Dientry oleh BP2LHK Banjarbaru - 06 October, 2020 - 600 klik
RePeat dan CampPeat BP2LHK Banjarbaru Tarik Perhatian Korea Indonesia Forest Center

" Berbagai kegiatan penelitian telah dilaksanakan di KHDTK Tumbang Nusa. Di KHDTK ini juga digalakkan program RePeat yaitu menanam kembali di lahan gambut secara sukarela oleh pelajar, mahasiswa, instansi, perusahaan dan masyarakat umum. Termasuk juga pembangunan CamPeat sebagai sarana camping "

[FORDA] _Balai Litbang LHK (BP2LHK) Banjarbaru kembali membagikan pengalamannya dalam mengelola lahan gambut. Kali ini kepada Korea Indonesia Forest Center (KIFC) yang berkunjung ke sana, Selasa (29/09/2020). Dari paparan yang disampaikan, Director of KIFC, Mr. Lee Sung-gil sangat terkesan dan mengapresiasi apa yang telah dilakukan BP2LHK Banjarbaru, diantaranya RePeat dan CampPeat.

Baca juga: RePeat: Gerakan Inisiatif Rehabilitasi Lahan Gambut Bekas Terbakar

“Saya sangat terkesan dengan apa yang dilakukan BP2LHK Banjarbaru, termasuk kegiatan RePeat yaitu penanaman di lahan gambut secara sukarela yang melibatkan masyarakat luas,” ujar Lee yang sebelumnya meminta saran BP2LHK Banjarbaru, bagaimana cara memberdayakan masyarakat agar mendukung kegiatan rehabilitasi.  

Baca juga: Sampai Oktober 2017, Repeat KHDTK Tumbang Nusa: 11.000 Bibit Ditanam dan 11 Ha Direhabilitasi oleh 550 Relawan

“Demikian juga dengan pembuatan CampPeat sebagai sarana berkemah yang digagas BP2LHK Banjarbaru di KHDTK Tumbang Nusa,” lanjut Lee yang didampingi Indonesia Co-Director KIFC, President Director, Indonesia Branch of KIFC, dan salah satu Project Staff KIFC ini.

Baca juga: Siswa Asal Jepang dan Australia Ikut Nge-RePeat di KHDTK Tumbang Nusa

Untuk melihat langsung pengelolaan lahan gambut tersebut, Lee Sung-gil berencana akan berkunjung ke Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Tumbang Nusa pada bulan Desember yang akan datang.

Dari apa yang disampaikannya sebelumnya, diketahui bahwa tujuan kunjungannya bersama rombongan adalah dalam rangka studi banding terhadap pengelolaan lahan gambut yang telah dilakukan BP2LHK Banjarbaru. Ini akan menjadi masukan bagi KIFC yang saat ini melaksanakan proyek kegiatan di lahan gambut di Provinsi Jambi.

Baca juga: Prof. Gusti M. Hatta Apresiasi RePeat di KHDTK Tumbang Nusa yang Difasilitasi BPK Banjarbaru

Dalam sambutannya sebelumnya, Iskandar, S.Hut, MIL, selaku Plh. Kepala BP2LHK Banjarbaru menjelaskan, ada empat KHDTK yang pengelolaannya diberikan kepada BP2LHK Banjarbaru, salah satunya adalah Tumbang Nusa yang berada di lahan gambut.

“Berbagai kegiatan penelitian telah dilaksanakan di KHDTK Tumbang Nusa. Di KHDTK ini juga kami menggalakkan program RePeat yaitu menanam kembali di lahan gambut secara sukarela oleh pelajar, mahasiswa, instansi, perusahaan dan masyarakat umum. Termasuk juga pembangunan CamPeat sebagai sarana camping,” ungkap Iskandar.

Baca juga: RePeat Rehab DAS di KHDTK Tumbang Nusa, BP2LHK Banjarbaru Sekaligus Resmikan Fasilitas Tambahan

Diskusi semakin hangat ketika Prof. (Ris) Dr. Acep Akbar, peneliti dari BP2LHK Banjarbaru yang turut mendampingi, menjelaskan beberapa aspek terkait rehabilitasi lahan gambut yang jika dikelompokkan menjadi tiga yaitu rewetting, revegetation dan revitalization

Rewetting adalah semua kegiatan dan metode yang dilakukan dalam upaya menyeimbangkan sistem hidrologi lahan gambut dan mencegah terjadinya kekeringan tidak balik saat kemarau dengan cara menabat kanal-kanal besar,“ jelas Acep.

Baca juga: Integratif dan Manajemen Bahan Organik: Strategi Cegah Karhutla Rekomendasi BP2LHK Banjarbaru

Untuk revegetation, menurutnya hal-hal yang perlu dipelajari dan diketahui adalah pertama, bagaimana persiapan lahan tanpa bakar harus dilakukan yaitu menggunakan herbisida dan memanfaatkan bahan organik menjadi pupuk atau pelet. Kedua, mengetahui jenis-jenis potensial yang mampu langsung tumbuh (pionir) dalam hutan yang terbuka/terdegradasi, contohnya Shorea belangeran dan jelutung. Ketiga, membuat gundukan/surjan. Keempat, melakukan pemupukan yang bersifat slow release baik pupuk biologi maupun kimia dan organik. Terakhir yaitu melakukan pemeliharaan.

Terkait revitalization, Acep mengatakan perlu diketahui dan dipelajari bagaimana strategi memberdayakan masyarakat untuk meningkatkan kondisi ekonomi masyarakat tetapi ramah lingkungan, contohnya dengan pengembangan agroforestry di sekitar pemukiman penduduk.

Baca juga: Pentingnya Pengembangan Ekonomi Kreatif Lahan Rawa Gambut Berbasis Paludikultur

“Selain itu, mengacu kepada kearifan lokal di lahan gambut yang umum menjadi andalan adalah perikanan tangkap. Kemudian dengan membangun demontration plot, yaitu pembangunan tanaman tanpa bakar di desa-desa. Nah, semua upaya tersebut harus dilakukan secara terus menerus,” jelas Acep.

“Intinya harus membangun banyak demontration plot pembukaan lahan tanpa bakar dan melakukan pelatihan-pelatihan mengembangkan mata pencaharian ramah lingkungan tanpa menggunakan api. Dengan demikian lambat laun masyarakat akan mengikutinya,” saran Acep kepada tim KIFC terkait cara memberdayakan masyarakat agar mendukung kegiatan rehabilitasi.

Baca juga: Bupati Pulang Pisau dan PT. PJB UBJOM Pulang Pisau Nge-RePeat di KHDTK Tumbang Nusa

Kepada rombongan KIFC, Acep juga menjelaskan inovasi peralatan-peralatan pemadaman karhutla hasil litbang BP2LHK Banjarbaru yang telah mendapatkan 2 paten sederhana dari Kemenkumham RI.

Di akhir kunjungan, rombongan KIFC berkeliling melihat kawasan kantor BP2LHK Banjarbaru. Mereka sangat terkesan melihat mural pada beberapa bidang dinding kantor BP2LHK Banjarbaru serta sarana penelitian dan edukasi yang ada di arboretum, persemaian, edupark rusa, tanaman ulin, madu kelulut dan berbagai jenis anggrek di kompleks kantor BP2LHK Banjarbaru.***

Penulis : BP2LHK Banjarbaru
Editor : Risda Hutagalung