan adalah metoda pengeringan alami.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bambu andong utuh umur 3 tahun yang dikeringkan kualitasnya kurang baik dibandingkan dengan bambu yang berumur 5 tahun. Penyusutan dimensi pada bambu berumur 3 tahun, baik pada arah tebal maupun lebar bilah batang sangat tinggi, sehingga batang bambu yang dikeringkan menjadi keriput/kolap. Ini disebabkan pada bambu berumur 3 tahun, antara lain kadar air segar awal lebih tinggi, porsi berkas pembuluh lebih rendah, dan porsi parenkim lebih tinggi.
Detail |
|
18 |
Detoksifikasi dan Uji Toksisitas Akut Limbah Bungkil Biji Jarak Pagar Terhadap Tikus Putih |
R. Sudradjat, D.W Lussy & D.Setiawan |
- Nama :
- Bidang Keahlian :
- Unit Kerja :
- Email :
|
|
2008 |
Bungkil biji jarak pagar merupakan limbah dari produksi biodiesel. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa bungkil masih mengandung kadar protein yang tinggi sehingga dapat digunakan sebagai alternatif suplemen pakan ternak. Namun dikatakan juga bahwa bungkil biji jarak mengandung racun yang berbahaya seperti saponin, lektin (kursin), inhibitor tripsin dan ester forbol. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kandungan gizi, mendetoksifikasi racun dalam bungkil dan menguji toksisitas akut bungkil terhadap tikus putih. Analisis fitokimia menunjukkan bahwa detoksifikasi dapat mengurangi senyawaan saponin dan alkaloid contoh. Berdasarkan analisis proksimat, beberapa parameter seperti kadar abu, lemak dan gula pereduksi contoh dipengaruhi oleh detoksifikasi, sedangkan kadar air, protein dan serat kasar tidak dipengaruhi oleh detoksifikasi. Berdasarkan standar proksimat pakan ternak, ampas bungkil biji jarak cocok untuk pakan ruminansia. Uji toksisitas akut menunjukkan bahwa tidak ada kematian dari hewan coba, sehingga diduga LD50 di atas dosis 15 g/kg BB dan ampas bungkil biji jarak dapat digolongkan non toksik.
Detail |
|
19 |
Pengaruh Cara Penyulingan Terhadap Sifat Minyak Pohon Wangi |
Zulnely |
- Nama :
- Bidang Keahlian :
- Unit Kerja :
- Email :
|
|
2008 |
Pohon wangi (Melaleuca bracteata F. Muell.) termasuk famili Myrtaceae banyak tumbuh di negara bagian Quensland (Australia), merupakan salah satu pohon penghasil minyak atsiri. Di Indonesia jenis ini dikenal dengan nama “daun wangi” tetapi masyarakat belum banyak mengenal baik bentuk pohon maupun manfaatnya, sehingga potensi dan manfaatnya belum tergali secara optimal. Di Australia jenis ini terkenal dengan nama Black Ti-tree, River Ti-tree, atau Black Tea-tree. Minyak ini dapat digunakan sebagai campuran dalam industri wangi-wangian dan atraktan karena mengandung methyl eugenol lebih dari 70%, sehingga mempunyai bau yang lebih menyengat dibanding methyl eugenol yang dijual di pasar.
Terkait dengan hal tersebut, tulisan ini menyajikan hasil pencermatan pendahuluan cara penyulingan daun pohon wangi serta sifat minyaknya. Penyulingan daun tersebut menggunakan dengan dua cara yaitu sistem rebus dan sistem kukus. Minyak atsiri hasil penyulingan dianalisa rendemen dan sifat fisiko kimianya. rendemen minyak berkisar 2,02-2,12%; bobot jenis 1,0271-1,0361; indeks bias 1,5196-1,5216; bilangan asam 0,57-0,92; bilangan ester 17,77-15,72 dan methyl eugenol merupakan komponen utama minyak. Perbedaan cara penyulingan (rebus dan kukus) tidak mempengaruhi rendemen dan sifat fisiko kimia minyak. Cara rebus menghasilkan minyak atsiri dengan kandungan methyl eugenol (78%) lebih tinggi daripada cara kukus (50%).
Detail |
|
20 |
Peningkatan Pemanfaatan Kulit Ipoh sebagai Bahan Baku Barang Kerajinan |
Ina Winarni |
- Nama :
- Bidang Keahlian :
- Unit Kerja :
- Email :
|
|
2008 |
Kulit kayu ipoh merupakan salah satu komoditi HHBK yang potensial dan bermanfaat sebagai bahan baku pembuatan barang kerajinan. Pada awalnya kulit ipoh hanya dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan pakaian dan tali-temali oleh suku anak dalam Kubu, Jambi. Sesuai dengan perkembangan zaman, kulit ipoh digunakan sebagai kanvas melukis di Bali dan dapat ditingkatkan nilai tambahnya dengan mengolahnya menjadi cinderamata berupa produk barang kerajinan seperti : topi, tas, dompet, taplak meja, dan lain-lain sehingga mempunyai nilai ekonomis yang lebih tinggi.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemanfaatan kulit ipoh menjadi barang kerajinan oleh masyarakat setempat. Hasil penelitian menunjukkan komponen kimia kulit ipoh yang terdiri dari : kadar air berkisar antara 5-7%; kadar abu 3-10%; kadar pati 6-11%; kadar lignin 3-10%; kadar selulosa 55-58%; dan kelarutan dalam alkohol benzena 1:2 berkisar antara 4-5%. Sedangkan hasil analisis sifat fisik kulit ipoh adalah : tebal berkisar antara 1,2-1,8 mm; kekuatan tarik 59-299 N; kekuatan sobek 10-34 N; Mulur 16-37%; waktu serap 6-76 detik dan kapasitas serap berkisar antara 384-577%.
Berdasarkan ketebalan kulit, maka semua contoh uji dapat dibuat barang kerajinan dan contoh uji yang berasal dari diameter pohon 44,3 cm dan 51,5 cm dengan waktu pengeringan 1 hari dapat dibuat barang kerajinan berupa tas karena memiliki nilai kekuatan tarik dan kapasitas serap yang cukup tinggi.
Detail |
|